Keberadaan dan pengamanan di Lapangan Tembak Senayan perlu dikaji ulang secara menyeluruh. Kecelakaan di tempat itu bisa sangat berbahaya.
JAKARTA, KOMPAS - Pengamanan dan keberadaan Lapangan Tembak Senayan perlu dikaji ulang. Letak lapangan tembak yang berada di tengah permukiman, gedung parlemen, sekolah, dan hotel membuat kecelakaan yang terjadi di tempat itu bisa berakibat fatal.
Terkait hal itu, Komisi II DPR berencana memanggil Sekretariat Negara, pengelola Gelora Bung Karno, serta Pengurus Besar Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia (Perbakin) sebagai pengelola Lapangan Tembak Senayan. ”Kami akan mengkaji dan mengevaluasi keberadaan lapangan tembak itu,” kata Ketua Komisi II DPR dari Fraksi Partai Golkar, Zainudin Amali, Rabu (17/10/2018), di Jakarta.
Insiden peluru nyasar dari Lapangan Tembak Senayan pada Senin lalu ternyata tidak hanya mengarah ke dua ruang kerja anggota DPR di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen. Dua ruang kerja itu adalah ruang kerja anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, Bambang Heri Purnomo, dan anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Wenny Warouw.
Kemarin, diketahui ada tiga ruang kerja lain yang terkena peluru nyasar. Dari tiga ruang kerja itu, dua ruangan adalah ruang kerja anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat, yaitu Vivi Sumantri Jayabaya di lantai 10 dan Khatibul Umam Wiranu di lantai 9 Gedung Nusantara I. Satu lainnya adalah ruang kerja anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Totok Daryanto, di lantai 20.
Informasi yang dihimpun Kompas, bekas tembakan di ruangan Vivi meninggalkan lubang di dinding dan terlihat pula lubang di lemari. Di ruang Khatibul, tembakan meninggalkan bekas di dinding, lemari, dan berakhir di plafon. Adapun di ruang Totok, bekas tembakan menyebabkan kaca jendela retak.
Anggota staf Vivi, Kartika, mengatakan, saat insiden peluru nyasar terjadi pada Senin lalu, ruangan Vivi kosong. Vivi dan semua anggota stafnya sedang bertugas di daerah pemilihan Vivi. ”Jadi, saya tidak tahu persis kapan penembakan itu terjadi. Tahu-tahu, pada Selasa, saat saya berada di ruangan sudah melihat ada lubang-lubang tersebut,” ujar Vivi.
Hal yang sama terjadi di ruang kerja Khatibul dan Totok. Bekas tembakan baru diketahui Khatibul dan anggota staf Totok kemarin. Ruangan kedua anggota DPR itu kosong pada Senin dan Selasa lalu.
Membahayakan
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo menyatakan, peluru yang kemarin ditemukan di Gedung Nusantara I merupakan sisa dari peluru nyasar dari latihan menembak di Lapangan Tembak Senayan, Senin lalu. ”Jadi, kami berharap masyarakat tetap tenang,” ucap Dedi.
Sarozawato Zai dari Komisi Pembinaan Prestasi Bidang Target Perbakin menuturkan, kecelakaan yang terjadi Lapangan Tembak Senayan bisa membahayakan orang yang beraktivitas di Gedung DPR. Oleh karena itu, perlu ada pembenahan sistem pengamanan saat latihan di Lapangan Tembak Senayan. Prosedur latihan perlu dibuat lebih rapi sehingga memperkecil kemungkinan adanya peluru nyasar.
Di salah satu area menembak di Lapangan Tembak Senayan, menurut Sarozawato, sasarannya membelakangi Gedung DPR. Lapangan tembak yang dimaksud adalah area menembak reaksi. Lapangan tembak ini sebenarnya sudah memiliki pengaman berupa tanggul dua lapis. Lapis pertama berbahan tanah dan tembok setinggi 2-3 meter. Sementara lapis kedua setinggi 5 meter berbahan logam. Namun, peluru tetap bisa terlontar melewati pembatas itu jika penembak belum berpengalaman.