MEDAN, KOMPAS - Banjir di Sumatera bagian utara terus meluas. Setelah Sumatera Utara dan Sumatera Barat, ribuan rumah di Aceh dan Riau terendam dan puluhan ribu warga terdampak. Warga diminta waspada mengingat curah hujan sedang-tinggi masih berpeluang di sebagian besar Sumatera hingga Desember.
Di Aceh, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh, Rabu (17/10/2018), melaporkan, banjir merendam 297 desa di 50 kecamatan dan 9 kabupaten. Ke-9 kabupaten itu adalah Aceh Barat, Aceh Singkil, Simeulue, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Jaya, Nagan Raya, Pidie, dan Aceh Utara.
Kepala BPBD Aceh Ahmad Dadek mengatakan, hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Aceh sejak 12 Oktober. Saat itu, banjir menggenang di beberapa daerah, puncaknya Selasa lalu. Sejumlah sungai meluap, longsor di beberapa lokasi. ”Banjir makin besar karena air laut pasang. Air sungai tertahan,” katanya.
Kemarin, 17.200 keluarga (65.338 jiwa) terdampak. ”Data dari Pidie dan Aceh Utara serta beberapa desa belum masuk,” kata Dadek. Tak ada korban jiwa.
Sejumlah jalan tertutup longsor, seperti di Kecamatan Sawang dan Tapaktuan, Aceh Selatan, lalu Kecamatan Danau Paris di ruas jalan Aceh Singkil menuju ke Tapanuli Tengah. Jalan terendam ada di ruas Singkil-Rimo dan Jalan Teupin Perahu-Woyla Barat di Aceh Barat.
Banjir di Aceh Jaya sudah surut, tetapi di Singkil, Aceh Utara, Aceh Barat, dan Nagan Raya masih parah. Ketinggian air 50 sentimeter hingga 1,5 meter.
Di Riau, banjir melanda tiga kecamatan di Kabupaten Rokan Hulu dan lima kelurahan di Kota Dumai akibat meluapnya Sungai Rokan dan Sungai Dumai. Ribuan rumah terendam, ratusan penduduk mengungsi.
Data BPBD Rokan Hulu, banjir melanda Kecamatan Rokan IV Koto, Kunto Darussalam, dan Bonai Darussalam. Ada 577 rumah terendam. Ketinggian muka air dari 30 cm hingga 2 meter.
Di Dumai, 500 rumah di lima kelurahan terendam banjir. Air menggenangi ruas-ruas jalan. Perkantoran dan sekolah juga tergenang. Pelaksana Tugas Kepala BPBD Dumai Afrilagan mengungkapkan, kondisi terparah di Desa Bumi Ayu yang dekat aliran Sungai Dumai. Rumah warga tergenang hingga 1 meter.
Rencana relokasi
Di Mandailing Natal, Sumut, 75 keluarga yang terdiri atas 325 jiwa korban banjir bandang di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, akan direlokasi. Sekolah, masjid, dan poliklinik desa juga akan dipindahkan.
Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis menegaskan, keputusan merelokasi hunian diambil setelah Gubernur Sumut Edy Rahmayadi rapat dengan Pemda Mandailing Natal. ”Masih tahap cari lokasi aman,” katanya.
Kemarin, saat kembali dari lokasi banjir bandang Desa Muara Saladi, mobil yang ditumpangi Kepala Dinas Sosial Mandailing Natal Taufik Lubis bersama tiga wartawan: Khairul Bazar (Kompas TV), Riky Zulkarnain (Metro TV), dan Romulo P Siregar (TV One) tersangkut material longsor. Badan mobil dihantam aliran sungai yang meluap. ”Semua penumpang berhasil menyelamatkan diri,” kata Kapolres Mandailing Natal Ajun Komisaris Besar Irsan Sinuhaji.
Di Kabupaten Tanah Datar, Sumbar, tim gabungan menemukan jenazah Daswirman (59), korban hilang terseret banjir bandang di Nagari Tanjung Bonai, Kecamatan Lintau Buo.
Perkiraan BMKG, hujan dengan intensitas sedang-tinggi berpeluang terjadi di Sumatera hingga Desember.
(ZAK/NSA/SAH/WSI)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.