JEDDAH, KAMIS — Arab Saudi, Kamis (11/10/2018), mulai mengoperasikan untuk masyarakat umum kereta cepat senilai 7,87 miliar dollar AS (Rp 120 triliun) yang menghubungkan Kota Mekkah dan Madinah melalui Jeddah. Peresmiannya telah dilakukan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz pada September silam. Kereta cepat ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan pendapatan pariwisata di tengah usaha Arab Saudi melepaskan ketergantungan dari ekspor minyak.
Proyek kereta Haramain Railway yang menghubungkan Mekkah dan Madinah melalui Jeddah di pesisir Laut Merah ini memiliki panjang 450 kilometer. Kereta berkecepatan hingga 300 kilometer per jam itu adalah salah satu proyek transportasi terbesar di Timur Tengah dengan target 60 juta penumpang per tahun.
Saat pengoperasian untuk masyarakat umum dimulai pada Kamis, dua kereta, masing-masing membawa 417 penumpang, berangkat dari Mekkah dan Madinah pada pukul 8 pagi. Direncanakan, ada dua perjalanan dari setiap arah pada setiap hari. Jalur baru itu akan memangkas waktu perjalanan Mekkah dan Madinah dari beberapa jam menjadi 120 menit.
”Perjalanan antara Haramain (dua masjid suci) sekarang lebih cepat dan lebih mudah daripada sebelumnya,” kata Menteri Transportasi Arab Saudi Nabil al-Amoudi kepada para pejabat yang berkumpul di Stasiun Jeddah. ”Proyek ini menyoroti komitmen kerajaan untuk melayani Islam dan Muslim.”
Haji menjadi tumpuan utama rencana untuk memperluas bidang pariwisata di bawah reformasi ekonomi yang diumumkan dua tahun lalu oleh Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman. Dia ingin melakukan diversifikasi ekonomi.
Jalur kereta cepat tersebut dibangun konsorsium yang dipimpin Spanyol dan dibiayai Dana Investasi Publik Arab Saudi. Kereta cepat membantu peziarah menuju Mekkah yang merupakan pusat spiritual Islam dan Madinah, kota suci kedua.
Manajer proyek kereta cepat, Mohammed Fallatah, mengatakan, kereta menawarkan transportasi yang cepat dan andal bagi para peziarah serta warga Arab Saudi dan warga asing. ”Wisatawan akan merasa nyaman. Mereka bisa membaca buku atau majalah atau menikmati menonton layar TV di kelas bisnis, minum kopi, atau makan cemilan,” kata Fallatah.
Melayani peziarah
Otoritas Arab Saudi berharap kereta cepat ini akan mendorong pertumbuhan King Abdullah Economic City (KAEC), zona bisnis besar yang dimulai di bawah penguasa sebelumnya tetapi kini masih relatif kosong. Pada akhirnya kereta cepat akan terhubung dengan terminal baru di Bandara Jeddah yang telah mulai melayani rute domestik dan akan mengambil alih semua penerbangan pada awal tahun depan.
Fatallah mengatakan, ekspansi lebih lanjut dari kereta cepat dapat menghubungkan wilayah timur-barat yang direncanakan dilakukan antara ibu kota Riyadh dan Jeddah. Peziarah yang datang ke Arab Saudi setiap tahun mencapai 20 juta orang.
Jumlah itu tidak termasuk tenaga kerja asing yang bekerja di Arab Saudi dan pebisnis. Lebih dari 2 juta peziarah datang untuk haji pada tahun 2018 ini dan 6,5 juta orang melakukan umrah pada tahun 2017.
Pejabat Arab Saudi merencanakan meningkatkan jumlah peziarah umrah menjadi 15 juta dan haji menjadi 5 juta orang pada 2020. Jumlah tersebut diharapkan meningkat menjadi 30 juta untuk umrah pada tahun 2030.
Selain angkutan umum, Arab Saudi menginvestasikan puluhan miliar dollar AS pada pembangunan hotel-hotel besar dan restorasi Masjid Agung di Mekkah.
Proyek Faisalia berlangsung dari ujung Mekkah menuju Laut Merah, bertujuan untuk menarik wisatawan ke wisata pantai dan pusat-pusat riset Islam. Gubernur Mekkah Pangeran Khalid al-Faisal, keponakan Raja Arab Saudi dan salah satu penasihat terdekatnya, menyebutkan, inisiatif tersebut akan berkontribusi pada pembangunan sosial dan budaya seiring pertumbuhan ekonomi. (REUTERS)