WASHINGTON, RABU -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump tengah menyeleksi hingga 5 orang, calon pengganti Nikki Haley yang mundur dari posisi Wakil Tetap AS untuk Perserikatan Bangsa-bangsa. Haley akan efektif mundur pada akhir tahun 2018.
Haley mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa (9/10/2018). Mantan Gubernur South Carolina itu menyatakan ingin kembali ke sektor swasta. “Saya telah memberi semuanya selama 8 tahun terakhir. Saya pikir baik untuk bergiliran dengan orang lain yang bisa memberikan energi dan kekuatan,” ujar anak dari imigran India itu.
Perempuan yang terlahir dengan nama Nimrata Randhawa tersebut menjadi anggota DPRD South Carolina pada 2004-2011. Selanjutnya, ia menjadi Gubernur di negara bagian itu, tahun 2011-2016. Per Januari 2017, ia menjadi Wakil Tetap AS untuk PBB, menggantikan Samantha Power.
Haley menyatakan akan terus mendukung Trump. Ia memastikan tidak akan mencalonkan diri pada pemilihan presiden 2020.
Menanggapi pengunduran diri Haley, Trump menyatakan calon pengganti sudah disiapkan. Calon terpilih akan diumumkan dalam 3 pekan ke depan.
Trump antara lain mempertimbangkan Dina Powell, mantan deputi penasihat keamanan nasional AS. Perempuan yang kini bekerja di Goldman Sachs itu merupakan teman dekat putri Trump, Ivanka Trump.
Trump menyatakan mendengar rumor Ivanka termasuk yang dinominasikan untuk menggantikan Haley. Akan tetapi, ia menegaskan hal itu tidak mungkin. Ia menyatakan Ivanka luar biasa, tetapi akan dituduh nepotisme jika memilihnya.
Melalui media sosial, Ivanka menyatakan ayahnya menyiapkan calon yang baik. Calon itu dipastikan bukan dirinya.
Trump juga membantah menominasikan Duta Besar AS untuk Jerman Richard Grenell. Ia menyatakan akan tetap menempatkan Grenell di Jerman karena kerjanya bagus.
Trump menyebut Haley sudah menyatakan keinginan mundur sejak 6 bulan lalu. Sejumlah pejabat senior menyebut, diskusi pengunduran diri terjadi seiring penunjukkan Mike Pompeo sebagai Menteri Luar Negeri dan John Bolton sebagai Penasihat Keamanan Nasional.
Haley digambarkan frustrasi karena dua orang itu lebih dikenal sebagai wajah diplomasi AS dibanding dia.
Dalam periode enam bulan itu, juga ada masalah terkait sanksi AS terhadap Rusia. Haley mengumumkan sanksi akan segera diterapkan. Faktanya, sanksi tidak kunjung diwujudkan. Sejumlah pejabat menyebut rencana soal sanksi itu sudah diubah dan Haley tidak diberitahu.
Haley disebut memiliki pengalaman diplomasi yang minim. Meskipun demikian, ia sukses menjadi menyuarakan sejumlah kebijakan Trump yang tidak populer di panggung internasional.
Selama masa tugasnya, AS antara lain keluar dari Badan HAM PBB dan menghentikan pendanaan bagi Badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina, UNRWA. Ia juga berulang kali menuding PBB bersikap bias terhadap AS dan Israel. (AP/REUTERS)