RI Intensifkan Dukungan pada Palestina melalui DK PBB
Oleh
LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia berkomitmen mengintensifkan dukungannya kepada Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hal ini akan dilakukan Indonesia dalam kapasitasnya sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) selama 2019-2020.
”Selama dua tahun ke depan, dimulai sejak Januari 2019, Indonesia akan menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Dan pasti, masalah Palestina akan menjadi salah satu isu yang bakal muncul selama periode itu,” kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menjawab pertanyaan wartawan usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Menlu Palestina Riad Malki di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (15/10/2018).
Retno melanjutkan, Pemerintah Indonesia akan kian mengintensifkan dukungannya kepada Palestina. Hal ini sekaligus menjadi harapan Pemerintah Palestina, sebagaimana yang disampaikan Malki kepada Presiden.
Kepada Presiden, kata Retno, Malki mengatakan bahwa Pemerintah Palestina menyambut baik keberadaan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Hal ini tidak hanya merepresentasikan kepentingan Indonesia, tetapi juga kepentingan negara-negara berkembang lainnya, termasuk Palestina.
”Komunikasi di level menteri luar negeri dan duta besar untuk PBB (antara Indonesia dan Palestina) yang berada di New York akan kita intensifkan selama kita menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB,” kata Retno.
Selama ini, Retno menekankan, Pemerintah Indonesia konsisten mendukung negara Palestina di berbagai kesempatan dan forum. Dukungan ini tidak saja dalam bentuk politik, tetapi juga dalam bentuk lain, seperti pembiayaan kepada Badan Bantuan Sosial dan Pekerja PBB (UNRWA), yang menangani masalah pengungsi Palestina, dan pembangunan kapasitas. Dukungan pembangunan kapasitas tersebut, antara lain, berupa pelatihan yang diberikan Kementerian Luar Negeri Indonesia kepada diplomat Palestina.
Pemerintah Indonesia, menurut Retno, juga terus memberikan dukungan ekonomi kepada Palestina. Hal ini dilakukan dengan memberikan bea masuk ke wilayah Indonesia sebesar nol persen terhadap sejumlah produk asal Palestina, di antaranya kurma dan minyak zaitun.
Komunikasi di level menteri luar negeri dan duta besar untuk PBB (antara Indonesia dan Palestina) di New York akan kita intensifkan selama kita menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Berbagai perkembangan politik internasional belakangan, menurut Retno, membuat tantangan Palestina ke depan menjadi tidak lebih mudah dari sebelumnya. Oleh karena itu, Indonesia dan negara-negara lain akan terus berusaha menyampaikan dukungan dalam berbagai bentuk.
Beberapa hari belakangan, Pemerintah Indonesia menggelar Pekan Solidaritas untuk Palestina. ”Ini merupakan simbol dukungan kita yang kuat dan konsisten kepada Paletina,” kata Retno.
”Riad (Malki) menyampaikan kepada Presiden bahwa mereka (Palestina) sangat mengapresiasi dan sangat terkesan atas konsistensi Indonesia di mana pun, di forum apa pun. Untuk setiap yang menyangkut Palestina, Indonesia selalu ada. Dan bahkan kadang-kadang pada saat negara lain tidak terwakili oleh menteri luar negerinya, Indonesia selalu (mewakilkan menteri luar negerinya),” kata Retno.
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Malki di beranda Istana Merdeka. Pagi harinya, Malki terlebih dahulu hadir pada Foreign Policy Breakfast, salah satu rangkaian acara Pekan Solidaritas untuk Palestina. Hadir pula dalam acara itu, yakni para tokoh lintas agama, utusan lembaga think tank, akademisi, dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang kemanusiaan dalam kesempatan tersebut.