YOGYAKARTA, KOMPAS — Calon wakil presiden nomor urut 2, Sandiaga Uno, menemui Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X di Keraton Kilen, Yogyakarta, Jumat (12/10/2018) pagi. Pertemuan itu digelar secara tertutup.
Sandiaga tiba sekitar pukul 09.00. Ia datang dengan mobil berwarna hitam. Pakaian yang dikenakannya adalah batik berwarna biru dan celana kain hitam.
Begitu sampai, Sandiaga bersama tim bergegas masuk. Para petugas penjaga kediaman Sultan pun langsung sigap menutup pagar besi terluar untuk memastikan tidak ada orang yang tak berkepentingan masuk ke kompleks rumah Sultan. Sebab, pertemuan tersebut merupakan pertemuan tertutup.
Sekitar pukul 10.30, Sandiaga keluar dari pagar dalam kediaman Sultan. Ia menyampaikan, pertemuan itu bertujuan meminta restu Sultan atas langkahnya untuk maju sebagai calon wakil presiden pada Pemilu 2019.
”Sekarang ada tugas untuk maju di Pilpres 2019. Saya memohon doa restu beliau. Beliau juga memberikan pandangan-pandangan beliau,” kata Sandiaga.
Adapun pandangan-pandangan Sultan yang diberikan itu mengenai bagaimana cara merajut tenun kebangsaan dan terus menjunjung tinggi semangat persatuan dalam keberagaman. Keberagaman itu harus dipandang sebagai suatu hal yang menguatkan.
”Keberagaman kita adalah aset dan kita harus terus memastikan agar bangsa jangan terpecah belah. Demokrasi tidak boleh merusak sendi-sendi kearifan bangsa kita. Demokrasi hanya alat atau kendaraan untuk menuju kemakmuran bangsa,” ujar Sandiaga.
Ia menyebutkan, Sultan juga berpesan kepadanya agar perdamaian itu harus terus dijaga dalam pilpres nanti. Sebab, dengan adanya dua kandidat yang akan berhadapan dalam pilpres nanti, pengubuan pendukung bisa saja terjadi.
”Pilpres ini harus tetap damai dan sejuk. Bagaimana caranya pilpres ini tidak memecah belah (masyarakat). Apalagi ini, kan, dua calon (yang bersaing). Di awal (kedua pasangan calon) terlihat sejuk, bagaimana ini bisa dijaga. Jangan sampai nanti di pengujung, begitu eskalasi kegiatan sosialisasi, benturan di masyarakat jangan sampai meruncing,” tuturnya.
Akan tetapi, Sandiaga menegaskan, kunjungannya itu bukan bertujuan untuk meminta dukungan kepada Sultan. ”Saya datang sebagai yunior. Saya hanya mohon doa restu. Sebagai yunior, yang lebih muda, tentunya kita harus terus sowan dan mendapatkan masukan dari yang jauh lebih senior,” katanya.
Sandiaga menambahkan, isu ekonomi juga menjadi bahasan dalam pertemuan keduanya. Hal yang diinginkan adalah terwujudnya keadilan demi kemakmuran seluruh masyarakat Indonesia.
”Kami juga sepakat, masalah perekonomian yang dirasakan masyarakat harus segera diberikan solusi. Berkaitan dengan lapangan pekerjaan, dunia usaha, hingga masuknya investasi. Harga-harga bahan pokok juga harus terjangkau,” ucap Sandiaga.
Seusai bertemu dengan Sultan, Sandiaga langsung melanjutkan peresmian Sekretariat Badan Pemenangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno DIY, di Dalem Purbayan, Yogyakarta. Ia menjumpai sekitar 20 relawan pendukungnya pada pilpres mendatang. Dalam acara itu, hadir pula Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto.