Sri Mulyani, Menteri Keuangan Terbaik Versi Global Markets
Oleh
Karina Isna Irawan
·3 menit baca
NUSA DUA, KOMPAS — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi menteri keuangan terbaik tahun 2018 versi majalah Global Markets. Kebijakan yang diambil mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu dinilai kredibel dan efektif dalam menjaga perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian global saat ini.
Mengutip Global Markets, Sri Mulyani kembali dihadapkan pada tantangan besar saat menjabat sebagai Menteri Keuangan untuk kedua kali. Momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan terganjal tekanan ekonomi global. Namun, persoalan itu berupaya diatasi pemerintah dengan meningkatkan pendapatan perpajakan dan penyerapan anggaran.
Pada 2017, realisasi pendapatan pajak mencapai 91 persen dari target APBN atau tumbuh 83 persen dari dua tahun sebelumnya. Akselerasi pendapatan itu didorong kebijakan amnesti pajak. Di sisi lain, belanja pemerintah tumbuh 21,1 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Serapan APBN juga meningkat dari 73 persen tahun 2016 menjadi 97 persen tahun 2017.
Menanggapi hal tersebut, Sri Mulyani mengatakan, kebijakan fiskal dan anggaran negara adalah dua alat fundamental untuk mengarahkan pembangunan ekonomi. Keduanya harus bisa dipercaya dan menjadi tulang punggung kebijakan. Anggaran negara yang terdiri dari aspek pendapatan, pengeluaran, dan pembiayaan harus dikelola secara sehat dan produktif.
”Anggaran kita susun untuk mencapai target pembangunan. Pengelolaannya dilakukan secara hati-hati, dan lebih kreatif dalam mencari sumber pembiayaan,” kata Sri Mulyani saat menerima penghargaan dari Global Markets di sela-sela pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia di Bali, Sabtu (13/10/2018) malam.
Global Markets adalah majalah yang memuat berita-berita ekonomi internasional. Majalah itu menjadi salah satu acuan bagi para pelaku dan institusi di sektor ekonomi dan keuangan internasional selama 30 tahun terakhir.
Sri Mulyani mengatakan, Indonesia tengah menghadapi masa sulit saat ini. Investasi infrastruktur harus ditingkatkan, tetapi keuangan negara harus dijaga tetap stabil. Kebutuhan untuk peningkatan investasi infrastruktur memicu defisit fiskal, yang oleh sebagian menteri keuangan di dunia dinilai sebagai noda terhadap keuangan pemerintah.
Tantangan Indonesia di masa depan juga makin berat akibat depresiasi rupiah, perang dagang, dan dampak ikutan dari gejolak ekonomi di negara-negara berkembang. Untuk itu, pengelolaan anggaran harus akuntabel, kredibel, dan berkelanjutan. Peningkatan sumber daya manusia juga harus dilakukan secara berkelanjutan.
Menurut Global Markets, penilaian kerangka kebijakan yang kredibel tecermin pada kenaikan peringkat layak investasi Indonesia bulan April 2018 oleh Moodys, lembaga pemeringkat dunia. Capaian itu menggambarkan kekuatan utama Sri Mulyani dalam merumuskan kebijakan yang efektif dan kredibel.
Sebelumnya, Sri Mulyani memperoleh sejumlah penghargaan lain, seperti Menteri Keuangan Asia Terbaik tahun 2006 dalam Forum Negara-negara berkembang di sidang tahunan IMF-Bank Dunia, Menteri Keuangan Terbaik dari majalah Euromoney, wanita paling berpengaruh ke-23 versi majalah Forbes tahun 2008, dan Menteri Terbaik Dunia dalam Pertemuan Pemerintah Dunia di Dubai tahun 2018.