Pengembang Bidik Empat Lokasi Baru untuk Rumah DP Nol Rupiah
JAKARTA, KOMPAS — Pengembang program rumah tanpa uang muka atau DP 0 rupiah, yaitu Perusahaan Daerah Pembangunan Sarana Jaya, membidik empat lokasi baru. Sebelumnya sudah ada dua lokasi perumahan, yaitu di Pondok Kelapa dan Cilangkap, Jakarta Timur.
Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoan mengatakan, lokasi yang tengah dibidik ialah Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. ”Kami sedang melakukan negosiasi dengan pemilik tanah,” kata Yoory di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (17/10/2018).
Yoory mengemukakan, di Jakarta Selatan terdapat dua lokasi dengan luas lahan masing-masing sekitar 1 hektar. Sementara itu, di Jakarta Barat luasnya sekitar 4 hektar dan di Jakarta Timur sekitar 15 hektar.
”Sekitar 30 persen lahan akan digunakan untuk program rumah DP 0 rupiah dan 70 persen untuk hunian komersial,” ujarnya.
Menurut Yoory, pihaknya terus mempercepat pembangunan rumah DP 0 rupiah. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan 14.564 unit di 23 lokasi dalam lima tahun.
Agar target itu bisa tercapai, PD Pembangunan Sarana Jaya sudah mengajukan tambahan penyertaan modal daerah (PMD) dari Rp 2 triliun menjadi Rp 10 triliun. Sebagian PMD akan digunakan untuk membeli lahan.
Serah terima Juli 2019
Pembangunan menara rumah DP 0 rupiah di Klapa Village, Pondok Kelapa, sudah mencapai empat lantai dari 21 lantai. Pembangunan menara dengan kapasitas 780 unit ini ditargetkan selesai Januari 2019 dan diserahterimakan Juli 2019.
Di Cilangkap, proyek masih dalam tahap pengurusan akta jual beli tanah. Pengurusan ini diperkirakan selesai November 2018. Adapun pembangunan atau peletakan batu pertama dimulai sekitar Maret atau April 2019 dan diserahterimakan pada 2020.
”Di Cilangkap, kapasitasnya 900 unit. Targetnya satu setengah tahun selesai. Luas lahannya lebih kurang 3 hektar,” ujar Yoory.
Berdasarkan pantauan di lokasi proyek Klapa Village, Rabu, pengerjaan proyek masih berlangsung. Di zona timur, pembangunan sudah mencapai lima lantai, sedangkan zona barat empat lantai. Pembangunan menggunakan alat berat, seperti mesin derek (crane) dan ekskavator.
Wakil General Manager Kerja Sama PD Pembangunan Sarana Jaya Rizalhan mengatakan, pihaknya sedang mengerjakan pembangunan struktur atas. Perkembangan pembangunan hingga saat ini berkisar 16-17 persen. Pengerjaan berlangsung setiap hari selama 24 jam dan terbagi atas tiga sif.
Tanggapan masyarakat
Program rumah DP 0 rupiah ditujukan kepada warga DKI Jakarta yang belum memiliki rumah, menerima penghasilan Rp 4 juta hingga Rp 7 juta per bulan, tidak pernah menerima subsidi rumah, taat membayar pajak, status menikah, dan wajib memiliki rekening Bank DKI bagi yang terpilih (Kompas, 12/10/2018).
Terkait dengan skema pembiayaan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membantu pembiayaan DP maksimal 20 persen dari harga rumah. Dana pinjaman DP bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI.
Di Klapa Village, ada dua tipe rumah, yaitu tipe 21 dan tipe 36. Cicilan rumah untuk tipe 21 sekitar Rp 1,2 juta selama 20 tahun, sedangkan untuk tipe 36 berkisar Rp 2,1 juta-Rp 2,6 juta per bulan dalam jangka waktu 15-20 tahun.
Program ini mendapat tanggapan positif dari masyarakat DKI Jakarta. Masyarakat antusias mencari informasi meskipun pendaftaran baru akan dibuka pada 1 November 2018. Pendaftaran dilakukan di kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dan di lima kantor wali kota.
Pada Rabu pagi, masyarakat silih berganti berkunjung ke Pusat Informasi Klapa Village, Pondok Kelapa. Ada yang sekadar bertanya-tanya soal harga, tipe rumah, ada pula yang berkonsultasi tentang persyaratan pendaftaran. Hingga pukul 14.00 sudah ada 23 orang yang berkunjung.
Kusneti (38), calon pembeli dari Kelurahan Pondok Kelapa, menyambut baik program ini karena harga rumah relatif terjangkau dan persyaratannya tidak terlalu berat. Dia berminat membeli rumah tipe 36 dengan cicilan Rp 2,1 juta selama 20 tahun.
Saat ini, Kusneti bersama suami dan anaknya masih tinggal mengontrak. Menurut dia, daripada mengontrak rumah Rp 1 juta per bulan, lebih baik mencicil rumah yang kemudian bisa menjadi hak milik.
”Mudah-mudahan proses seleksinya berlangsung baik, mengutamakan orang-orang yang memenuhi syarat. Orang-orang yang ekonominya lemah. Jangan sampai yang terpilih orang-orang yang ekonominya bagus,” ujarnya ketika ditemui di pusat informasi.
Sulaenah (55), calon pembeli lainnya, juga antusias dengan program rumah DP 0 rupiah. Sejak mendengar informasi tentang program ini, dia sudah berulang kali datang ke pusat informasi.
Menurut dia, program ini bisa memudahkan masyarakat, termasuk dirinya, untuk memiliki hunian karena tidak perlu membayar DP. ”Meskipun cicilannya lumayan berat, tidak apa-apa daripada ngontrak,” katanya.
Putri Yovani, staf pemasaran di Pusat Informasi Klapa Village, mengatakan, antusiasme masyarakat meningkat sejak peluncuran program rumah DP 0 rupiah Samawa (Solusi Rumah Warga) oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Jumat (12/10/2018). Jika sebelumnya satu-dua orang saja yang datang ke pusat informasi per hari, sekarang rata-rata ada 50 orang yang berkunjung.
Yoory mengatakan, hingga saat ini sudah 6.000 orang yang terdaftar berminat membeli rumah DP 0 rupiah di Klapa Village sejak pemasangan batu pertama Januari 2018. Karena melebih jumlah unit yang tersedia, Pemprov DKI Jakarta akan menyeleksi calon pembeli yang memenuhi kriteria, salah satunya terdaftar sebagai penduduk Jakarta minimal lima tahun.
”Saya berharap program ini bisa membantu masyarakat dalam memiliki hunian. Semoga setiap pemegang kepentingan bisa mendukung program ini agar berjalan baik, baik dalam bentuk kebijakan maupun dukungan keuangan. Dengan demikian, target kita bisa tercapai,” ujarnya. (YOLA SASTRA)