Penyelesaian Tol Kunciran - Serpong Mundur dari Target
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Proyek Jalan Tol Kunciran-Serpong Seksi I diperkirakan selesai tidak sesuai target. Sejumlah titik di ruas jalan Seksi I Kunciran-Parigi masih terkendala pembebasan lahan.
Koordinator Humas PT Waskita Karya Proyek Tol Kunciran-Serpong Seksi I Muhammad Tahir Unwaru mengatakan, ada enam titik di empat kelurahan yang masih terkendala pembebasan lahan. Kelurahan tersebut ialah Kunciran Indah, Kota Tangerang; Paku Jaya; Pondok Jagung Timur; dan Jelupang, Tangerang Selatan.
”Pemilik lahan belum sepakat dengan besaran biaya ganti rugi. Prosesnya masih berlangsung di pengadilan,” kata Tahir di kantornya, Tangerang Selatan, Senin (15/10/2018).
Tahir melanjutkan, tersendatnya pembebasan lahan menyebabkan penyelesaian proyek mundur dari target pada awal November 2018. Jika proses pembebasan lahan ke depan berjalan lancar, proyek diperkirakan selesai awal Februari 2019 atau mundur dua bulan.
Jika proses pembebasan lahan ke depan berjalan lancar, proyek diperkirakan selesai awal Februari 2019 atau mundur dua bulan.
Berdasarkan pantauan di lapangan, Senin pagi, pembangunan jalan tol masih terputus di beberapa lokasi. Di Kelurahan Kunciran Indah, ruas jalan terhambat oleh rumah yang belum dibongkar. Hal serupa terlihat di Kelurahan Paku Jaya, sebuah rumah dan pepohonan di halamannya masih berdiri di tengah ruas jalan.
Sekretaris Kelurahan Kunciran Indah Abdul Rohim mengatakan, terdapat tiga RW di kelurahannya yang dilewati Jalan Tol Kunciran-Serpong, yaitu RW 006, RW 011, dan RW 005 (sedikit). Ada sekitar 50 rumah yang terdampak pembangunan jalan sepanjang 1,5 kilometer di kelurahan itu.
Dari jumlah tersebut, tinggal satu rumah yang pembebasan lahannya belum selesai karena ketidaksesuaian harga. Sisanya telah diselesaikan sejak setahun lalu.
”Saya belum tahu bagaimana perkembangan terakhirnya. Sekarang urusannya antara pemilik rumah dan BPN (Badan Pertanahan Negara). Kami (kelurahan) hanya memediasi,” ujar Rohim.
Meskipun terkendala pembebasan lahan, kata Tahir, pembangunan proyek tetap dilanjutkan. Lokasi yang lahannya telah dibebaskan memasuki tahap penyelesaian.
Di pangkal jalan tol di wilayah Kunciran, sejumlah pekerja mulai memasang pancang besi untuk gerbang tol. Di beberapa lokasi lain, pekerja membangun jalur irigasi dan pagar pembatas jalan bagian luar. Truk proyek hilir mudik membawa bahan konstruksi.
Pembangunan Jalan Tol Kunciran-Serpong sepanjang 11,14 kilometer ini terbagi atas dua seksi. Seksi I sepanjang 6,72 kilometer menghubungkan Kunciran-Parigi (Tangerang dan Tangerang Selatan), sedangkan Seksi II sepanjang 6,42 kilometer menghubungkan Parigi-Serpong (Tangerang Selatan).
Kompas mencoba menghubungi pihak PT Adhi Karya sebagai kontraktor Seksi II dan pihak PT Marga Trans Nusantara sebagai pengelola. Namun, belum ada tanggapan dari kedua pihak tersebut.
Berdasarkan laporan perkembangan proyek jalan tol Jabodetabek yang dirilis Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada 28 September 2018, proses pembebasan tanah Jalan Tol Kunciran-Serpong pada Seksi I sebesar 96 persen dan Seksi II sebesar 97 persen. Adapun progres konstruksi Seksi I mencapai 62,3 persen (target 73,28) dan Seksi II mencapai 70,6 persen (target 73,54) dengan target operasi Desember 2019.
Jalan Tol Kunciran-Serpong merupakan bagian dari proyek Jalan Tol Lingkar Luar atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2. JORR menghubungkan Bandara Soekarno-Hatta—Kunciran-Serpong—Cinere—Jagorawi—Cibitung—Cilincing—Tanjung Priok (Kompas.id, 30/8/2018).
Tahir mengatakan, pembangunan JORR 2 akan memangkas jarak tempuh dan waktu perjalanan. Masyarakat di Serpong, Tangerang Selatan, misalnya, bisa langsung menuju Bandara Soekarno-Hatta dengan cepat tanpa harus melewati JORR 1 di Jakarta. (YOLA SASTRA)