Sampah Setinggi Satu Meter di Pompa Air Pasar Ikan Dibersihkan
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Tumpukan sampah dengan ketinggian lebih dari satu meter terlihat di Pompa Air Pasar Ikan, Jakarta Utara, Selasa (23/10/2018). Tertumpuknya sampah baik di pintu air maupun penyaring sampah tersebut merupakan salah satu faktor penyebab banjir.
Pantauan Kompas pada Selasa (23/10/2018) sekitar pukul 10.00, truk pengangkut sampah bermuatan sembilan kubik sudah setengah penuh. Satuan petugas dari unit pelaksana kerja Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mengantisipasi penumpukan sampah itu.
Tak ada bau yang menyengat sebab sampah sudah bercampur dengan lumpur dan dedaunan. Namun, sebagian besar adalah sampah yang berasal dari masyarakat, terutama botol bekas minuman, bungkus makanan, sedotan, dan bungkus sabun.
Tak hanya unit pelaksana kerja (UPK) badan air yang mengangkut sampah, para petugas Dinas Sumber Daya Air juga terjun langsung ke kali untuk membersihkan sampah yang menyangkut pada penyaring.
Anggota UPK Pasar Ikan Sulaeman mengatakan, biasanya sampah dari Pompa Air Pasar Ikan cukup diangkut satu kali menggunakan truk pengangkut sampah berkapasitas sembilan kubik. Namun, kali ini harus diangkut dua kali.
Sampah-sampah ini datang setelah hujan mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Senin (22/10/2018) malam. Hujan yang turun selama kurang lebih delapan jam menyebabkan status siaga Pompa Air Pasar Ikan meningkat menjadi siaga III atau waspada. Ketinggian air mencapai 184 sentimeter pada pukul 23.00. Sementara batas aman berada di bawah 170 sentimeter.
Petugas Administrasi UPK Badan Air Penjaringan Adam mengatakan, akibat hujan deras, volume sampah juga meningkat dibandingkan hari-hari sebelumnya. Hari Selasa ini, volume sampah dari daerah Penjaringan yang tertampung di Emplasemen Pluit mencapai 110 kubik. Sementara kemarin, hanya mencapai 71 kubik.
“Sampah di Emplasemen Pluit tidak hanya berasal dari daerah Penjaringan, namun ada kiriman dari petugas Prasarana dan Sarana Umum dan juga kiriman dari Jakarta Barat. Total sampah yang masuk hari ini mencapai 243 kubik. Sementara yang terangkut ke TPA Bantar Gebang baru 63 kubik,” kata Adam.
UPK Badan Air Penjaringan memiliki delapan truk pengangkut sampah ke TPA Bantar Gebang, Bekasi yang masing-masing bermuatan 21 kubik. Namun, hari Selasa ini hanya tiga truk yang dapat beroperasi. Jika memang dibutuhkan lebih, Adam menyatakan siap berkoordinasi dengan UPK Badan Air lainnya untuk menambah truk.
Dalam upaya mengantisipasi menumpuknya sampah yang terbawa arus air di tiga belas aliran sungai di Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melalui kepala satuan pelaksana (kasatlak) UPK Penjaringan membentuk satgas sejak bulan lalu.
Anggota satgas UPK Penjaringan Rahman menyampaikan, ada sepuluh sampai dua belas orang yang tergabung dalam satgas. Rencananya, mulai Selasa malam ini satgas akan berjaga dan langsung mengangkut sampah apabila ditemukan ada yang tertumpuk di saringan air.
“Wilayah Penjaringan ini kan cukup luas. Untuk mengangkut sampah yang tertumpuk, kami akan mengikuti arahan dari pengawas UPK Penjaringan,” kata Rahman.
Koordinasi
Menurut Penanggung Jawab Stasiun Pompa Pasar Ikan Puspo Handoko, Pintu Air Pasar Ikan tidak lagi difungsikan sejak 2014 dan diganti dengan Stasiun Pompa Pasar Ikan. Saat ini, ada sepuluh pompa air yang difungsikan di Stasiun Pompa Pasar Ikan, Jakarta Utara.
"Ketinggian air laut sekarang lebih tinggi dari ketinggian air sungai. Beda tingginya bisa sekitar tiga meter. Makanya, kami tidak menggunakan pintu air lagi, tapi menggunakan pompa untuk mengalirkan airnya," kata Handoko.
Pompa air berfungsi untuk mengalirkan air dari Kali Anak Ciliwung agar langsung ke laut. Dengan adanya pompa air tersebut, volume air yang mengalir mengarah ke Waduk Pluit dapat berkurang sehingga tidak meluap.
Hal senada disampaikan Penanggung Jawab Pompa Air Waduk Pluit Edi Priyanto. Menurutnya, sejak Pompa Air Pasar Ikan dibangun, aliran air ke Waduk Pluit berkurang. Selain itu, untuk menjaga ketinggian air, Edi mengatakan akan terus berkoordinasi dengan semua penanggung jawab pintu air di Jakarta, termasuk di Katulampa. (SHARON PATRICIA)