Penyelesaian Jalan Layang Tol Jakarta-Cikampek Dinilai Sulit Sesuai Target
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Target penyelesaian Jalan Layang Tol Jakarta-Cikampek pada akhir Maret 2019 dinilai sulit tercapai. Selain karena waktunya mepet, pembangunan akan menghadapi tantangan musim hujan dan liburan akhir tahun. Penyelesaian proyek diharapkan tidak terburu-buru dan mengutamakan keselamatan.
Pengamat properti Tanto Kurniawan mengatakan, Indonesia akan memasuki musim hujan pada November-Februari. Kondisi itu akan menghambat dan membuat proses pengerjaan jalan semakin berat.
Selain itu, libur panjang akhir tahun pada akhir Desember hingga awal Januari akan menyebabkan lalu lintas di sekitar lokasi proyek, di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, semakin padat. Akibatnya, kontraktor akan kesulitan menutup ataupun mengambil jalur untuk pengerjaan jalan.
”Namun, itu bergantung pada metode yang dipakai. Kalau mereka (pengelola) sudah mengantisipasi, syukurlah. Tapi, menurut saya, kedua hal itu akan menjadi penghambat untuk penyelesaian pada Maret mendatang (2019),” kata Tanto, Kamis (18/10/2018).
Hingga awal Oktober, realisasi pembangunan jalan sekitar 51 persen, sedangkan sisa waktu kurang dari enam bulan. Mengingat kondisi itu dan tantangan yang dihadapi, Tanto menyarankan pengelola agar tidak buru-buru dan memaksakan penyelesaian proyek.
”Daerah itu lalu lintasnya sangat padat. Kalau terjadi kesalahan, akibatnya fatal sekali. Menurut saya, lebih rileks sedikitlah, tidak usah dikejar waktu. Yang penting pengerjaannya benar-benar sempurna,” ujar Tanto.
Direktur Utama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek Djoko Dwijono mengatakan, terkait dengan potensi gangguan itu, pihaknya sudah mempersiapkannya. Untuk libur panjang akhir tahun, biasanya ada koordinasi dengan berbagai pihak, seperti Kementerian Perhubungan, kepolisian, dan pengelola Jalan Tol Jakarta-Cikampek dalam pengaturan lalu lintas.
”Untuk musim hujan, kebetulan pekerjaan tanah sudah jauh berkurang sehingga diharapkan lebih mudah mengendalikannya (permasalahan itu). Faktor libur sudah diperhitungkan, untuk cuaca tergantung kondisi,” kata Djoko.
Selasa lalu, Djoko mengatakan, potensi keterlambatan penyelesaian proyek tetap ada, tetapi pihaknya berusaha keras mengatasi kendala yang dialami. Djoko optimistis pembangunan selesai sesuai target dan beroperasi sebulan atau dua bulan kemudian setelah lolos uji mutu dan kelayakan.
”Kami terus berupaya menyelesaikannya sesuai target. Harus optimistis, sampai terbukti apakah bisa tercapai atau tidak,” ujarnya.
Pembangunan jalan layang tol sepanjang 38 kilometer dari Kilometer 9 Cikunir ke Kilometer 47 Karawang Barat itu diharapkan bisa mengurangi kepadatan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek sekitar 30 persen.
Jalan Tol Jakarta-Cikampek saat ini dinilai sudah melebihi kapasitas. Rasio volume kendaraan dan jalan (V/C) sudah melebihi angka 1 atau sangat padat. Idealnya, rasio itu tidak lebih dari 0,8. (YOLA SASTRA)