PALU, KOMPAS - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membangun 100 unit hunian sementara atau huntara untuk korban gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah. Biaya pembangunan huntara itu hasil donasi warga Jawa Tengah.
Koordinator pembangunan huntara Budi Laksono ditemui Kamis (11/10/2018) di posko pengungsi Petobo, Palu, mengatakan hunian sementara dibangun menggunakan baja ringan dengan dinding triplek. Ukuran rumah lima meter kali empat meter. "Ini adalah sumbangan warga dan pegawai negeri Jawa Tengah," kata Budi yang juga dosen kebencanaan di Universitas Diponegoro.
Rumah tersebut diberi nama AB6. A diambil dari nama Ansari dan B adalah Budi. Ansari dan Budi menemukan bentuk rumah hunian sementara seperti itu saat masa rehabilitasi gempa dan tsunami Aceh tahun 2004. Sedangkan 6 maksudnya biaya rumah di bawah Rp 6 juta, dapat dikerjakan oleh enam orang, dan rampung dalam waktu enam jam. Adapun biaya per huntara untuk Palu sebesar Rp 3.750.000.
Saat ini huntara bantuan warga Jawa Tengah mulai dibangun lokasinya di Petobo sekitar 7 kilometer dari desa yang tertimbun likuefaksi. "Sebenarnya lebih murah membangun huntara dibandingkan membeli tenda," kata Budi.
Budi menambahkan, korban bencana jangan dibiarkan terlalu lama berada di bawah tenda. Sebab, kata Budi, korban kehilangan ruang privasi saat tinggal di tenda. Di posko, korban tidak bisa berinteraksi dengan bebas sesama anggota keluarga.