GMF Tawarkan Perbaikan Roda Pendaratan Lebih Cepat
Oleh
Maria Clara Wresti
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS - PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia Tbk, anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, kini mampu merawat dan memperbaiki roda pendaratan (landing gear) untuk tipe pesawat Boeing B-737 Next Generation dengan lebih cepat.
Jika sebelumnya perbaikan roda pendaratan memakan waktu 60 hari, kini tinggal 45 hari. Hal ini karena GMF sudah memiliki sendiri bengkel perawatan roda pendaratan dan memproduksi sendiri komponennya. "
Sebelumnya komponen selalu kami datangkan dari Safran, Singapura. Kini kami sudah mampu membuat sendiri," kata Direktur Bisnis & Base Maintenance GMF Tazar Marta Kurniawan, saat meresmikan Landing Gear Shop di GMF, Tangerang, Kamis (11/10/2018).
Karena sudah mampu memproduksi komponen sendiri, GMF tidak perlu lagi mengirim bagian-bagian yang rusak untuk diperbaiki di Singapura. "Semuanya dikerjakan di sini sehingga lebih cepat dan lebih murah karena biaya SDM di sini juga lebih murah daripada di Singapura," kata Tazar.
Dia menjelaskan, kapasitas yang dimiliki GMF untuk roda pendaratan adalah 25 set roda atau 75 kaki roda per tahun. Saat ini GMF sedang mempersiapkan diri untuk bisa memperbaiki dan merawat roda pendaratan dari Airbus A320. "Saat ini SDM kami sedang berlatih di Singapura. Awal tahun depan, mulailah kami menerima perawatan roda Airbus A-320," ujar Tazar.
Dengan memiliki bengkel perawatan roda pendaratan, maka fasilitas yang dimiliki GMF kian lengkap. Dari perawatan dan perbaikan rangka pesawat, mesin, dan roda pendaratan. Bengkel perawatan roda baru dibuka karena permintaan untuk perawatan roda pendaratan semakin tinggi saat ini. Pesawat Boeing B737 NG yang mulai didatangkan ke Indonesia 10 tahun lalu, saat ini memasuki jadwal perawatan roda pendaratan berkala 10 tahunan.
Selain mempersiapkan diri untuk perawatan roda pesawat jenis Airbus A320, GMF juga sedang mempersiapkan diri untuk merawat pesawat baling-baling, termasuk untuk militer. Namun perawatan pesawat baling-baling ini akan dikerjakan bersama dengan Merpati Maintenance Facility (MMF) di Sidoarjo, Jawa Timur.
"Kerja sama GMF dengan MMF sudah dimulai sejak dua tahun lalu. Sekarang kami sedang menunggu hasil audit dari EASA (Eropa) untuk MMF. Jika sudah keluar, maka kami sudah bisa membuka perawatan untuk pesawat baling-baling termasuk helikopter dan militer," jelas Tazar.
Sementara itu Komisaris Utama Garuda Indonesia Agus Santoso mengatakan sangat gembira dengan kemampuan yang dimiliki GMF. "Terlebih saat ini, dimana nilai tukar dollar sangat kuat, apa yang dihasilkan GMF akan sangat berarti. Kebutuhan perawatan pesawat sangat tinggi, dan perawatan pesawat selalu ditransaksikan dalam dollar. GMF menjadi penyumbang penghasilan dollar yang cukup besar bagi Garuda," kata Agus.
Dia juga mengatakan sangat menanti hasil audit dari EASA untuk MMF. Jika hasil auditnya bagus, maka kolaborasi GMF dan MMF akan lebih kuat dalam meraih pangsa pasar pesawat baling-baling di Indonesia.