SEOUL, SENIN — Para perwira militer Korea Selatan dan Korea Utara bertemu dengan delegasi militer Perserikatan Bangsa-Bangsa, Senin (22/10/2018) di perbatasan kedua negara. Pertemuan membahas upaya perlucutan senjata di Panmunjon yang merupakan daerah perbatasan kedua negara.
Perlucutan Panmunjon adalah bagian dari berbagai kesepakatan di antara Korut dan Korsel yang dicapai pada September lalu. Kesepakatan ini merupakan upaya untuk menurunkan ketegangan di antara kedua negara.
Dalam kesepakatan ini, disebutkan bahwa militer kedua negara akan membersihkan ladang ranjau di Panmunjon mulai Oktober 2018. Mereka juga setuju untuk bersama-sama mencari sisa jenazah prajurit yang tewas dalam Perang Korea 1950-1953. Disepakati pula pembuatan zona penyangga di sepanjang perbatasan darat dan air serta zona larangan terbang di daerah perbatasan.
Pertemuan membahas upaya perlucutan senjata di Panmunjon yang merupakan daerah perbatasan kedua negara.
Kedua belah pihak sepakat pula menarik persenjataan dan menutup 11 pos jaga yang tersebar dalam jarak 1 kilometer. Pos-pos akan ditutup paling lambat akhir 2018.
Sebagai pengganti, ditempatkan 35 prajurit dari masing-masing di negara untuk menjaga perbatasan itu. Mereka juga setuju akan berbagi informasi soal peralatan pengawas di perbatasan.
Pertemuan pada Senin merupakan yang kedua dalam sepekan terakhir. Pertemuan membahas realisasi kesepakatan dan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Pada pekan lalu, sejumlah perwira dari kedua negara bertemu dan membahas rencana terperinci untuk pelaksanaan kesepakatan itu.
Selama beberapa waktu terakhir, Korsel terus mendorong peningkatan hubungan dengan Korut. Hubungan dua negara serumpun itu berada dalam kondisi tegang sejak Perang Korea terhenti pada 1953. Perang berhenti oleh gencatan senjata, belum oleh deklarasi damai yang permanen.
Presiden Korsel Moon Jae-in berupaya keras agar deklarasi itu segera dibuat. Akan tetapi, AS menolaknya dengan alasan deklarasi harus diselaraskan dengan denuklirisasi Korea Utara.
Sampai sekarang, AS yang membantu Korsel dalam Perang Korea masih mempertahankan puluhan ribu prajurit serta aneka persenjataan di Korea Selatan. Penempatan itu sudah berlangsung sejak akhir Perang Dunia II.
Departemen Luar Negeri AS menyatakan, sanksi akan dicabut selaras dengan denuklirisasi. Semakin cepat denuklirisasi dilakukan, semakin cepat pula sanksi dicabut.
Utusan Khusus AS untuk Korut, Stephen Biegun, sudah bertemu Rusia untuk membahas denuklirisasi Korea. Biegun juga akan bertemu perwakilan NATO, Uni Eropa, dan mitra lainnya di Eropa untuk membahas masalah itu.
Pengawasan PBB
Rangkaian pertemuan kedua Korea dengan pengawas dari PBB dimulai sejak pekan lalu. Pertemuan dan kesepakatan terjadi di tengah keengganan AS mengurangi tekanan pada Korut.
Dalam pertemuan sepekan terakhir, perwakilan PBB menjadi pemimpin rapat. ”Saya bersemangat dengan pertemuan produktif ini,” kata Jenderal Vincent Brooks, Komandan Komando Gabungan PBB, lembaga PBB yang terlibat pertemuan itu. (AP)