Kesejahteraan Penyandang Disabilitas Perlu Didukung
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
Keterbatasan fisik bukan hambatan bagi sejumlah penyandang disabilitas untuk menekunkan keterampilan profesional mereka dan menjadi mandiri secara finansial. Semangat kerja keras dan keterampilan yang dimahiri tidak kalah saing dibanding orang normal lainnya. Masalahnya, kemampuan para penyandang disabilitas itu belum dikenal atau diakui oleh seluruh masyarakat.
Sebanyak 1 per 20 mitra Go-Jek dalam layanan pijat profesional Go-Massage dan layanan solusi otomotif Go-Auto adalah penyandang disabilitas. Di wilayah Jabodetabek, angka itu telah mencapai ratusan. Sama seperti mitra Go-Jek lainnya, kemampuan pelayanan dan keterampilan mereka telah diuji sebelumnya.
Ikke (44), mitra tunanetra Go-Massage misalnya, belajar memijat selama tiga tahun di Panti Sosial Tuna Netra Bina Cahaya Bathin, Jakarta. Selain memijat, ia juga belajar tentang anatomi dan fisiologi.
"Saya seorang single parent. Motivasi saya adalah membesarkan anak saya. Saya ikut Go-Life (bagian dari Go-Jek yang menyadiakan Go-Massage dan Go-Auto) sejak 2016. Saya ikut training dan mendapatkan ijazah. Ini bukti bahwa kita mampu memberikan customer service sebaik mungkin. Keterampilan kita bukan hasil autodidact," tutur Ikke yang mengalami kebutaan sejak 2009 akibat penyakit glukoma.
Walaupun tunanetra, Ikke mampu menggunakan aplikasi Go-Jek dan pulang pergi kerja secara mandiri. Aplikasi Go-Jek disediakan dengan teknologi asisten digital berbasis suara, sehingga aplikasi itu dapat dikontrol dengan suara.
Untuk pulang pergi kerja, Ikke dengan berani dan mandiri menggunakan layanan transportasi Go-Jek. Saat tiba di lokasi pelanggannya, sambil ditunggu oleh supir Go-Jek, ia menghubungi pelanggannya bahwa ia telah tiba. Sebelumnya, pelanggan itu telah diinformasikan bahwa Ikke seorang tunanetra.
Selain tunanetra, ada pula kelompok penyandang disabilitas lainnya yang hadir dalam layanan Go-Jek. Sejumlah penyandang tunarungu dan tunadaksa misalnya, hadir dalam layanan otomotif Go-Auto, layanan kebersihan Go-Clean, dan layanan kecantikan Go-Glam.
"Dengan tantangan yang dimiliki, para mitra disabilitas ternyata juga mampu mendapatkan penghasilan yang bersaing dengan mitra-mitra lainnya. Dari sisi kualitas layanan, lebih dari 90 persen pengguna Go-Life menyatakan puas atas pelayanan yang diberikan mitra penyandang disabilitas," tutur VP Marketing Go-Life Yuanita Agata, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (18/10/2018).
Tantangan utama yang dihadapi oleh pekerja penyandang disabilitas adalah bagaimana memperoleh kepercayaan konsumen. Yuanita mengatakan, dua dari tiga pemesanan yang diterima penyandang disabilitas dibatalkan oleh konsumen.
"Masih ada masyarakat dan konsumen Go-Life yang ragu dengan kemampuan mitra-mitra disabilitas. Terkadang, ini juga didasari oleh rasa iba," ucap Yuanita.
Angkie Yudistia, Pendiri dan CEO ThisAble Enterprise, lembaga sosial yang kerja sama dengan Go-Life dalam memberikan pelatihan dan penyaluran tenaga kerja bagi para penyandang disabilitas, memperkirakan, jumlah penyandang disabilitas seluruh Indonesia mencapai lebih dari 20 juta orang. Sebagian besar, saat berusia produktif, masih sangat sulit mendapatkan pekerjaan.
"Kita perlu kepercayaan dari konsumen agar mereka membuka lebar tangannya menerima service dari kita. Kita dari gerakan sosial, tetapi bukan berarti kita tidak profesional. Program training kami sesuai dengan SOP (standard operating procedure) Go-Life," tutur Angkie, tunarungu yang mampu mengatasi keterbatasan fisiknya berkat alat pendengar.
Peluang bekerja dapat mendorong para penyandang disabilitas untuk hidup mandiri seperti orang normal. "Mereka yang tadinya tidak ada penghasilkan kini dapat menerima antara 4-6 juta per bulan. Ada seorang tunarungu milenial misalnya, yang berani menikahi pacarnya setelah bekerja," ucap Angkie.
Saat ini, Go-Jek meluncurkan gerakan sosial #HilangkanBatasan dalam rangka mengubah persepsi masyarakat terhadap kemampuan penyandang disabilitas.
Dalam akun Instagram golifeindonesia, berbagai cerita inspiratif oleh para mitra penyandang disabilitas ditampilkan. "Kami juga ingin mengajak para konsumen untuk menyampaikan testimoninya bagaimana pengalaman pelayanan dari mitra disabilitas," tambah Yuanita.