Selain bahan baku impor, harga pakan naik seiring naiknya harga jagung. Kenaikan harga pakan berpotensi dorong harga julan ikan dan dikhawatirkan ganggu penyerapan pasar.
JAKARTA, KOMPAS — Harga pakan ikan dan udang terus bergerak naik sejalan kenaikan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah. Seiring kenaikan tersebut, muncul tren penggunaan pakan ikan yang lebih murah guna menekan biaya produksi.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Denny D Indradjaja di Jakarta, Jumat (19/10/2018), mengatakan, harga pakan ikan dan udang kualitas premium terus merangkak naik karena mengandalkan bahan baku impor. Harga pakan ikan dengan kadar protein tinggi, yakni 32-34 persen, naik secara bertahap dari semula Rp 6.000-Rp 8.000 per kilogram menjadi sekitar Rp 10.000 per kg.
Sementara itu, harga pakan udang juga naik secara bertahap dari Rp 12.000-Rp 14.000 per kg menjadi Rp 15.000-Rp 16.000 per kg. Beberapa komponen utama bahan baku pakan yang bersumber dari impor adalah bungkil kedelai, tepung ikan, serta tepung daging dan tulang (meat bone meal).
”Kenaikan harga pakan ikan dan pakan udang bervariasi sesuai hitung-hitungan pabrik pakan,” kata Denny.
Penyerapan naik
Meski demikian, di tengah kenaikan harga pakan, penyerapan pakan ikan cenderung meningkat. Hal ini mengindikasikan produksi perikanan budidaya meluas seiring bertambahnya konsumsi ikan nasional.
Sejumlah pembudidaya ikan juga mulai beralih ke pakan ikan yang lebih murah dengan kadar protein rendah, yakni di bawah 25 persen. Hal itu dilakukan guna menekan ongkos produksi.
”(Peralihan) ke pakan yang harganya lebih murah. Konsumen utama produk budidaya ikan adalah pasar lokal. Kalau ongkos produksi tinggi, harga jual ikan terus naik, dikhawatirkan produk sulit diserap pasar,” kata Denny.
Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto, perikanan budidaya memiliki peran besar dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan berkelanjutan. Apalagi, saat ini preferensi masyarakat dunia terhadap ikan terus mengalami kenaikan. Pada 2019, tingkat konsumsi ikan Indonesia diproyeksikan mencapai 50 kg per kapita.
Dalam rangka mencukupi kebutuhan tersebut, dibutuhkan suplai minimal 14,6 juta ton ikan konsumsi per tahun. Suplai tersebut akan banyak bergantung pada produk ikan hasil budidaya, yakni 60 persen dari total kebutuhan ikan nasional yang mencapai 8,76 juta ton. Peningkatan produksi ikan budidaya perlu ditopang pakan, baik pakan pabrikan maupun pakan mandiri.
Pada 2017, total produksi pakan ikan nasional mencapai 1,3 juta ton, sedangkan pakan udang 285.000 ton. Produksi pakan ikan mandiri baru berkontribusi 14,62 persen dari total produksi pakan nasional.
Problem pakan juga dialami peternak unggas. Selain naiknya beberapa bahan baku impor, kenaikan harga pakan juga didominasi naiknya harga jagung.