DENPASAR, KOMPAS — Penerapan bisnis baru menjadi salah satu strategi Garuda Indonesia dalam rangka meningkatkan pendapatnya. Setelah beberapa tahun mengalami kerugian, Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra menargetkan pemerolehan keuntungan pada semester I-2019.
Beberapa bisnis yang diusahakan akan mulai direalisasikan dalam enam bulan itu adalah penyediaan jasa kargo, penerbangan berbasis carter, dan produksi ban pesawat. ”Kita memperluas bisnis-bisnis baru,” kata pria yang akrab disapa Ari, Minggu (21/10/2018), ketika ditemui di Bandara Ngurai Rai, Denpasar, Bali.
Untuk penyediaan jasa kargo, Garuda Indonesia rencana kerja sama dengan pelabuhan, warehouse, operator bandara, dan perusahaan teknologi digital. Jasa kargo yang sebelumnya hanya diterapkan di tengah rantai pengiriman akan diperluas dari hilir ke hulu.
”Dulu kita hanya angkut di tengah. Sekarang kita akan lebih integrated,” kata Ari.
Untuk produksi ban pesawat, Ari menceritakan, pihaknya telah memperoleh investasi sebesar 500 juta dollar AS dari perusahaan komunikasi dan konstruksi asal China dalam pertemuan IMF dan Bank Dunia di Bali pada Oktober ini.
Untuk bisnis carter, Garuda Indonesia menurut rencana mendirikan anak perusahaan yang mengelola pesawat khusus untuk kargo sendiri. ”Kita sekarang membuat freighter, pesawat tanpa penumpang dan isinya hanya kargo,” ucap Ari.
Selain diversifikasi bisnis, strategi lain yang disebutkan Ari adalah membuat proses pengadaan secara lebih terintegrasi. Dalam pengadaan ban pesawat, misalnya, Garuda Indonesia dan Citilink memperolehnya sendiri-sendiri. Struktur pengadaan yang lebih terintegrasi diperkirakan dapat menghemat biaya pengadaan hingga 20 persen.
Setiap 2 bulan, tambah Ari, Garuda Indonesia ingin menghadirkan penumpangnya dengan pengalaman baru. ”Selama 10 tahun, tidak ada new experience dalam penerbangan Garuda Indonesia. Sekarang, itu akan menjadi lebih rutin,” ucapnya.
Ia mencontohkan, pihaknya menurut rencana bekerja sama dengan merek makanan besar, seperti Sushi Tei, Hoka Hoka Bento, dan KFC, dalam menyajikan makanan dalam penerbangan. Pada hari perayaan tertentu, pramugara dan pramugari juga akan mengenakan seragam dengan desain khusus hari itu. Pada hari santri nasional, misalnya, semua pramugari mengenakan hijab dalam penerbangan di beberapa rute domestik.
Selain itu, manajemen karyawan juga menjadi perhatian utama dalam rangka meningkatkan pelayanan pelanggan. ”Apabila karyawan happy, customer akan lebih happy,” ujar Ari.
Direktur Human Capital Garuda Indonesia Heri Akhyar mencontohkan, jumlah cuti karyawan ditambah dari 12 hari menjadi 14 hari, cuti melahirkan untuk perempuan yang sebelumnya tiga bulan ditambah menjadi lima bulan dan untuk laki-laki yang sebelumnya dua hari menjadi lima hari.
”Tahun ini, insya Allah kita mencapai break even point. Sekarang, yang penting kita menekan loss-nya dulu. Tahun depan, kita targetkan profit di semester pertama,” ujar Ari.
Garuda Indonesia (Persero) membukukan kerugian sebesar Rp 2,9 triliun secara keseluruhan pada 2017. Kenaikan harga bahan bakar dan adanya pengeluaran khusus (extraordinary items) menjadi penyebab utama perusahaan tersebut mengalami kerugian (Kompas.id, 26/2/2018).