Menlu Palestina: Dukungan Indonesia Sangat Penting
Oleh
ELOK DYAH MESSWATI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Luar Negeri Palestina Riad Malki menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan Indonesia yang dengan konsisten selalu mendukung kemerdekaan Palestina. Dukungan itu bakal semakin besar setelah Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa periode 2019-2020.
”Menlu Retno Marsudi berjanji akan membantu Palestina. Hal ini sangat penting bagi Palestina dan kami sangat berterima kasih,” kata Malki dalam kuliah umum di Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia di Salemba, Jakarta, Senin (15/10/2018).
Malki menegaskan bahwa apa yang terjadi di Palestina adalah konflik politik, bukan konflik agama. ”Jadi, kami tidak ingin anak-anak muda Indonesia ikut berperang di Palestina,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Riad Malki disambut oleh Wakil Rektor UI Bambang Wibawarta dan Direktur Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG) UI Muhammad Luthfi Zuhdi.
Kuliah umum Riad Malki ini merupakan bagian dari rangkaian acara Solidarity Week for Palestine yang diselenggarakan di Bandung dan Jakarta. Sebelumnya pada tahun lalu, SKSG juga menggelar konferensi terkait perdamaian di Palestina. Luthfi menyatakan dukungan bagi berdirinya negara Palestina dengan kedaulatan dan kemerdekaan penuh.
Apa yang terjadi di Palestina adalah konflik politik, bukan konflik agama. Jadi, kami tidak ingin anak-anak muda Indonesia ikut berperang di Palestina.
Solidarity Week for Palestine ingin menyampaikan pesan bahwa komitmen Indonesia dalam membela kemerdekaan Palestina tidak pernah berubah, serta persahabatan antara masyarakat Indonesia dan Palestina tidak pernah surut.
Posisi Indonesia terkait dukungan terhadap Palestina memiliki rujukan yang jelas dalam konstitusi Undang-Undang Dasar 1945. Pembukaan UUD 1945 menegaskan, penjajahan di atas muka bumi harus dihapuskan karena mengabaikan nilai kemanusiaan dan keadilan.
Menurut Malki, sekarang ini Palestina hidup di bawah okupasi. ”Mendukung Palestina dengan cara turun ke jalan, berjalan kaki dalam Solidarity Week for Palestine, itu sudah sangat mendukung perjuangan kami,” katanya.
Menurut Malki, warga Palestina tersebar mengungsi ke banyak negara. Mereka telah menunggu lama agar bisa kembali lagi ke Palestina.
”Banyak yang tinggal di Tepi Barat di bawah okupasi. Mereka terpisah-pisah, bahkan ada yang tidak bisa berkomunikasi dengan saudaranya,” kata Malki.
Sekarang ini Israel juga memperketat pengawasan di Gaza sehingga 2 juta warga Palestina yang tinggal di Gaza tidak dapat keluar atau masuk ke Gaza. ”Tentara Israel ada di mana-mana,” kata Malki.
Palestina, menurut Malki, sekarang ini tidak tertarik ke meja perundingan karena berbagai perundingan dan kesepakatan yang dihasilkan pun akhirnya dimentahkan kembali oleh Israel. Israel tidak menghiraukan semua kesepakatan dan melakukan hal-hal semau mereka.
”Amerika Serikat pun sangat bias. Mereka justru mendukung Israel baik secara militer maupun ekonomi. Bahkan, Amerika memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Jerusalem. Kami sekarang ini tidak punya pilihan. Amerika juga telah menghentikan bantuan untuk pengungsi Palestina,” kata Malki.