Ada banyak jenis robot dengan berbagai kemampuan yang dipertontonkan dalam Pameran Puncak Robot Dunia yang berlangsung di Tokyo, Jepang, 17-21 Oktober. Di antaranya, robot yang mempunyai kemampuan berolahraga, seperti senam atau bahkan bermain pingpong.
Lupakan sejenak robot jenis itu. Di pameran tersebut diperkenalkan robot serba bisa yang sangat berguna untuk keperluan sehari-hari. CarriRo, demikian nama robot itu, berbentuk mirip mainan bus-busan London dengan warna terang, ”mata” ramah, dan bisa berjalan lincah mengantar kiriman secepat 6 kilometer per jam.
”CarriRo didesain untuk berjalan di trotoar dan diarahkan via GPS ke alamat dalam radius 2 kilometer,” ujar Chio Ishikawa dari Sumitomo Corp yang mempromosikan robot itu.
Cara kerja robot itu cukup mudah. Calon penerima paket mendapat kode lewat telepon pintar sehingga mereka bisa mengakses ”jeroan” CarriRo dan mengambil barang apa saja yang ada di dalamnya. Barang itu bisa surat, obat-obatan, atau makanan.
Pembuat robot tersebut berpendapat, layanan seperti ini terutama cocok buat Jepang dengan masyarakatnya yang menua. Tercatat sekitar 28 persen warga Jepang berusia 65 tahun. Mobilitas orang-orang tua tersebut cenderung semakin terbatas.
Jenis robot yang dikembangkan oleh Human Support Robot Toyota itu mempunyai tinggi sekitar 1 meter. Robot ini tampak seperti tempat sampah dengan lengan, tetapi bisa memberi bantuan vital buat manula di rumah dan juga orang dengan disabilitas.
CarriRo mampu menangani dan mengarahkan bermacam obyek. Benda ini juga bisa menjadi penghubung dengan dunia luar via koneksi internet.
Di pameran tersebut juga ditunjukkan solusi terbaru atas masalah kekurangan tenaga kerja di Jepang yang sangat dirasakan di sektor ritel dan konstruksi. Omron memamerkan sebuah robot yang bisa diprogram untuk meluncur di atas pasar swalayan dan mengambil berbagai barang ke dalam keranjang.
Bisa jadi robot ini berguna untuk pembelanja yang malas atau lemah, tetapi fungsi robot itu tampaknya lebih dimaksudkan untuk menangani urusan terkait gudang logistik. Sebagaimana diketahui, Jepang kesulitan mendapatkan staf untuk menata rak-rak. Negara itu mempunyai 55.000 toko serba ada yang buka 24 jam. Dalam hal ini, robot-robot bisa memenuhi kekurangan itu. (AFP)