JAKARTA, KOMPAS — Kalangan pengusaha menjajaki peluang pengembangan ekspor ikan patin ke Timur Tengah. Ekspor patin kini tengah dibidik untuk masuk ke pasar Dubai, Uni Emirat Arab.
Ketua Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) Imza Hermawan, di Jakarta, Senin (15/10/2018), mengatakan, ekspor patin ke Timur Tengah dalam bentuk irisan daging (filet) dan steak. ”Kami ingin masuk ke Timur Tengah. Ada potensi (ekspor) yang memungkinkan,” kata Imza.
Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan juga menjajaki ekspor patin ke Arab Saudi, antara lain untuk menu masakan jemaah haji Indonesia.
Produksi patin di Tanah Air terus meningkat sejalan dengan tumbuhnya sentra-sentra produksi patin di sejumlah wilayah, terutama di Sumatera dan Jawa. Sentra patin terutama di Riau, Lampung, dan Kalimantan.
Dari data APCI, produksi patin tergolong unggul dengan produktivitas 200-400 ton per hektar (ha). Jumlah itu hampir menyamai produktivitas patin Vietnam, yakni 300-500 ton per ha.
Produksi patin nasional di kisaran 250.000 ton-300.000 ton per tahun, sekitar 85 persen di antaranya dipasok dalam bentuk segar. Sementara itu, produksi patin olahan dalam bentuk irisan daging tanpa tulang rata-rata 700-900 ton per bulan atau melesat dibandingkan tahun 2010 yang rata-rata hanya 5 ton per bulan.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Budhi Wibowo menambahkan, tren perikanan budidaya terus berkembang rata-rata 3-5 persen per tahun sehingga membuka peluang perluasan ekspor.
Ia menambahkan, sejak pemerintah memperketat pengawasan terhadap masuknya ikan patin (dori) impor ilegal dari Vietnam, pasar filet patin di dalam negeri semakin berkembang pesat. Saat ini, kebutuhan pasar filet lokal mencapai 12.000 ton per tahun. Di samping itu, pasar ekspor juga kian terbuka dengan produk olahan patin.
Data Kementerian Kelautan dan Perikanan menunjukkan, komoditas unggulan perikanan budidaya mencakup rumput laut, udang, patin, nila, dan lele. Pada tahun 2017, total produksi perikanan budidaya nasional mencapai 16,1 juta ton, terdiri dari ikan budidaya 5,65 juta ton dan rumput laut basah 10,45 juta ton.