JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah pelaku industri berupaya mempelajari bagaimana menggunakan platform e-dagang untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas. Pameran dan konferensi tentang industri e-dagang menjadi kesempatan bagi mereka untuk mengenal lebih baik dunia digital dan menjalin kerja sama dengan para pelaku platform digital.
Deputi IV Kementerian Koordinator Perekonomian Rudy Salahuddin menyampaikan, pengetahuan tentang bagaimana menggunakan platform e-dagang secara umum masih kurang. Ada yang belum bisa mendeskripsikan produknya dengan baik, kontrol kualitas produk belum menjadi prioritas untuk sebagian, dan layanan pelanggan kadang kurang bisa diandalkan.
”Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia menjadi salah satu kunci utama dalam mendorong perekonomian digital,” ucap Rudy saat pembukaan acara e2eCommerce Indonesia di Jakarta, Rabu (17/10/2018). Ia menambahkan, baru ada 9 persen UMKM yang menggunakan platform e-dagang.
Diyon, pengunjung e2eCommerce Indonesia yang mewakili perusahaan mode Roemah Kebaya, menyampaikan, tujuannya hadir dalam acara e2eCommerce adalah untuk belajar tentang strategi pengelolaan platform daring. Pihaknya telah menggunakan situs internet serta media sosial untuk menjual produk sejak setahun dan ingin meningkatkan jumlah penjualan dari platform digital.
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam mengelola platform daringnya itu adalah bagaimana situs internetnya dapat muncul dalam pencarian situs di Google. Sejumlah hal paling menarik yang ia pelajari dari panel diskusi yang digelar dalam acara itu adalah pentingnya menganalisis data pengguna internet untuk menyediakan konten dan situs internet yang lebih relevan kepada pengunjung.
Yolita, pengunjung yang mewakili Kimia Farma, berharap dapat belajar lebih banyak mengenai penggunaan teknologi digital. Sejak awal tahun ini, pihaknya berupaya turut menyediakan produk dengan mendirikan toko resmi dalam platform e-dagang.
Dari tahun ke tahun, jumlah pelaku industri yang menggunakan platform e-dagang semakin meningkat. Rahmat Danu Andika, Associate Vice President of Special Projects Bukalapak, mengungkapkan, jumlah UMKM yang menggunakan platformnya kini mencapai 4 juta perusahaan. Pada 2011 hanya ada 10.000 perusahaan dan pada 2010 hanya ada lima perusahaan.
”Penetrasi digital berlangsung secara agresif, tetapi belum berdampak besar terhadap perekonomian Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia tidak belanja melalui platform e-dagang,” kata Andika.