Pemerintahan konservatif Perdana Menteri Scott Morrison terancam menjadi pemerintahan minoritas bila Partai Liberal kalah dalam pemilihan sela di Wentworth, Sydney, Sabtu (20/10/2018) ini, karena keunggulan satu kursi mereka di parlemen bakal hilang.
“Tampaknya jelas akan menuju ke arah itu,” jawab Morrison Jumat (19/10/2018) di Sydney ketika ditanya wartawan apakah calonnya, mantan duta besar Australia di Israel Dave Sharma, akan kalah.
Sentimen Morrison juga serupa dengan para petinggi Partai Liberal yang menurut Fairfax Media mengatakan hanya “keajaiban” yang bisa membuat mereka mempertahankan Wentworth.
Sebelumnya, Morrison mengatakan Sharma merupakan calon underdog diantara 16 calon lain termasuk calon independen Dr. Kerryn Phelps, mantan ketua asosiasi dokter Australia, yang diunggulkan.
Pemerintah koalisi tak akan jatuh bila kalah di daerah pemilihan (dapil) Wentworth yang dihuni oleh mayoritas warga kaya dan terpelajar di daerah elite Sydney ini. Hanya saja pemerintah akan lebih sulit untuk meloloskan undang-undang.
Morrison akan terpaksa menggandeng anggota independen di parlemen yang jumlahnya tak seberapa untuk membentuk pemerintahan minoritas atau mempercepat pemilu bila jajak pendapat secara konsisten diungguli oleh pihak oposisi.
Pemilihan sela yang merupakan ujian pertama bagi Morrison yang belum genap dua bulan menjabat perdana menteri dipicu oleh tergusurnya Perdana Menteri Malcolm Turnbull oleh partainya sendiri Agustus lalu.
Para pengamat umumnya hanya mematok angka 50 persen ketika ditanya berapa besar kemungkinan Partai Liberal memenangi pemilihan ini, walaupun partai ini selalu menguasai Wentworth sejak 70 tahun lalu. Dalam pemilihan terakhir tahun 2016, Partai Liberal unggul 17,7 persen.
Beberapa isu besar yang dihadapi Australia tampaknya tak menguntungkan Morrison dalam pemilihan sela ini. Banyak warga Wentworth, misalnya, yang menghendaki negerinya beralih ke sektor energi yang diperbarui dalam isu perubahan iklim. Namun, Morrison dikenal mengutamakan sumber energi batubara.
Tampaknya Partai Liberal berusaha dengan segala cara untuk mempertahankan dapil ini, termasuk menurunkan Mantan Perdana Menteri John Howard ke jalan untuk mendampingi Sharma pada kampanye hari Kamis (18/10/2018). Hal semacam ini jarang terjadi.
Turnbull yang sudah mengundurkan diri dari dunia politik sedang dalam perjalanan pulang dari New York. Hari berikutnya, giliran Morrison sendiri yang berkampanye mendampingi Sharma.
Isu pemindahan kedutaan besar Australia di Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem sulit dipisahkan dari pemilihan sela. Ide meniupkan isu ini dibisikkan oleh Sharma untuk mendapatkan suara warga Yahudi di Wentworth yang jumlahnya mencapai 13 persen. Sharma membantah ide itu memiliki hubungan dengan pemilihan sela di Wentworth.
Sentimen kemarahan masih tertangkap di Wentworth karena warga tidak menerima wakil mereka, Turnbull, dilengserkan dalam rapat internal partai bulan Agustus lalu, sesuatu yang diakui oleh Morrison sendiri. “Seperti dikatakan John Howard kemarin, kejadian beberapa bulan lalu menyebabkan kemarahan besar di Wentworth sini,” tutur Morrison Jumat (19/10/2018) seperti dikutip ABC.
Kemarahan ini diperparah dengan beredarnya email hoaks minggu ini yang mengatakan bahwa Phelps mengundurkan diri dari pemilihan sela ini karena menderita penyakit AIDS. Phelps menuntut Komisi Pemilihan Australia untuk menginvestigasi kasus ini.