Kursus Bahasa Indonesia Kian Diminati di Arab Saudi
Oleh
Nasrullah Nara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Program kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing yang diselenggarakan Konsulat Jenderal Republik Indonesia Jeddah kian diminati warga Arab Saudi dan kaum ekspatriat yang tinggal di Jeddah dan kota-kota sekitarnya.
Terbukti, jumlah pendaftar yang berminat mengikuti program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dari tahun ke tahun kian meningkat. Program ini sebelumnya diadakan sekali dalam setahun. Peserta ingin belajar bahasa Indonesia karena bekerja pada muasasah (lembaga/badan) yang melayani jemaah haji dan umrah. Sebagian mengaku perlu menguasai bahasa Indonesia karena melayani peziarah asal Indonesia di konter-konter imigrasi dan keamanan di bandara. Sebagian lagi mengaku mereka bekerja di sejumlah perusahaan importir dan perusahaan yang memasarkan produk Indonesia di Arab Saudi.
”Biasanya BIPA hanya diselenggarakan sekali dalam setahun selama tiga bulan. Tapi tahun ini kami tambah menjadi dua kali karena banyaknya permintaan masyarakat di sini yang ingin belajar bahasa Indonesia,” ujar Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah Mohamad Hery Saripudin, sebagaimana siaran pers dari KJRI Jeddah yang diterima Kompas Selasa (16/10/2018).
Menjawab animo masyarakat, KJRI Jeddah kembali mengadakan Program Kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) gelombang II untuk 2018 yang dibuka secara resmi oleh Konjen RI Hery Saripudin, Senin (15/10/2018).
Pembukaan Program Kursus BIPA gelombang II yang diikuti 62 peserta berlangsung Senin (15/10/2018) malam waktu setempat di Lobi Utama KJRI Jeddah.
Peserta terdiri atas 50 warga Arab Saudi, 8 warga negara Yaman, 1 warga Jordania, 1 warga Amerika Serikat, dan 2 peserta masing-masing warga negara Mauritania dan Pakistan.
Menurut panitia, dalam tempo dua pekan, 107 orang mengajukan berkas pendaftaran meliputi formulir yang telah diisi, fotokopi paspor, kartu identitas, pas foto, keterangan tertulis seputar tujuan belajar bahasa Indonesia, dan surat izin dari sponsor bagi warga non-Arab Saudi.
Pengajar BIPA gelombang II didatangkan dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) sebagai hasil upaya kerja sama yang dirintis KJRI Jeddah dengan perguruan tinggi di ibu kota Jawa Tengah tersebut.
Di hadapan peserta yang hadir pada saat pembukaan, Konjen menyampaikan, program kursus BIPA merupakan wujud dukungan Pemerintah Indonesia terhadap visi 2030 Pemerintah Arab Saudi, yang salah satunya adalah pengembangan sektor pariwisata sebagai bagian dari kebijakan diversifikasi ekonomi.
Hal ini juga sejalan dengan penetapan Madinah sebagai ”Ibu Kota Wisata Islam 2017” dalam pertemuan menteri pariwisata negara-negara OKI pada 2015 di Niamey, ibu kota Nigeria.
Konjen menambahkan, jumlah anggota jemaah haji dan umrah Indonesia mencapai lebih dari 1,2 juta orang dengan konsentrasi pergerakan mereka di tiga kota: Jeddah, Mekkah, dan Madinah.
”Apalagi Pemerintah Arab Saudi mencanangkan destinasi wisata baru di kota-kota lain yang terbuka untuk pengunjung umum, tentu ini akan membawa dampak ekonomi,” kata Hery.