Laba bersih triwulan III-2018 mencapai Rp 18,1 triliun. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dinilai tidak memengaruhi neraca keuangan perusahaan.
JAKARTA, KOMPAS — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk optimistis laba bersihnya tumbuh 24 persen sepanjang tahun 2018. Pertumbuhan pendapatan berbasis komisi diyakini menopang pencapaian proyeksi tersebut.
Hingga triwulan III-2018, Bank Mandiri telah mencatat pendapatan berbasis komisi (fee based income) Rp 18,75 triliun. Capaian ini naik 11,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang Rp 16,84 triliun.
Direktur Keuangan Mandiri Panji Irawan menyatakan, kenaikan pendapatan berbasis komisi didorong peningkatan transaksi valuta asing serta pemasukan dari biaya balas jasa dan komisi.
”Hingga akhir tahun, kami prediksi pendapatan berbasis komisi, khususnya pada pasar valas, akan stabil. Jumlah nasabah valas eksportir terus tumbuh,” ujarnya di Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dinilai tidak memengaruhi neraca keuangan perusahaan. Sebab, Bank Mandiri menghimpun dana dari importir dan eksportir yang surplus dan menyalurkan ke masyarakat yang memerlukan pembiayaan.
Hingga triwulan III-2018, Mandiri telah mencatat laba bersih Rp 18,1 triliun atau tumbuh 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan laba bersih ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 40,5 triliun atau naik 4,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto mengatakan, kebijakan suku bunga yang diterapkan Bank Indonesia menuntut perseroan melakukan perbaikan yang signifikan di sisi pengelolaan aset produktif.
Restrukturisasi, lanjut Sulaiman, berdampak pada penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi 3,01 persen pada akhir September 2018. Di sisi lain, biaya operasional berhasil ditekan dan hanya tumbuh satu digit karena efisiensi yang konsisten. ”Pemantauan potensi bisnis debitur dilakukan secara ketat sehingga membantu debitur memenuhi kewajibannya,” kata Sulaiman.
Bank Mandiri berupaya mendorong pertumbuhan dengan memperkuat struktur pendanaan melalui peningkatan dana murah, menjaga pertumbuhan biaya operasional, serta penyaluran kredit yang lebih bijaksana.
Inovasi layanan
Bank OCBC NISP menghadirkan inovasi layanan di cabang terbarunya dengan konsep ”Premium Guest House” di Hayam Wuruk, Jakarta. Konsep ini dilatarbelakangi perubahan perilaku nasabah yang cenderung ke arah digital.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja, Rabu (17/10/2018), mengatakan, kebutuhan nasabah tidak terbatas pada transaksi. Oleh karena itu, pihaknya memperkenalkan konsep yang fokus memberikan nilai tambah melalui penyediaan pengetahuan, pengalaman, serta solusi untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi nasabah. Harapannya, nasabah menentukan kebutuhan dan mendapatkan solusi keuangannya.
Jika biasanya nasabah berhadapan langsung dengan meja teller saat masuk ke bank, kali ini registrasi nasabah dilakukan secara digital lewat aplikasi. Nasabah akan diarahkan ke ruangan sesuai kebutuhannya. Parwati menambahkan, konsep tersebut akan diterapkan di kantor cabang lain secara bertahap.
Inovasi ditempuh perbankan nasional. Mereka memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk mengefisienkan layanan serta memudahkan nasabah. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, misalnya. meluncurkan BTPN Wow! dan bank digital Jenius.
Sementara Bank Danamon mengembangkan digital factory atau teknologi digital berbasis application programming interface (APIs). Adapun Bank Permata memperkuat layanan digitalnya dengan meluncurkan Permata Mobile X yang diharapkan membuat layanan lebih cepat dan mudah. (E01)