SUMENEP, KOMPAS - Gempa bermagnitudo M6,3 yang mengguncang Jawa Timur, Kamis (11/10/2018) pukul 01.57 WIB dirasakan di sekitar 20 kabupaten/kota di provinsi itu. Kerusakan terparah terjadi di Pulau Sapudi, Sumenep, Madura.
Gempa di timur Pulau Madura itu tidak mengganggu ajang Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia yang berlangsung di Bali. Panitia memutuskan terus melanjutkan agenda pertemuan, setelah mengkaji berbagai kemungkinan.
Gempa dirasakan warga yang tinggal di titik episentrum gempa, seperti Situbondo, Sumenep, Sampang, Pamekasan, Bangkalan, Surabaya, hingga Malang. Namun, wilayah paling terdampak ada di Sumenep, tepatnya di Pulau Sapudi sekitar 50 kilometer arah timur Sumenep.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, hingga pukul 18.00 tercatat tiga orang meninggal dan 27 orang luka. Rumah rusak 210 unit di Kecamatan Gayam dan 36 unit di Kecamatan Nonggunong.
Dua rumah rusak di Kabupaten Probolinggo, tiga rumah di Jember, dan tiga rumah di Situbondo.
Pantauan dari Jembatan Suramadu hingga Pelabuhan Kalianget, rumah-rumah warga masih berdiri. Fasilitas umum dan pemerintahan berjalan normal. Pelabuhan Kalianget yang menjadi pintu penyeberangan dari Madura ke kepulauan-kepulauan di timur Madura tak terdampak.
“Tidak ada kerusakan di fasilitas dermaga di Pelabuhan Kalianget. Penyeberangan berjalan seperti biasa,” ujar Vice President Corporate Communication Pelindo III Suryo Khasabu.
Kepala Pelaksana BPBD Sumenep Rahman Riadi mengatakan, korban luka berat mayoritas patah tulang dan gegar otak ringan. Saat gempa, mereka masih tidur. Korban luka ditangani tim dokter di Puskesmas Gayam. Tim dokter tambahan sedang dikerahkan.
Hingga kini, lanjut Rahman, belum ada warga mengungsi akibat gempa. Mereka masih ada di sekitar rumah.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumenep Kadar menambahkan, pihaknya sudah mengirim bantuan logistik berupa beras, makanan, terpal, selimut, serta keperluan ibu dan bayi ke Pulau Sapudi. Tim bantuan dari TNI dan Polri juga sudah ada di Pulau Sapudi.
Keterbatasan kapal besar penyeberangan dari Kalianget dan Dungkek menuju Pulau Sapudi menjadi kendala mengirim bantuan. Kapal besar ke Sapudi hanya dua kali seminggu, Kamis dan Minggu. Bantuan dikirim menggunakan perahu kayu dan boat TNI AL berukuran 5 GT.
Biaya perbaikan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan menanggung biaya perbaikan hingga pembangunan kembali rumah-rumah rusak akibat gempa. Gubernur Jatim Soekarwo, usai peninjauan dampak gempa di Pulau Sapudi, menyatakan, perbaikan dan pembangunan kembali melibatkan personel Direktorat Zeni Angkatan Darat Kodam V/Brawijaya dan anggota Korps Brigade Mobil Polda Jawa Timur.
"Renovasi dan pembangunan kembali ditargetkan selesai dalam tiga minggu terhitung Jumat, 12 Oktober 2018," kata Soekarwo di Kantor Gubernur Jatim, Surabaya, Kamis petang.
Panglima Kodam V/Brawijaya Mayor Jenderal Arif Rahman mengatakan, pihaknya akan menggeser Batalyon Zeni Tempur 5/Arati Bhaya Wighina untuk tahap perbaikan dan pembangunan kembali rumah rusak.
Sumber gempa
Analisis ahli, sumber gempa berada 61 km timur laut Situbondo pada kedalaman 10 km, yang tergolong gempa dangkal. Berdasar kajian peta geologi dan penelitian struktur geologi daerah sekitar Jawa-Madura itu, pakar geologi dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari memperkirakan gempa disebabkan mekanisme kegempaan di Sesar Kambing. Sesar ini melalui Pulau Kambing.
"Sesar ini merupakan sesar naik (backthrust)," urai Rovicky. Keberadaannya diperkirakan terkait zona RMKS (Rembang Madura Kangean Sakala). Sesar RMKS ini membentang ke timur, di sebelah utara Sesar Flores.
Pendapat berbeda dikemukakan Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Daryono. Gempa tak berada di sesar RMKS. “Tak ada sejarah gempa besar dan merusak di zona tersebut,” katanya. (GER/COK/YUN)