TEGUCIGALPA, MINGGU –Lebih dari 1500 warga Honduras memutuskan bermigrasi ke Amerika dengan persiapan ala kadarnya, Mereka menempuh jalan darat melewati negara yang berbatasan dengan Amerika dengan harapan nantinya akan sampai di negara tujuan.
Saksi mata di perbatasan Guatemala, Minggu (14/10/2018) mengungkapkan, dari mereka yang berangkat, terlihat lelaki, perempuan dan sebagian anak-anak. Tampak pula perempuan menggendong bayinya. Dunia Montoya, seorang relawan yang membantu migran mengatakan, jumlah warga yang berangkat terus bertambah hingga diperkirakan ada 1.600 orang dari yang semula hanya sekitar 160 orang saja.
Rencananya kendaraan caravan yang membawa mereka akan bermalam di Ocotepeque, Minggu sebelum mencoba menyeberang ke Guatemala keesokan harinya. Montoya mengatakan, banyak di antara orang-orang yang berangkat kemungkinan tidak bisa masuk Guatemala mengingat mereka tak memiliki dokumen identitas resmi.
Kota berbahaya
Pergerakan migran mulai terjadi dalam waktu yang cukup singkat, dipicu oleh berita di media lokal tentang adanya kelompok-kelompok yang anggotanya sepakat bersama-sama meninggalkan kota San Pedro Sula yang merupakan kota paling tidak aman di Honduras.
Sejak itu ratusan orang bergegas, mempertaruhkan diri untuk ikut dalam migrasi massal dengan harapan bisa keluar dari kota berbahaya dan mendapat kesempatan hidup yang lebih baik. Mereka berkumpul di stasiun bus San Pedro Sula dengan hanya membawa sedikit barang mereka, kebanyakan masing-masing tak lebih dari satu ransel.
“Saya yakin akan sampai di Amerika. Tidak ada pekerjaan di Honduras dan Anda hidup dalam ketakutan bahwa mereka akan membunuh Anda atau anak-anak Anda,”kata Fanny Barahona (35), seorang pengangguran guru yang mencoba bermigrasi dengan anaknya yang berusia sembilan dan dua tahun.
Orang-orang yang bergabung dinamakan “Perjalanan Migran”, direncanakan dari San Pedro Sula ke Guatemala dan masuk ke Meksiko, kata Bartolo Fuentes, penyelenggara perjalanan ini. Saat nanti sampai di Meksiko mereka merencanakan akan meminta status pengungsi agar bisa tetap berada di negara tersebut. Atau, kata Fuentes, mereka akan meminta visa untuk melewati ke perbatasan AS.
Peringatan AS dan Meksiko
Migrasi warga Honduras terjadi ketika Wapres AS Mike Pence bertemu dengan Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez dan Presiden El Salvador Sanchez Ceren di Washington, Kamis pekan lalu. “Katakan kepada rakyat Anda, jangan mengambil risiko membawa keluarga dengan perjalanan berbahaya ke utara untuk berusaha masuk ke AS secara illegal,”kata Pence ketika itu.
Kepada dua kelapa negara itu Pence menyatakan, AS bersedia membantu pembangunan ekonomi dan melakukan investasi jika mereka lebih gigih menangani migrasi massal, korupsi, dan kekerasan geng.
Meksiko pada Sabtu lalu sudah mengingatkan warga negara asing bahwa visa hanya bisa diminta di kantor konsulat, bukan di perbatasan. Kementerian Dalam Negeri juga mengingatkan, visa hanya akan diberikan kepada mereka yang memenuhi syarat untuk mendapatkan visa.
Honduras yang berpenduduk sekitar 9,5 juta jiwa, sekitar 64 persen di antaranya hidup dalam kemiskinan.Tingkat kejahatan negara ini cukup tinggi, dilakukan oleh geng-geng yang melakukan kekerasan terhadap individu maupun pebisnis. (AFP/AP/REUTERS)