Jerman Makin Tenggelam
Jerman menelan kekalahan kedua saat ditekuk Perancis dengan skor 1-2 pada laga ketiga Liga Nasional UEFA. Kekalahan itu membuat Jerman terpuruk di dasar klasemen dan terancam degradasi ke Liga B.
PARIS, SELASA Tim sepak bola nasional Jerman semakin tenggelam dalam percaturan sepak bola internasional setelah kalah 1-2 dari Perancis pada laga ketiga Liga Nasional UEFA di Stade de France, Paris, Rabu (17/10/2018) dini hari WIB. Kekalahan itu membuat Jerman terancam degradasi ke Liga B.
Sejak gagal total pada Piala Dunia 2018 bulan Juli lalu, Jerman belum mampu bangkit pada laga-laga kompetitif. Pada Liga Nasional UEFA, Jerman hanya mampu satu kali bermain imbang dan dua kali kalah dari tiga laga. Jerman kebobolan lima gol dan hanya mencetak satu gol.
Hasil buruk yang berulang itu menempatkan Jerman di dasar Grup 1 dengan satu poin dan defisit empat gol. Jerman memiliki satu pertandingan terakhir melawan Belanda untuk menyelamatkan diri dari jurang degradasi.
Namun, Jerman harus menang lebih dari tiga gol dari Belanda dan Belanda juga harus kalah dari Perancis. Jika Belanda dapat menahan imbang atau menang atas Jerman dan/atau menang atas Perancis, Jerman tetap akan terpeleset ke kasta kedua di tingkat Eropa.
Di sisi lain, nasib Pelatih Jerman Joachim Loew juga mulai tersudut ke ujung tanduk. Kecaman media massa Jerman semakin keras setelah ”Die Mannschaft” menelan kekalahan secara beruntun dari Belanda hari Minggu (14/10) dan dari Perancis.
Namun, Loew menganggap Jerman tidak perlu berkecil hati dengan kekalahan itu. Mereka seharusnya dapat merebut kemenangan atas Perancis karena tampil sangat bagus.
”Saya pikir kami layak mendapat kemenangan karena kami adalah tim yang terbaik. Namun, sepak bola tidak bekerja dengan cara itu. Saya kecewa dengan hasilnya, tetapi saya gembira dengan penampilan kami. Saya rasa kami pada tingkat yang seimbang dengan tim terbaik di dunia saat ini,” kata Loew.
Laga antara Perancis dan Jerman berlangsung imbang sejak awal laga. Jerman yang memainkan tiga pemain muda, Serge Gnabry sebagai penyerang, Leroy Sane sebagai gelandang serang, dan Nico Schulz sebagai gelandang sayap kiri, mampu menekan lini pertahanan Perancis.
Sane menjadi inspirator gol Jerman pada menit ke-14. Tendangannya di kotak penalti diblok oleh Presnel Kimpembe dengan tangan. Wasit menghukum Perancis dengan tendangan penalti. Toni Kroos yang menjadi algojo menuntaskan tugasnya dengan sangat baik.
Unggul satu gol membuat Jerman terus berusaha untuk menekan. Serangan cepat Sane membuat lini pertahanan Perancis kesulitan menahan gempuran Jerman.
Namun, kepiawaian kiper Hugo Lloris dalam membaca arah bola membuat dua peluang emas Jerman terlewatkan. Pertahanan Perancis yang semakin rapat membuat serangan gencar Jerman menjadi tertahan.
Perancis mencoba membalas dengan umpan-umpan terobosan Antoine Griezmann kepada Kyllian Mbappe. Namun, barisan bek Jerman masih dapat menghentikan laju Mbappe.
Perancis yang tidak ingin dipermalukan di depan pendukungnya mencoba mengambil inisiatif serangan pada babak kedua. Mbappe masih menjadi tujuan umpan dari Griezmann dan Lucas Hernandez. Namun, pengawalan yang ketat dari para bek Jerman membuat penyerang 19 tahun itu kesulitan untuk mencetak gol.
Gol bagi Perancis akhirnya datang pada menit ke-62 melalui sundulan Griezmann. Penyerang Atletico Madrid tersebut memanfaatkan umpan silang Hernandez untuk melepas sundulan melengkung ke sudut kiri gawang Jerman dan membuat kiper Manuel Neuer gagal menghalau bola.
Gol penyeimbang skor itu membangkitkan semangat pemain Perancis bermain lebih agresif guna menambah gol. Mbappe hampir menggandakan keunggulan Perancis tiga menit kemudian, tetapi Neuer masih bisa mementahkan tendangannya.
Pada menit ke-80, usaha Perancis menambah gol akhirnya berbuah manis. Wasit menilai Mats Hummels menjatuhkan Blaise Matuidi di kotak penalti.
Griezmann yang menjadi algojo membuat Perancis unggul dengan skor 2-1. Kedua gol itu membuat Griezmann mengemas tujuh gol internasional sepanjang tahun 2018.
Namun, hukuman penalti itu diprotes oleh Loew. Menurut pelatih Jerman itu, sapuan Hummels mengenai bola dan bukan kaki Matuidi.
”Penalti itu tidak adil. Saya melihat tayangan ulang, Hummels tidak menyentuh Matuidi. Dia menginjak kaki Hummels dan terjatuh,” kata Loew.
Jerman yang tidak ingin kalah berusaha langsung balik menyerang untuk menyamakan kedudukan. Toni Kroos menjadi motor serangan Jerman dengan mengirim umpan silang ke depan gawang.
Namun, tandukan Thomas Mueller dan Mats Hummels selalu gagal berbuah gol bagi Jerman sampai akhir laga.
Bagi Perancis, kemenangan itu menempatkan mereka di puncak klasemen Grup 1 dengan tujuh poin dari tiga laga. Perancis hanya memerlukan hasil imbang pada laga terakhirnya melawan Belanda untuk memastikan diri lolos ke semifinal.
”Ini adalah perbedaan antara tim yang penuh percaya diri dan tim seperti Jerman yang kurang percaya diri dan mungkin kurang efisien. Tiada yang lebih baik bagi pemain kami selain kemenangan ini. Vitamin terbaik adalah kemenangan atas tim yang tangguh,” kata Didier Deschamps, Pelatih Perancis.
Kemenangan atas Jerman menjadi modal kepercayaan diri yang sangat berharga bagi Perancis untuk memasuki babak kualifikasi Piala Eropa pada awal 2019. Perancis yang bermaterikan para pemain muda, dengan rata-rata usia 24,7 tahun, berpeluang untuk mengulangi prestasi istimewa pada Piala Dunia 2000 dengan menjuarai Piala Eropa setelah menjuarai Piala Dunia pada 1998.
(AFP/AP/REUTERS/ECA)