RI Dorong Transparansi
Kecaman dunia terus mengalir atas kasus pembunuhan Jamal Khashoggi. Presiden Joko Widodo pun menyampaikan rasa prihatin. Sejumlah negara mendorong pemberian sanksi.
Bogor, Kompas Presiden Joko Widodo menyampaikan rasa prihatin atas kasus yang menimpa Jamal Khashoggi, jurnalis senior Arab Saudi. Indonesia berharap investigasi yang sedang dilakukan berlangsung transparan dan saksama.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pertemuan terbatas dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir di ruang kerjanya di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (22/10/2018).
Kepada media massa, Al-Jubeir sebelumnya mengakui Khashoggi dibunuh di konsulat negara itu di Istanbul, Turki. Hal tersebut juga disebutnya sebagai kesalahan besar dan disesali.
Al-Jubeir menyampaikan ada sejumlah orang yang melampaui kewenangan dan tanggung jawab serta bersalah membunuh Khashoggi. Dia juga menjamin para pelaku akan menanggung dampaknya.
Konfirmasi pembunuhan dari Al-Jubeir ini berbeda dari pernyataan sebelumnya yang disampaikan Pemerintah Arab Saudi yang menyatakan wartawan Washington Post tersebut tewas akibat perkelahian yang terjadi di dalam gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul. Sebanyak 18 orang yang terlibat dalam perkelahian telah ditangkap.
Menurut Menlu Retno LP Marsudi yang mendampingi Presiden Joko Widodo, setelah pertemuan, Presiden menyampaikan keprihatinan dan harapannya atas kasus yang menimpa Khashoggi. Menlu Al-Jubeir pun menyampaikan penjelasan kepada Presiden Joko Widodo seperti yang sudah diberikan kepada publik sebelumnya.
Turki yang telah melakukan pemeriksaan forensik di lokasi kejadian berjanji mengungkap secara detail kasus pembunuhan Khashoggi. Presiden Recep Tayyip Erdogan menurut rencana hari Selasa ini akan menyampaikan semuanya dengan gamblang di depan parlemen. Kabar yang beredar di media setempat menyebutkan, wartawan yang sering mengkritik Pemerintah Arab Saudi itu mengalami penyiksaan sebelum dibunuh.
Disebutkan oleh media, ada 15 orang yang datang untuk mengeksekusi Khashoggi yang saat itu sedang mengurus dokumen kelengkapan nikah. ”Mengapa 15 orang datang ke sini? Mengapa 18 orang ditangkap? Semua ini perlu dijelaskan dengan rinci,” kata Erdogan.
Kecaman luar
Pembunuhan Khashoggi mengundang banyak kecaman dari sejumlah negara. Jerman, Inggris, dan Perancis mengeluarkan pernyataan yang mengecam kejadian tersebut dan menyatakan perlu adanya klarifikasi mendesak tentang apa yang sebenarnya terjadi. Ketiga negara ini menyatakan serangan terhadap jurnalis merupakan hal yang tidak dapat diterima.
Jerman bahkan menyatakan akan membekukan penjualan senjata ke Arab Saudi dan berharap negara-negara lain mengikuti posisinya. PM Kanada Justin Trudeau mengatakan akan membatalkan penjualan senjata ke Saudi. ”Kanada selalu membela hak asasi, termasuk dengan Arab Saudi,” kata PM Trudeau dalam wawancara televisi, Minggu.
Agak berbeda, Presiden AS Donald Trump menyatakan sedang membicarakan kemungkinan memberi sanksi, tetapi tidak berupa penangguhan penjualan senjata. Sebaliknya, Senat, baik kubu Republik maupun Demokrat, mengecam. Adam Schiff dari Demokrat mengusulkan pembatalan penjualan senjata.
Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Senin pagi, menelepon Salah, anak Khashoggi. Mereka menyampaikan belasungkawa.
Pesan lain Presiden
Selain soal kasus pembunuhan Khashoggi, Presiden Joko Widodo yang juga didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam pertemuan menyampaikan sejumlah pesan. Pertemuan tersebut, menurut Menlu Retno, sesungguhnya tindak lanjut dari kunjungan Raja Salman tahun lalu. Saat itu, kedua negara sepakat meningkatkan komunikasi bilateral dan menyiapkan mekanisme konsultasi bilateral.
Dalam pertemuan, kata Retno, Presiden Joko Widodo mengajak Arab Saudi sebagai sesama negara Muslim untuk terus menyebarkan perdamaian dan toleransi serta menyelesaikan konflik secara damai.
Presiden juga berharap kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi kedua negara terus diperkuat.
(AFP/AP/REUTERS/INA/RET))