JAKARTA, KOMPAS -- Pemerintah tingkat kecamatan belum menyediakan bangunan pengganti khusus untuk sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tunas Bina, Kelurahan Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat, yang direlokasi pada Rabu lalu (17/10/2018). Hal itu disebabkan sulitnya mencari lahan pengganti di kawasan terdekat.
Kegiatan pembelajaran hingga Jumat (19/10/2018), dipindahkan ke masjid dekat kantor kecamatan Tamansari. Kepala Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban Kecamatan Tamansari, Sri Pujiastuti, berusaha menyediakan lahan di jalan Kunir, berjarak cukup jauh dari kawasan sebelumnya.
Ia mengatakan, relokasi tersebut segera dilakukan karena berkaitan dengan penataan kawasan Kota Tua. Letak bangunan PAUD Tunas Bina berada di jalur pejalan kaki sekitar jalan Cengkeh dalam Lokasi Binaan (Lokbin) Kota Intan. Kawasan ini direncanakan sebagai lahan untuk pedagang dan pusat hiburan, yang terintegrasi melalui akses jalan Teh untuk menuju Kota Tua.
"Relokasi sebenarnya sudah dikabarkan ke pengurus PAUD sejak April lalu, dan sudah mundur beberapa bulan," kata Sri Pujiastuti yang akrab disapa Puji.
Lokbin seluas 1,2 hektar itu juga direncanakan sebagai lahan parkir utama bagi pengunjung Kota Tua. Dari situ, pengunjung akan melalui jalur pejalan kaki yang salah satunya adalah kawasan relokasi PAUD Tunas Bina.
Berdasarkan pantauan Kompas sepanjang Jumat, selain PAUD Tunas Bina, terdapat bangunan mandi cuci kakus (MCK) dan sekretariat RW 07 Kelurahan Pinangsia yang turut dibongkar. Kepala Sekolah PAUD Tunas Bina, Iis Suwartini, mengatakan PAUD yang berdiri beriringan dengan bangunan itu merupakan bagian dari Kelurahan Pinangsia, karena didirikan atas inisiatif pihak lurah.
Ia mengatakan, PAUD sama sekali tidak menolak untuk direlokasi. Sejak pemberitahuan April lalu, pihaknya melakukan mediasi hingga ke kecamatan dan wali kota. Namun, hal itu tidak disambut baik karena proses relokasi pada Rabu lalu dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dulu.
Guru Pengajar PAUD Tunas Bina Rosliyani, mengeluhkan tidak adanya pemberitahuan saat relokasi, yang berdampak pada mental siswa. Sebagian siswa dari kelas siang hari, ada yang menangis takut karena melihat ekskavator menerpa bangunan kelas mereka.
Hal itu juga berdampak kepada Ridhan, salah seorang siswa yang enggan bersekolah sejak Kamis lalu (18/10/2018). Tini (30), orang tua Ridhan, mengatakan anaknya trauma melihat petugas Satuan Polisi Pamong Praja (PP). Ia saat ini masih membiarkan Ridhan tidak masuk sekolah hingga Senin untuk meredakan trauma itu.
Puji mengatakan, PAUD Tunas Bina akan menempati masjid dekat kantor kecamatan Tamansari selama dua hingga tiga bulan ke depan. Proses pembelajaran di masjid itu masih memungkinkan karena jadwal siswa belajar hanya berlangsung dari Senin hingga Kamis.
"Lahan di jalan Kunir itu akan dibangun bersebelahan juga dengan sekretariat RW 07. Mudah-mudahan fasilitasnya dapat lebih memadai dari bangunan sebelumnya," kata Puji.
Persoalan relokasi PAUD ini sebelumnya menyebar lewat video di media sosial yang terkesan proses relokasi dilakukan secara paksa. Bertepatan dengan hal itu, Camat Tamansari Firmanudin diberhentikan dari jabatannya pada Kamis.
Sekretaris Camat Tamansari, Rumiyati, mengatakan pemberhentian itu dilakukan secara sementara dan tidak berkaitan dengan tersebarnya video tersebut. "Hanya diberhentikan sementara, begitu dalam bunyi surat keputusannya," tutur Rumiyati. (ADITYA DIVERANTA)