DEPOK, KOMPAS — Lokasi penemuan tubuh Andika Saputra (20) yang ditemukan berlumuran darah di tengah Jalan Radar AURI, Kota Depok, Jawa Barat, merupakan lokasi yang sering menjadi tempat tawuran. Penuturan sebagian warga setempat, di lokasi itu kerap terjadi bentrok antargang. Karena itu, mereka meyakini Andika tewas karena tawuran.
Hadi (26), penjaga parkir sebuah minimarket di sekitar tempat kejadian, meyakini korban meninggal merupakan anggota dari suatu kelompok atau geng yang bertikai dengan kelompok lain. ”Kemungkinan yang tawuran itu Geng Doboribo dan Geng Potlot. Doboribo itu dari daerah Kapuran. Potlot dari Kampung Tipar,” kata Hadi.
Ia mengaku mengetahui semua ini karena ia adalah mantan anggota geng yang mengenal betul perselisihan antargeng. Ia merupakan mantan anggota geng bernama Jagal.
Menurut Hadi, potensi perselisihan di antara kedua geng tergolong besar. Pasalnya, menurut Hadi, nyaris setiap hari Minggu dini hari keduanya bertikai di sekitar TKP. Namun, baru kali ini ada korban meninggal di sana.
Hal yang sama dikatakan seorang penjaga kasir minimarket di sekitar TKP. Menurut dia, sudah sekitar empat kali tawuran antarkelompok terjadi di daerah mereka. Walaupun potensi tawuran besar, menurut Hadi, tidak ada penjagaan polisi di daerah itu. Menurut dia, para anggota geng sudah tahu jadwal patroli Tim Jaguar sehingga mereka bertikai setelah patroli selesai. Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan dari polisi
Seorang pemuda yang diduga korban pengeroyokan ditemukan meninggal pada Minggu (21/10/2018) dini hari. Warga sekitar mengaku tidak tahu-menahu tentang kejadian itu.
Korban ditemukan di Jalan Radar Auri, Kelurahan Cisalak, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat. Tempat kejadian perkara (TKP) berjarak sekitar 25 meter ke arah utara dari SMP Negeri 7 Depok.
Menurut pengamatan Kompas, Minggu (21/10/2018) siang, tidak ada garis polisi yang dipasang di TKP. Namun, masih terlihat bekas darah di atas jalan yang berupa cor beton. Kondisi lalu lintas pun tidak berjalan secara normal.
Sejumlah pedagang di sekitar TKP pun mengaku tidak tahu tentang kemungkinan adanya pengeroyokan. Mereka mengaku berjualan hingga pukul 00.00 atau pukul 01.00. Padahal, menurut kabar, korban ditemukan sekitar pukul 02.00. Selain itu, para pedagang di sekitar TKP juga mengaku sebagai orang baru yang berjualan sejak lebih kurang satu bulan lalu. (SEKAR GANDHAWANGI)