Tak Gentar Melawan
Melawan peringkat pertama dunia tak membuat gentar Ricky Karanda/Debby Susanto. Mereka telah bersiap untuk meredam permainan cepat ganda campuran China.
ODENSE, RABU Setelah melewati Zhang Nan/Li Yinhui pada babak pertama Denmark Terbuka, Ricky Karanda Suwardi/Debby Susanto akan berhadapan dengan pasangan China berstatus ganda campuran nomor satu dunia, Zheng Siwei/Huang Yaqiong. Status unggulan sang lawan tidak menggentarkan mereka.
”Menurut saya, kalau sudah di lapangan, status unggulan tidak terlalu berpengaruh karena di lapangan hasil bisa beda, peluangnya tetap 50-50,” kata Debby setelah mengalahkan Zhang/Li pada babak pertama, Rabu (17/10/2018). Di Odense Sports Park, Odense, pada sesi pertandingan pagi, Ricky/Debby mengalahkan Zhang/Li, 21-15, 21-15.
Pertemuan dengan Zheng/ Huang akan menjadi yang kedua bagi Ricky/Debby setelah babak pertama Jepang Terbuka, September. Kala itu, Ricky/Debby yang kalah cepat harus menyerah, 14-21, 12-21. Faktor itu pula yang harus mereka waspadai pada pertandingan Kamis ini.
Perlawanan terhadap permainan cepat lawan telah mereka perlihatkan saat meredam kecepatan Zhang/Li. Ricky/Debby menerapkan persiapan yang dilakukan dalam latihan di Pelatnas Cipayung, Jakarta.
”Saya menerapkan apa yang kami siapkan di latihan. Pola main kami cocok dengan Zhang/Li. Jadi, siapa yang pintar baca situasi di lapangan, dia yang akan menang,” kata Debby dalam laman resmi PP PBSI.
Debby, yang akan segera pensiun sebagai atlet, menjelaskan, dirinya dan Ricky harus menambah fokus pada gim kedua karena lawan mempercepat permainan. Mereka berhasil melakukannya dengan mengatur tempo permainan, lalu menanti kesempatan menyerang.
”Alhamdulillah bisa menang hari ini. Seperti yang dikatakan Cik Debby, hasil latihan bisa keluar semua hari ini. Kami bisa menerapkan pola permainan yang kami mau,” ujar Ricky.
Pasangan berperingkat ke-20 dunia itu sebenarnya bisa bertemu rekan latihan pelatnas, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, pada babak kedua. Namun, Praveen/Debby tak mampu menahan kecepatan Zheng/Huang. Mereka kalah, 14-21, 7-21, hanya dalam waktu 26 menit.
Kemenangan didapat dua ganda campuran lainnya, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Hafiz/Gloria menang atas ganda Perancis, Ronan Labar/Audrey Fontaine, 21-11, 21-11.
Adapun Owi/Butet, panggilan Tontowi/Liliyana, menang mudah atas pasangan Inggris, Ben Lane/Jessica Pugh, 21-11, 21-16, Pugh, seperti disebutkan dalam Twitter resmi Turnamen All England, adalah penggemar Butet. ”Natsir adalah idola saya. Dia menjadi alasan saya untuk menekuni bulu tangkis,” kata pemain berusia 21 tahun tersebut. Bersama Lane, saat ini Pugh menempati peringkat ke-26 dunia.
#Momogi
Pertemuan keenam Anthony Sinisuka Ginting dan Kento Momota tahun ini, Selasa malam waktu Denmark atau Rabu dini hari WIB, kembali menyajikan pertandingan menarik. Setelah pertandingan yang berakhir hampir tengah malam di Odense tersebut, penonton yang masih bertahan memberi tepuk tangan sambil berdiri kepada kedua pemain.
Di lapangan, Anthony dan Momota saling melempar senyum meskipun salah satu di antara mereka harus menerima kekalahan pada babak awal. Anthony kalah 18-21, 23-21, 15-21 setelah memenangi dua pertemuan terakhir di Asian Games Jakarta Palembang 2018 dan China Terbuka. Namun, setelah bersaing dalam final China Terbuka, September, mereka harus bertemu pada babak awal di Denmark.
Persaingan yang memunculkan tanda pagar momogi (kependekan Momota-Ginting) dari penggemar bulu tangkis ini menjadi yang paling dinanti
pada babak pertama Denmark Terbuka. Melalui akun Twitter para penggemar bulu tangkis, hitung mundur pertandingan yang dimulai sekitar pukul 02.00 WIB pun dilakukan pada hari Selasa.
Meskipun pertandingan berlangsung dalam tempo cepat, durasinya mencapai 1 jam 27 menit. dan menjadi laga terlama pada hari pertama. Dua pertemuan lain tahun ini, yaitu pada kategori beregu Asian Games dan Malaysia Terbuka, Juni, juga berlangsung lebih dari 80 menit. Kedua laga tersebut juga dimenangi Momota.
Berbeda dengan dua laga terakhir ketika Anthony menang melalui permainan net, kali ini dia justru membuat banyak kesalahan pada pukulan andalannya itu. Anthony juga mengakui pukulan Momota lebih bervariasi hingga membuatnya terkuras.
Berkali-kali pemain nomor satu dunia itu mengarahkan smes ke arah backhand dan forehand Anthony dengan cepat. Anthony pun kesulitan mengembalikannya. Saat Anthony memenangi gim kedua setelah tertinggal 10-15, dia berpeluang menang ketika bermain ketat hingga pertengahan gim ketiga.
”Sebetulnya saya punya peluang. Namun, saat kedudukan imbang pada gim ketiga, dia bermain lebih cepat dan berinisiatif untuk menyerang. Saya malah memberinya kesempatan menyerang,” kata Anthony. (IYA)