JAKARTA, KOMPAS — Badan usaha milik negara yang bergerak di sektor pariwisata, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation, mendapat komitmen pembiayaan dari Asian Infrastructure Investment Bank sampai dengan 248 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,7 triliun.
Selain itu, ITDC juga diharapkan mendapat pembiayaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia sebesar Rp 1,2 triliun pada akhir tahun 2018. Dana pembiayaan dari kedua lembaga keuangan itu akan digunakan untuk proyek pengembangan kawasan wisata Mandalika atau Mandalika Urban and Tourism Insfrastructure Project (MUTIP), Nusa Tenggara Barat, di luas area lebih kurang 1.100 hektar.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC Abdulbar Mansoer di Jakarta, Kamis (18/10/2018). ”Kami sudah menandatangani komitmen pembiayaan sampai dengan 248 juta dollar AS dari AIIB,” kata Abdulbar.
Pinjaman itu merupakan pinjaman jangka panjang sampai 20 tahun dengan bunga rendah. Pinjaman dari AIIB sampai dengan 248 juta dollar AS artinya dana yang bisa dipinjam ITDC dari AIIB sesuai kebutuhan sampai dengan 248 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,7 triliun dengan nilai tukar Rp 15.000 per dollar AS. Pada akhir 2018, dana pinjaman diharapkan sudah bisa dicairkan.
Selain itu, lanjut Abdulbar, ITDC juga sudah mengajukan proposal pembiayaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Dari rekomendasi teknis, ITDC mendapat alokasi pembiayaan sebesar Rp 1,2 triliun. ”Kami masih menunggu keputusan Menteri Keuangan,” katanya. Diharapkan akhir tahun 2018, dana pembiayaan itu sudah bisa cair.
Abdulbar menjelaskan, ITDC mendapat pembiayaan dari lembaga pembiayaan ekspor karena ITDC menjual jasa yang mendatangkan devisa, yaitu kunjungan wisatawan mancanegara di tempat-tempat wisata yang dikelola ITDC.
Abdulbar menambahkan, jika pembiayaan sudah ada, pengembangan kawasan Mandalika dapat segera dimulai secara bertahap. Pengembangan Mandalika dapat berdampak langsung pada penyerapan tenaga kerja di Nusa Tenggara Barat.
Jika sudah dikembangkan atau dibangun seluruhnya, kawasan wisata Mandalika dengan kebutuhan investasi Rp 4,5 triliun diproyeksikan bisa menyerap wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 2 juta wisman per tahun dan penyerapan tenaga kerja langsung 50.000 orang.
Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah mengatakan, investasi untuk pengembangan kawasan wisata Mandalika lebih dari Rp 4 triliun.
Sebelum mendapat pembiayaan dari AIIB, ITDC telah mengembangkan kawasan selama ini pada tahap awal dari dana penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 250 miliar dan dana perusahaan ITDC sebesar Rp 150 miliar.
Sesuai rencana, kawasan Mandalika akan dibuat seperti kawasan Nusa Dua di Bali. ITDC akan mengembangkan dan mengelola kawasan wisata. Kawasan itu kemudian akan disewakan kepada investor untuk membangun hotel, resor, dan sirkuit.
Edwin menambahkan, selain di Mandalika, ITDC melalui kerja sama dengan investor akan mengembangkan kawasan wisata di Bali bagian utara. Selain hotel, juga direncanakan dibangun resor bertaraf internasional.