Selvia Dwi Susanti (15), remaja berbobot 179,3 kilogram, akhirnya mau menuruti saran tim dokter untuk mengubah menu makannya. Warga Desa Cangkring, Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, itu pun menghentikan kegemarannya makan kerupuk. Ia juga mencoba membiasakan diri mengonsumsi sayuran dan buah.
Ditemui di rumahnya, Kamis (18/10/2018), ibunda Selvia, Musri (47), mengatakan, dirinya memasakkan sayur kangkung tanpa minyak goreng dan asem-asem ayam untuk putrinya. ”Sesuai saran dokter, kulit ayamnya dibuang,” kata Musri.
Selama ini, Selvia sarapan sekitar pukul 08.00, lalu makan lagi pukul 14.00. Selebihnya ia suka mengudap gorengan, termasuk krecek (keripik singkong). Ia suka makanan yang gurih dan asin. ”Kalau makan kerupuk, sehari bisa habis lima plastik, satu plastik isi 10 kerupuk,” kata Musri.
Menurut Musri, Selvia tidak doyan buah dan sayur. Kalau makan sayur bersantan (lodeh), biasanya diambil kuahnya saja. Sayurnya, termasuk terung, tidak dimakan. ”Tadi, ya, sedikit dipaksa makan sayur kangkung sama sepotong dada ayam tanpa kulit,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan Taufik Hidayat menyatakan telah membentuk tim khusus untuk kasus obesitas Selvia. Dinkes Lamongan berkoordinasi dengan Puskesmas Bluluk dan Rumah Sakit Umum Daerah Mulyoagung, Ngimbang. Bidan desa dan dokter gizi juga ditugaskan khusus fokus memberikan terapi diet dan memantau pola makan dan pola gerak Selvia.
Menurut dokter Puskesmas Bluluk, Fauziyah, Selvia sedikit mengalami kendala psikis, seperti minder dan pemalu. Selvia cenderung tertutup terhadap orang yang belum dikenal. Progres kondisi Selvia akan dipantau seminggu tiga kali.
Hasil pantauan kondisi kadar gula, kolesterol, tekanan darahnya normal. Pola dietnya dan kebiasaan makan tinggi kalori dan berlemak diupayakan dikurangi.
Selvia gemar mengudap gorengan, kerupuk, dan kuah bersantan. Padahal, Fauziyah mengutip pernyataan ahli gizi dan diet dari University of Sydney, Leona Victoria Djajadi, yang menyebutkan kerupuk, keripik singkong, dan nasi termasuk tinggi kalori.
Dalam setiap 100 gram kerupuk bawang mengandung 480 kalori, 100 gram keripik singkong mengandung 550 kalori, sedangkan 100 gram nasi putih mengandung 130 kalori. Kondisi itu diperparah suka makanan bersantan dan asin, juga tidak didukung aktivitas fisik, apalagi olahraga. Tidak ada kalori yang terbakar lebih mudah memicu badan bertambah gemuk.
Faktor genetik
Bobot Selvia pada 2015 saat ditimbang mencapai 146 kilogram. Setelah itu, ia makin minder dan tak mau ditimbang. Tahun ini, keluarga memperkirakan beratnya 197 kilogram. Tetapi, setelah ditimbang tim Puskesmas Bluluk bersama Forum Pimpinan Kecamatan pada pekan ini, ternyata berat badannya 179,3 kilogram.
Kakak Selvia, Nurul Diah Setiawati (27), menuturkan, Selvia hanya berdiri dan berjalan saat mandi dan ganti baju. Selebihnya ia menghabiskan waktu untuk ngemil dan nonton televisi.
Acara yang digemari adalah film televisi (FTV), akademi dangdut, kontes dangdut, dan liga dangdut. Ia senang suara Lesti D Academy. ”Kalau nonton televisi, ngemilnya susah berhenti,” kata Nurul.
Nurul menambahkan, badan ”subur” karena ada faktor keturunan (genetik). Ayahnya, Suroso, juga gemuk. Saat ini, berat badan Nurul sendiri mencapai 127 kilogram. ”Saya dulu juga gendut. Tapi, setelah nikah, terlebih lagi setelah melahirkan anak, ya, sebesar ini,” ucapnya sambil tertawa.
Bedanya, Nurul cuek dan tetap percaya diri. Ia pun bisa mengenyam pendidikan hingga SMA. Selvia pemalu. Ia mogok sekolah akibat tak tahan diolok-olok temannya karena gendut.
”Kelas 4 putus sekolah karena malu. Kalau lihat bidan dan orang berseragam pegawai negeri ketakutan. Saat anak saya diimunisasi saja, Selvia sembunyi,” katanya.