BEKASI, KOMPAS — Sejumlah jalanan di Desa Karanghaur dan Karangjaya, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, rusak parah. Hingga kini, warga belum mendengar adanya rencana perbaikan.
Pantauan pada Sabtu (20/10/2018) siang, salah satu jalan yang menghubungkan Desa Karangjaya dan Desa Kertajaya mengalami kerusakan yang amat parah. Hampir sebagian besar badan jalan berlubang dan bergelombang.
Selain berlubang, beberapa bagian jalan lain ambles dan retak. Permukaan jalan yang rusak hanya ditutupi dengan pasir dan bebatuan berukuran sedang. Penggunaan batu tersebut membuat sejumlah pengendara yang melintasi jalan mengalami selip ban karena melindas bebatuan.
”Kalau hujan deras, bahaya sekali jalan di sini. Banyak yang jatuh karena tidak tahu letak lubangnya,” kata Supri, warga Desa Karangjaya, saat ditemui pada Sabtu siang.
Ia menyebutkan, jalan tersebut mulai rusak sekitar lima tahun lalu. Penyebab kerusakan adalah banyaknya kendaraan berat yang melewati jalan tersebut saat mengecor sebagian jalan. Karena terus dibiarkan, lubang-lubang yang menganga pun bertambah, hingga ada beberapa bagian yang ambles.
Meski demikian, belum pernah ada rencana dari dinas ataupun pemerintah terkait pembenahan jalur di desa ini. Pria yang bekerja sebagai buruh tani itu juga mengatakan, ada satu jalan lain yang sudah dibuat pemerintah untuk menghubungkan kedua desa. Jalur tersebut selesai dibangun pada 2016.
”Jalan yang lain belum dicor. Permukaannya licin karena masih berupa kerikil dan pasir,” ujar Agus, warga lain.
Pedagang makanan keliling itu mengungkapkan kekhawatirannya saat melewati jalan tersebut. Agus mengatakan selalu dibayangi ancaman terjatuh dari sepeda motor karena lubang dan jalan yang licin.
Kondisi tidak jauh berbeda terlihat pada jalan yang menghubungkan Desa Karanghaur dengan Desa Sumbersari. Retakan terlihat pada beberapa bagian jalan dengan lebar sekitar 1 meter itu. Pada retakan tersebut juga tumbuh rumput liar yang menandakan kerusakan tersebut sudah cukup lama terjadi.
Selain retak, terlihat juga bagian jalan yang ambles. Kerusakan jalan ini memakan hampir setengah badan jalan sehingga membuat pengemudi harus memelankan laju kendaraan jika melintas. Apabila ada dua mobil dari arah berlawanan, salah satunya harus berhenti untuk memberi jalan bagi mobil yang lain.
Menurut keterangan salah satu warga, Mpen, jalan di desanya juga belum diperbaiki meski kondisinya sudah tidak layak dilintasi. Keadaan jalan yang buruk mengakibatkan sejumlah kecelakaan terjadi, antara lain pengemudi sepeda motor terjatuh.
Ia menyebutkan, pada 2014, pemerintah melakukan pelebaran jalan tersebut untuk mempermudah akses. ”Yang dilebarkan juga hanya sepanjang sekitar 500 meter jalan. Setelahnya dibiarkan sesuai lebar sebelumnya. Padahal, saat itu jalanan kami sudah ada yang mulai berlubang dan rusak. Seharusnya saat itu perbaiki dulu yang ada,” tutur Mpen.
Warga dari kedua desa itu pun sudah ada yang mengeluhkan kerusakan tersebut kepada pemerintah setempat. Namun, hingga sekarang warga belum mendapat kejelasan mengenai perbaikan jalan.
Apalagi, saat ini Kabupaten Bekasi tengah dihadapkan pada kasus suap yang menimpa beberapa pejabat, termasuk Bupati Neneng Hasanah Yasin.
”Siapa pun yang menggantikan (bupati), saya harap cepat tanggap pada kondisi jalanan di desa kami. Soalnya sudah lama juga rusaknya,” ucap Supri berharap. (LORENZO ANUGRAH MAHARDHIKA TELLING)