Noor Daoud, Perempuan Pebalap Palestina yang Memukau Penonton
Oleh
Retno Bintarti
·2 menit baca
Di antara peserta lomba drifting, Noor Daoud merupakan satu-satunya perempuan. Penampilannya membuat penonton kagum. Ia memang bukan perempuan pada umumnya.
“Sejak kecil saya biasa main sepak bola atau tenis dengan anak laki-laki,” katanya di sela-sela lomba mobil di Sharm el-Sheikh, Mesir, sebagaimana ditulis kantor berita AFP, Rabu (10/10/2018).
Lomba mobil kini mendominasi hidup perempuan berusia 27 tahun itu. Noor sangat piawai di balik kemudi, membawa kendaraan berlari kencang di arena lomba, kemudian mengerem sehingga mobil melintang dengan bunyi ban beradu aspal.
Di arena balapan di kota peristirahatan Sharm el-Sheikh, terlihat kendaraannya dibawa zig-zag, menghindari pembatas. Asap putih muncul saat dia menginjak rem sambil membanting kemudi.
"Dia satu-satunya perempuan,” tutur seorang penonton yang merupakan penggemar drifting. Dalam lomba ini, peserta dinilai oleh panel profesional atas gaya dan keterampilannya mengemudi dengan mempertimbangkan kecepatan.
Noor dalam kompetisi itu tak berhasil melanjutkan lomba pada babak kedua karena mesin mobilnya rusak. Meski demikian, dia mendapat piala sebagai satu-satunya peserta perempuan.
Noor berharap perempuan-perempuan Arab lainnya bisa ikut dalam kompetisi profesional. "Ayo gadis-gadis Arab, perlihatkan kepada dunia bahwa kita juga mengejar mimpi-mimpi kita,” katanya. Kini memang lebih banyak lagi perempuan Arab dalam dunia balap mobil, termasuk empat perempuan Palestina yang tampil bersama Noor dalam film dokumenter “Speed Sisters”.
Noor sudah lebih dari sepuluh tahun belajar mobil. Ibunya yang mendukung ambisinya memperbolehkan Noor meminjam mobilnya. Dia semula belajar keterampilan melakukan drift di Palestina pada 2010, lalu melanjutkannya di Dubai, tempat sekarang dia bermukim.
“Pada mulanya di Palestina, orang mengatakan ‘apa yang kamu lakukan? Olahraga ini untuk laki-laki’,” ungkap Noor menceritakan peristiwa sekian tahun lalu.
Ayo gadis-gadis Arab, perlihatkan kepada dunia bahwa kita juga mengejar mimpi-mimpi kita.
Pendapat orang tersebut tidak dipedulikannya. Ia yakin kalau berhasil, toh orang akan menghormati dirinya.
Namun, bagi Noor Daoud, drifting atau keterampilan menjalankan kendaraan dengan gaya tertentu, bukan sekadar olahraga dan tontonan. “Kami berada dalam pendudukan sehingga hal ini membantu kami. Ini membantu saya mengemudi, merasa bebas,” katanya merujuk pada Palestina yang diduduki Israel sejak tahun 1967.
“Saya ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa hanya karena wilayah kami diduduki, tidak berarti kami akan terperangkap di dalam rumah,” ucapnya. (AFP)