PALU, KOMPAS — Kendati sudah dua pekan tanggap darurat, masih banyak warga mengeluh tak mendapatkan bantuan beras, air, dan kebutuhan lain. Keharusan membawa surat dari RT dan memiliki kartu identitas membuat penyaluran bantuan tersendat.
Asih (55), warga Jalan Merpati yang mengungsi di Lapangan Vatulemo, mengatakan rumahnya hancur. Kini, meskipun masih memiliki KTP, dia tak diberi bantuan beras, telur, ataupun susu. Hanya mi dan air seadanya yang disalurkan.
”Harus bawa surat RT, tanda tangan, dan cap. Padahal, RT ndak tahu di mana lagi. Jadi, saya bilang, ini kan bantuan, kenapa harus begitu. Malah katanya, ’Ibu pergi saja’,” katanya kesal.
Fikri dari Kecamatan Lolu Selatan menambahkan, warga sudah sulit kenapa dipersulit lagi untuk mendapatkan bantuan. ”Rumah runtuh dan tertimpa batu, tidak mungkin kami korek-korek,” katanya.
Asih menyadari banyak bantuan dikirimkan. Warga di pengungsian pun mempertanyakan karena tak menerimanya.
Ketika Wakil Presiden Jusuf Kalla mengunjungi tenda pengungsi bersama Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Kepala Eksekutif Bank Dunia Kristalina Georgieva, warga mengeluhkan hal sama.
Akhirnya, Kepala BNPB Willem Rampangilei berjanji akan mengirimkan beras dan air pada Jumat sore ini setelah selesai mendampingi Wapres dan tamu-tamunya.
Adapun untuk susu dan popok, dia berjanji akan mencari makanan pendamping ASI (MP-ASI) ke Kementerian Kesehatan.
Masalahnya, ketika dia mencari-cari koordinator di pengungsian tersebut, tak seorang pun muncul. Masyarakat pengungsi seakan tak mengetahui cara mendapatkan bantuan dan seakan tak ada koordinasi.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.