JAKARTA, KOMPAS — British Council, British Embassy Jakarta, dan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia menyelenggarakan "Wallacea Week 2018" yang akan dimulai Kamis (11/10/2018) sampai Rabu (17/10/2018) di gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta. Acara ini merupakan rangkaian peringatan 150 tahun buku naturalis asal Inggris, Alfred Russel Wallace, yang berjudul The Malay Archipelago. Kegiatan ini mengambil tema "Merawat Wallacea, Merawat Indonesia".
Acara yang terbuka untuk umum ini akan menampilkan sejumlah seminar, bedah buku, pemutaran film, dan pertunjukan seni. Di lokasi acara akan menampilkan seni menenun kain yang akan menghadirkan sejumlah penenun dari Nusa Tenggara Timur. Selain itu, ada pula sesi jamuan makanan khas di kawasan Wallacea.
"Daerah Wallacea menjadikan Indonesia pemegang peran penting dalam isu keberagaman. Indonesia perlu terus melanjutkan peran ini agar dapat menginspirasi tidak hanya masyarakat Indonesia sendiri, tetapi juga seluruh dunia untuk secara aktif menggali potensi warisan budaya, keanekaragaman hayati, dan geologis dari daerah Wallacea,” ujar Direktur British Council Indonesia Paul Smith, Kamis (11/10/2018), di Jakarta.
Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Satryo Soemantri Brodjonegoro menambahkan, upaya mengingat kembali dan mengkaji peninggalan Wallace merupakan usaha yang terus-menerus untuk menggali potensi yang ada di Indonesia. Lantaran ada keterikatan yang kuat antara keragaman budaya dan hayati di kawasan Wallacea, partisipasi publik dalam melestarikan keragaman di kawasan Wallacea tersebut menjadi perhatian utama.
"Pada penyelenggaraan Wallacea Week 2017 sudah diangkat tema kisah hidup Wallace dan gagasan evolusinya, sehingga tercipta jalur flora dan fauna di kawasan Wallacea. Kali ini, tema yang diangkat seputar makanan dan nutrisi, konektivitas, dan upaya pelestarian keragaman di kawasan Wallacea," ucap Satryo.
Daerah Wallacea terletak di kepulauan Indonesia bagian timur sekaligus menjadi laboratorium hidup terbesar di dunia yang ada di Indonesia, ditemukan oleh Alfred Russel Wallace, seorang penjelajah dan naturalis Inggris. Pada 1854 – 1862, Wallace melakukan penjelajahan ilmiah dan mendokumentasikan perjalanannya ke dalam buku berjudul The Malay Archipelago.
Perjalanan keilmuan Alfred serta daerah Wallacea merupakan kisah klasik yang tidak hanya menceritakan tentang temuan – temuan biodiversitas dan keanekaragaman hayati, namun juga kekayaan budaya, bahasa, serta peta perpindahan manusia purba di Nusantara.