Menikmati Kesejukan di Bawah Rimbun Pepohonan
Berpeluh saat suhu udara di Jakarta dan sekitarnya mencapai 35 hingga 37 derajat Celcius dan merindukan kesejukan? Melipir lah sedikit ke pinggiran Jakarta, di Depok dan Bogor terdapat tempat-tempat hijau yang penuh oksigen segar. Ditambah aneka aktivitas menyenangkan, tidak hanya raga yang mendapat kesegaran, jiwa pun ikut bahagia.
Salah satunya Kampung 99 Pepohonan di Meruyung, Kecamatan Limo, Kota Depok. Dari Jakarta, tempat ini bisa ditempuh melalui Cinere terus ke arah selatan. Tepat di seberang Masjid Kubah Mas, terdapat tempat yang dikenal dengan “kubah hijau”. Masuk saja ke dalam gang sekitar 300 meter, hawa panas segera berganti sejuk. Nyessss...
Pohon-pohon besar dan tinggi memenuhi kawasan yang kini luasnya lebih dari 5 hektar itu. Hanya dalam waktu singkat keringat pun mengering. Angin semilir berembus melalui sela-sela dedaunan. Suara jangkrik dan serangga-serangga bersautan memecah keheningan.
Kampung 99 menyediakan tempat yang alami jika anda ingin menyepi sejenak dari sesak dan bisingnya kota tanpa harus keluar dari kota. Ingin menginap atau ingin sekedar menghabiskan waktu beberapa jam saja bersama keluarga, semua bisa.
Rumah-rumah kayu nampak menyatu dengan pohon, batu dan tanah. Suara berderak mengiringi saat menaiki tangga, dan menyusuri lantai kayu. Angin sepoi-sepoi menerobos setiap ruang dengan bebas.
Warsini (36) nampak menikmati bermain bersama suami dan dua anaknya di halaman bermain. Mereka datang dari Cipayung, Kota Depok untuk sejenak mendinginkan jiwa dan raga di kampung itu.“Anak-anak tadi sudah berenang, sudah segar lagi. Tempat ini mengingatkan saya akan kampung halaman, sejuk, banyak pohon, bisa lihat sapi, kambing,” tuturnya.
Tersedia dua kolam renang di Kampung 99 yang sebenarnya dibuat untuk penghuni. Tetapi karena semakin banyak orang yang berdatangan, maka tempat itu pun terbuka untuk umum.
Nia Rachma, ppenanggung jawab kegiatan di Kampung 99 Pepohonan, tengah menyelesaikan lukisan kain percanya di atas bonggol kayu besar yang telah dijadikan meja. “Mumpung panas, bisa cepat kering lemnya,” ungkap Nia.
Kehidupan memang nampak berjalan lambat di dalam Kampung 99 Pepohonan. Anak-anak bermain ayunan, melihat hewan, membuat lukisan kain perca, memberi makan ikan, sapi dan kambing, hingga melihat pembuatan yogurt dan keju.
“Sedapat mungkin semua kebutuhan kami produksi sendiri. Beras, sayur, daging sapi, ikan, susu, buah, semua kami dapat dari kebun. Kami hanya membeli kebutuhan dari luar yang memang tidak bisa kami produksi,” ujar Nia.
Begitulah pula gambaran aktivitas yang bisa dilakukan para pengunjung di Kampung 99 Pepohonan. Mulai dari sekedar “ngadem”, makan minum di restoran, berbagai kegiatan seperti memberi makan sapi, kambing, ikan, menanam bibit pohon, membuat lukisan perca, berenang, hingga aktivitas outbond dan camping. Karena banyaknya sapi dan kambing, Kampung 99 juga menjual hewan-hewan itu saat Idul Adha. Paket outbond dijual seharga Rp 135.000 per orang lengkap dengan berbagai kegiatan plus goodybag.
Kalau hanya sekadar datang, bermain, duduk-duduk, pengunjung biasanya memberi iuran sukarela, misalnya Rp 10.000 dan mendapat susu sapi gratis. Untuk kegiatan lain, Kampung 99 menyediakan berbagai paket yang bisa dipilih, mulai dari aktivitas keluarga hingga kelompok besar. Tersedia penginapan di rumah kayu lengkap dengan kipas angin, ada pula aula semi terbuka yang cukup memuat sekitar 50 orang untuk berbagai pertemuan.
Eddy Djamaluddin Suaidy (68) adalah tuan rumah kampung itu. Ia tinggal disana sejak tahun 2004 setelah beberapa tahun sebelumnya membeli tanah seluas 500 meter. Kini, ada 18 kepala keluarga yang semuanya bersaudara, hidup di tempat itu.
Eddy awalnya hanya ingin hidup sedekat mungkin dengan alam. Ia membuktikan kecintaannya pada alam dengan benar-benar menggeluti dan hidup bersamanya. Ia tidak menebang pohon-pohon besar yang usianya sudah puluhan tahun di tempat itu. Ia membangun rumah kayu, kearifan lokal berbagai daerah di Indonesia yang rawan bencana alam seperti gempa bumi.
“Mengapa dinamai Kampung 99? Filosofinya, sembilan melambangkan seluruh angka, yang kami maknai sebagai seluruh aspek kehidupan. Ketika kita memberi semuanya pada kehidupan, maka kehidupan juga akan memberi kita semuanya,” kata Eddy yang akrab disapa Abi.
Inagro
Di Integrated Argo Village, kawasan pertanian terpadu di Desa Karikil, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, lahan hijau meembentang seluas 76 hektar. Rabu lalu sekelompok siswa bersemangat mencoba menanam padi dan menangkap ikan di tengah terik matahari.
Mereka juga ke kandang bebek, mencoba menggiring dan menangkap bebek. Teriakan gembira dan takut, karena bebek-bebek berbalik mengejarnya, bersahut-sahutan. Sebelum ke sawah dan kandang bebek, rombongan siswa tersebut, belajar menyemai, menanam, dan memanen kangkung. Menanam bibit kangkung dengan teknik hidroponik di botol plastik bekas.
"Kegiatan mereka bagian dari paket \'urban farming\'. Kangkung yang mereka panen dan bibit kangkung yang mereka tanam, menjadi milik mereka untuk dibawa pulang," kata Yana, petugas promosi Inagro.
Menanam padi dan kangkung, serta belajar menangani bebek, bagian kecil yang bisa kita nikmati jika bewisata ke Inagro. Jika ingin bersenang-senang di alam terbuka sambil menambah ilmu dan keterampilan, Inagro bisa menjadi pilihan. Untuk sampai ke situ, keluar dari tol Lingkar Bogor, terus saja ke arah Jalan Raya Parung, sebelum Telaga Kahuripan ada persimpangan ke Jalan Jampang. Inagro ada di kilometer 7 jalan itu.
Tinggal pilih paket Argo Fun dengan biaya Rp 150.000 per orang, mininal 20 orang. Kita selain di ajak tour perkebunan dan fun games, juga diperkenalkan dengan berbagai teknik menanam pohon atau sayuran serta budidaya ikan. Ada empat pilihan paket, yang biasa dipilih rombongan pelajar dari tingkat SD hingga SMA.
Untuk orangtua yang ingin mengajak anaknya mengenal pertanian, lanjut Yana, dapat langsung datang ke Inagro. Ada sejumlah kegiatan yang dapat dipilih, yang setiap kegiatannya peminat dikenakan biaya tiket mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 120.000 per orang, minimal empat orang. Kegiatan atau permainanya adalah urban farming, tubing, tangkap ikan, berkano/kayak di danau atau di sungai, hi rope lengkap dengan flying fox, dan tour kebun Inagro.
Kalau memang ingin mendapat ilmu dan keterampilan petanian, karena berencana menerapkan serius di rumah atau akan berbisnis, sekalian saja ambil paket pelatihan-pelatihan yang telah terjadwal. Misalnya saja, pelatihan manajemen Kebun cabai kualitas premium, budidaya ikan gabus, kultur jaringan professional, start up kebun buah profesional, dan manajemen bisnis tabulapot. Biayanya Rp 1.500.000 per orang.
Argowisata Inagro ini dulunya dikenal sebagai perkebunan buah durian unggulan, yang dibangun tahun 90-an, seperti matahari, petruk, sitokong, sunan, dan sukarno.
Walaupun kini kebun durian salah satu kebun saja di sana, kebun durian terluas yang ada di Indonesia, ya, cuma di Inagro ini, kata Yana. Luas kebun durian 15 hektar dengan populasi 1.400 pohon durian.
Saat berkunjung Rabu lalu, durian matahati dan petruk sudah mulai banyak siap panen. Di tokonya buah itu juga sudah tersedia untuk kita beli.
"Semua durian yang dijual, matang pohon. Perkilonya, rata-rata Rp 50 ribu. Kita bisa petik sendiri di kebun. Pekan besok ada acara dialog tentang seluk-beluk durian. Datang saja," kata Rima, penanggung jawab toko.
Berkunjung ke sini, bukan saja bisa belajar tentang durian, tetapi juga melihat dan belajar menanam pohon buah tropis lainnya. Misalnya saja sawo mamey sapote, alfukat miki, anggur brazi, srikaya, lengkeng, jambu madu, atau jambu kristal. Satu buah sawo mamey sapote beratnya bisa sampai 2,5 kilogram, sedang buah sarikayanya bobotnya mencapai satu kilogram per buah. Pohon-pohon ini, dapat ditanam di dalam pot.
Kebun sayuran dan buah semusim, seperti cabai dan melon, juga tersedia untuk dilihat dan pelajari teknik menamnya, sehingga bisa berbuah maksimal. Tidak punya lahan luas di rumah, ambil saja program urban farming, dimana kita akan diberi pengetahun berkebun dengan teknik konvensional memanfaatkan wadah bekas dan menggunakan teknologi hidroponik. Sehingga, "Kebun" di rumah juga menghasilkan sayuran kualitas premium.
Senang dengan ikan, silakan berlama-lama melihat dan mempelajari budidaya ikan konsumsi dan hias, di dalan akuarium dan kolam-kolam terpal. Inagro saat ini satu-satunya yang berhasil membudidayakan ikan gabus skala komersial, yang mengadopsi teknik budidaya ala Thailand. Ikan gabus jadi bisa makan palet. Di alam ikan ini lebih banyak makan serangga, kata Yana.
Untuk ternak, selain memiliki sekitar 60 ekor kerbau lokal, Inagro juga menangkar rusa totol, burung merak, dan kerbau belang saleko atau tedong. Ada dua kerbau belang asal Tana Toraja (Sulawesi Selatan), jantan dan betina, yang masing-masing dikawinkan dengan pejantan Dan indukan kerbau lokal. Satu anak kerbau langka ini berhasil lahir di penakaran Inagro.
Kerbau belang saleko, yang ciri khas lainnya adalah bola matanya berwarna putih, tidak boleh dikawinkan dengan sesama kerbau belang saleko. Mengapa? Silakan tanya ke petugas di kandang penangkarannya.
Karena Inargo adalah kawasan pertanian terpadu, ada juga fasilitas penelitian dan produksi kultur jaringan, untuk menemukan dan menghasilkan bibit dan benih berkualitas.
Untuk urusan sampah, Inagro memiliki rumah penangkaran lalat BSF (black soldier fly), yang ketika masih berupa ulat belatung, melalap sampah organik dengan cepat tanpa sempat sampah itu bau membusuk. Setelah menjeleman menjadi kepompong, serangga ini adalah pakan ikan yang paling berprotein.
"Lalat BSF ini bermetamorfosis sempurna seperti kupu-kupu. Kelebihannya, selama menjadi lalat, tidak pernah makan. Dia hanya minum. Yang jantan langsung mati setelah mengawini betina. Yang betina lima hari berikutnya, setelah bertelur, mati. Lalat ini makan hanya ketika menjadi ulat, yang dimakannya sampah organik. Cepat pula menghabiskan sampahnya, sehingga sampah tidak sempat membusuk. Kotoran ulat ini, menjadi kompos. Setelah menjadi kepompong, bisa untuk pakan," kata Zaki, penanggung jawab rumah ternak BSF.
Jadi, silakan berwisata di kebun yang luas ini. Bisa bersama keluarga atau teman-teman. Jika sedang panen buah, kita pun bisa menikmati dengan membelinya di toko suvenir atau ikut memanennya di kebun. Biayanya, tergantung jenis buah yang kita pilih.