Thierry Henry: “Monaco Selalu di Hati Saya”
“Monaco selalu di hati saya,” kata mantan penyerang klub Inggris Arsenal, Thierry Henry (41 tahun), setelah ditunjuk menjadi pelatih kepala klub Perancis, AS Monaco.
Monaco memang terpatri di hati Henry yang memulai karier profesionalnya di klub yang bermarkas di tepi Laut Mediterania itu. Pemain berkebangsaan Perancis itu ikut membantu AS Monaco merebut trofi Liga Perancis Ligue 1 pada 1997 silam.
Petinggi klub AS Monaco hari Kamis (11/10/2018) memecat manajer Leonardo Jardim (44 tahun) menyusul memburuknya performa Monaco. Saat ini posisi Monaco nomor tiga dari dasar klasemen Ligue 1 Perancis.
“Sepertinya sudah menjadi takdir bahwa saya akan memulai karir manajerial saya di Monaco,” kata Henry, seperti dikutip BBC Sport, Sabtu (13/10/2018). Henry dikontrak Monaco sampai Juni 2021.
Mantan pemain klub Italia Juventus, klub Spanyol Barcelona, dan klub Amerika New York Red Bulls yang sempat terhubung dengan klub Inggris Aston Villa dalam beberapa pekan terakhir ini mengatakan, dia menerima “sejumlah tawaran menarik” dalam beberapa bulan terakhir ini.
Namun Henry lebih memilih Monaco, klub pertamanya saat dia memulai karier sebagai pemain profesional. “Monaco selalu di hati saya,” tambah Henry.
Melatih Monaco, “Saya merasa tertantang mendapat kesempatan ini dan sekarang saya harus mulai bekerja keras,” ujarnya.
“Pengetahuannya tentang sepakbola, passion-nya pada pertandingan, standar tingginya dan komitmennya membuat Henry dipilih,” kata Wakil Presiden Klub AS Monaco, Vadim Vasilyev.
“Thierry Henry menyadari tugasnya di depan dan ingin memulai pekerjaan barunya. Dia mengandalkan kepercayaan kami dan dukungan kami untuk menghadirkan dinamika baru bagi tim Monaco dan menjalankan misinya," kata Vasilyev.
Patrick Kwame Ampadu, pelatih di Akademi Arsenal, dan ayah pemain Chelsea dan timnas Wales Ethan Ampadu, akan bergabung menjadi staf pelatih Monaco, bersama pelatih klub Benfica U-23, Joao Carlos Valado Tralhao.
Awali karier di Monaco
Thierry Henry memulai kariernya di klub Monaco pada 1994 -- di bawah mantan pelatih Arsene Wenger. Dalam 105 penampilannya di AS Monaco, Henry mencetak 20 gol.
Henry sempat bergabung dengan Juventus pada 1999 selama satu tahun. Dia hanya tampil 16 kali dan mencetak 3 gol.
Setelah itu, Henry menandatangani kontrak dengan Arsenal dan ikut membawa Arsenal meraih dua gelar Liga Premier Inggris dan dua Piala FA selama delapan tahun bergabung dengan klub yang bermarkas di London utara tersebut. Dari 254 penampilannya di Arsenal, Henry mencetak 174 gol.
Henry kemudian pindah ke Barcelona selama tiga tahun. Dari 80 penampilannya di Barca, Henry mencetak 35 gol. Henry ikut mengantarkan Barcelona meraih treble La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions pada musim 2008-2009.
Pada 2010, Henry bergabung dengan klub New York Red Bulls yang bermain di Major League Soccer. Di Amerika, Henry menghabiskan waktunya selama lima musim. Dari 122 penampilannya di Red Bulls, Henry mencetak 51 gol.
Henry ikut mengantarkan timnas Perancis meraih Piala Dunia 1998 dan juara Eropa (Euro) dua tahun kemudian, dengan mencetak 51 gol dari 123 penampilannya di timnas Perancis.
Henry pensiun sebagai pemain pada Desember 2014 dan bekerja di sebuah stasiun televisi, sebelum bergabung sebagai asisten manajer dan pelatih timnas Belgia 2016.
Henry baru saja mengantarkan timnas Belgia menang atas Swiss 2-1 dalam Liga Nasional. Pada Juli lalu, Henry ikut mengantarkan timnas Belgia finish di posisi ketiga Piala Dunia di Rusia.
Di media sosial Twitter, Henry menerima berbagai ucapan selamat dari sejumlah bekas klubnya seperti Arsenal dan Juventus, termasuk dari AS Monaco sendiri. Juga dari timnas Belgia yang dipolesnya menjadi tim berkelas dunia.
PR berat menanti
“Pekerjaan rumah” berat menanti Henry. Dia harus mampu mengangkat Monaco dari keterpurukan, yang saat ini berada di posisi ke-18 dari 20 klub di Ligue 1 Perancis.
Dalam Ligue 1 musim 2018/2019 ini, Monaco baru mengumpulkan 6 poin dari sembilan pertandingan dengan menderita 5 kali kekalahan, yaitu dari Rennes 1-2 (7 Oktober), dari Saint Etienne 0-2 (29 September), dari Angers 0-1 (26 September), dari Marseille 2-3 (3 September), dan dari Bordeaux 1-2 (26 Agustus).
Monaco hanya sekali menang, yaitu saat melawan Nantes (11 Agustus) dengan skor 3-1. Setelah itu Monaco bermain imbang dengan Lille 0-0 (19 Agustus), Toulouse 1-1 (16 September) dan Nimes (22 September).
Monaco juga mengalami kekalahan dalam dua pertandingan di Liga Champions, yaitu dari Atletico Madrid 1-2 (19 September) dan dari Bayern Muenchen 0-3 (4 Oktober).
Pertandingan pertama Henry sebagai pelatih adalah pada saat Monaco berhadapan dengan Starsbourg dalam Ligue 1 pada 21 Oktober mendatang.
Empat hari kemudian, 24 Oktober, dalam laga Liga Champions, AS Monaco akan menantang Club Brugge di kandang klub Belgia itu di Stadion Jan Breydel.
Dukungan untuk Henry
Mantan pemain timnas Perancis Robert Pires dan William Gallas mendukung Thierry Henry menjadi pelatih klub Monaco. "Ketika menjadi pemain, Henry tahu persis setiap pemain di Ligue 1, Ligue 2 dan di tingkat nasional. Jadi dia seorang yang sungguh mendalami dunia sepakbola, apakah dia di Perancis, Eropa atau di belahan dunia manapun. Dia hanya membutuhkan kesempatan yang tepat sebagai pelatih," kata Gallas seperti dikutip SkySports.
Sebelum bergabung dengan Monaco, Henry memiliki opsi lain. Aston Villa menawarinya posisi sebagai manajer dan pelatih klub tetapi dia tidak mau. Bordeaux juga menawari hal serupa, dan Henry menolaknya.
"Saya pikir Monaco memberi dia jaminan pada beberapa poin yang sangat penting bagi dia. Dan Monaco adalah klub tempat dia memulai karier sepakbolanya. Jadi ini adalah takdir dia kembali ke Monaco sebagai pelatih. Saya sangat gembira," sambung Gallas.
Adapun Pires merasa pengalaman Henry yang begitu kaya akan membawanya ke jajaran pelatih elit. "Bersama Thierry Henry, Anda menjadi bergairah. Passion adalah sesuatu yang sangat penting bagi dia. Saya yakin dia berhasil karena Henry mencintai sepakbola, dia tahu segala sesuatu tentang sepakbola, tentang tim-tim dan para pemainnya. Saya sangat yakin dan percaya," kata Pires.
Prestasi Jardim
Bagaimana sebenarnya performa manajer Monaco sebelumnya, Leonardo Jardim? Pelatih berkebangsaan Portugis, yang ditunjuk sejak 2014 silam itu sebenarnya cukup baik. Jardim pernah membawa Monaco meraih gelar juara Perancis pada 2017, pertama sejak tahun 2000.
Jardim juga mengantarkan Monaco ke semi final Liga Champions pada musim 2016/2017 dan membantu mengembangkan sejumlah pemain, di antaranya Kylian Mbappe (sekarang jadi penyerang di Paris St-Germain), Thomas Lemar (Atletico Madrid), serta Bernardo Silva dan Benjamin Mendy (Manchester City).
Namun pada awal musim ini, performa Monaco anjlok. Petinggi dan pendukung Monaco tampak tidak sabar melihat klub itu terus terpuruk sehingga segera memutuskan menunjuk Thierry Henry sebagai pelatih baru klub yang bermarkas di tepi Laut Mediterania itu.
Legenda Liga Inggris yang jadi pelatih
Thierry Henry adalah salah satu legenda Liga Inggris yang beralih menjadi pelatih. Selain Henry, ada beberapa nama lain.
Mantan bintang Chelsea, Frank Lampard misalnya, yang menggantungkan sepatu pada 2016 lalu, ditunjuk menjadi pelatih klub Derby County pada Mei 2018, seperti dikutip OneFootball.
Lampard membuat kejutan setelah membawa Derby County menang dalam drama adu penalti 8-7 (setelah imbang 2-2) atas Manchester United dalam pertandingan putaran ke-3 penyisihan Piala Carabao, 26 September 2018. Ini artinya Lampard “mengalahkan” mantan pelatihnya di Chelsea, Jose Mourinho.
Legenda Liga Inggris lainnya, Ryan Giggs, yang bergabung dengan Manchester United sejak remaja pada 1987, yang kemudian beralih menjadi pemain profesional di MU dan mengakhiri kariernya pada 2014, ditunjuk menjadi pelatih tim nasional Wales pada Januari 2018.
Steven Gerrard, mantan bintang Liverpool, Mei 2018 ini ditunjuk menjadi pelatih klub Rangers yang berlaga di Liga Skotlandia. Adapun mantan bintang Arsenal, Patrick Vieira, ditunjuk sebagai pelatih klub Perancis, Nice. Di Arsenal, Patrick Vieira adalah team-mate Thierry Henry.
Apakah Thierry Henry dan para pemain legendaris di Liga Premier Inggris yang kini menjadi pelatih berbagai klub di Eropa ini mampu menunjukkan bahwa mereka juga jagoan sebagai pelatih? Waktulah yang akan menjawabnya.