Sentuhan Sihir Teknologi Digital
Perkembangan teknologi seolah tak bisa dihindari. Segalanya berpacu untuk berbenah diri dalam mengedepankan kecepatan, kemudahan, dan kepraktisan. Sentuhan teknologi itu bukan hanya mengikuti zaman yang dinamis, tapi juga harus memberikan manfaat.
Siang itu (9/10/2018), berbeda dengan kelas pada umumnya, ruangan itu memiliki papan tulis digital. Isharmanto (56), guru pengampu Biologi, suaranya mendominasi seisi kelas saat mengajar. Ia menuliskan bahan pelajaran di papan tulis itu menggunakan jari telunjuknya. Tak perlu spidol dan penghapus, jarinya bagaikan spidol yang menari di atas papan tulis.
Gemericik air dari akuarium di ruang itu nyaring terdengar. Suara empat belas siswa tak kalah nyaring, mereka aktif berebut menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan Isharmanto. Siswa tidak sibuk memotret tulisan guru di kelas. Papan tulis digital itu mampu menangkap layar dan mengirimnya ke ponsel siswa.
Itulah suasana mata pelajaran Biologi kelas dua belas Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMA Kolese Gonzaga Jakarta. Ruang kelas itu menjadi satu dengan laboratorium. Deretan mikroskop, peralatan gelas, dan miniatur bagian tubuh terpajang di etalase kaca. Ada sebuah akuarium dengan ikan-ikan di dalamnya, terdengar suara air yang memberikan suasana berbeda di dalam kelas.
Jika sebelumnya siswa belajar teori hanya dari buku diktat, kini kemudahan akses semakin membuka peluang pembelajaran melalui teknologi. Misalnya melalui video, animasi, dan slide interaktif. Sesekali siswa diperlihatkan materi Biologi yang terdapat di blog Isharmanto.
Mereka antusias menanggapi video animasi yang ditampilkan dalam situs bahan ajar Isharmanto. Rahmahita Puspamurti Patria (17) siswa kelas XII, misalnya, mengaku, senang dengan cara mengajar yang memadukan teknologi. Kemudahan akses materi kapanpun dan dimanapun menjadi nilai unggul karena tidak perlu membawa buku ataupun kertas-kertas.
Situs bahan ajar Isharmanto, www.biologigonz.blogspot.com, dapat diakses oleh para siswa didiknya maupun umum secara gratis. Beragam materi dan soal Biologi tersedia dari tingkat SD hingga SMA. Situs itu dibuatnya tahun 2010, saat teknologi digital belum sepopuler ini. Alasan ia masih aktif untuk mengunggah materi Biologi hingga sekarang adalah didasari semangat untuk berbagi ilmu. Semua orang berhak untuk memperoleh pendidikan, bahkan mereka yang tidak memiliki biaya pun dapat mengakses materi di situsnya secara gratis.
Berbeda dengan Rahma, Arya Elbert Nei (17) mengatakan, mampu membayangkan dengan detail proses-proses materi pelajaran Biologi itu terjadi. Selain itu, gambar dan warna yang bervariatif juga membuatnya bersemangat dalam belajar.
Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia tahun 2017, jumlah pengguna internet mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu 143,26 juta pengguna, lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 sebanyak 132,7 juta. Penetrasi pengguna internet berdasarkan usia 13-18 tahun dan 19-34 tahun di atas 70 persen. Hal itu menunjukkan penggunaan internet yang semakin luas dan tak dibatasi usia.
Menurut Muhasim (2017) dalam Pengaruh Teknologi Digital Terhadap Motivasi Peserta Didik, jika konsep teknologi dan pembelajaran digabungkan maka pembelajaran itu dapat diartikan sebagai pembelajaran yang berbasis teknologi digital.
Teknologi digital bermanfaat terhadap perubahan perilaku manusia termasuk pendidikan dan peserta didik antara lain di dalam mencari, mengumpulkan, mendokumentasikan, mengolah, dan mentransfer kembali bahan ajar sesuai kebutuhan.
Meramu bahan ajar dalam proses pembelajaran dengan teknologi digital dapat lebih menarik serta memberikan motivasi belajar. Meramu bahan ajar tidak monoton pada teks, tetapi dapat diramu lebih seni dan menarik karena digabungkan gambar, audio, video dan animasi, sehingga dapat mempengaruhi perubahan perilaku belajar berkembang lebih baik.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Kolese Gonzaga, R Himawan Santanu, mengatakan, media pembelajaran para siswa harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada. Menurut dia, mereka adalah generasi milenial yang dekat dengan teknologi dan mudah bosan bila diberikan media pembelajaran yang biasa. Untuk memenuhi rasa haus informasi yang mereka miliki, hendaknya sekolah memfasilitasinya.
Kolaborasi teknologi digital dengan pendidikan sekolah menghasilkan E-Learning. Seperti laman situs SMA Kolese Gonzaga yang menerapkan digitalisasi itu sejak tahun 2014. Siswa dapat dengan mudah mengakses bahan materi yang diberikan guru lewat situs tersebut. Selain itu, penugasan dan kuis juga dilakukan lewat laman sekolah.
Adapun, ujian berbasis komputer (computer based test) juga telah diterapkan. Sekolah menyediakan setidaknya 250 unit laptop dengan kabel jaringan internet. Lalu, pada tahun 2015, sekolah itu mendapatkan piagam penghargaan sebagai sekolah dengan indeks integritas penyelenggaraan Ujian Nasional yang tinggi.
Dalam sekali sentuh, kemudahan teknologi digital membantu siswa sekaligus guru pengajar. Menurut Budiman (2017) dalam jurnal Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, peran teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, selain membantu siswa dalam belajar juga memiliki peran yang cukup berpengaruh bagi guru dalam pemanfaatan fasilitas untuk kepentingan memperkaya kemampuan mengajarnya.
Perpaduan teknologi digital dalam bidang pendidikan tidak serta merta apik begitu saja, proses dalam setiap tahapnya memerlukan waktu. Guru pengajar dalam merespon perkembangan teknologi tidak semuanya menyambut baik. Sebuah tantangan tersendiri untuk membantu guru pengajar agar beradaptasi cepat dengan perkembangan teknologi.
Tak dimungkiri lagi perkembangan teknologi digital memang mengalir deras, yang lambat dalam merespon akan semakin tertinggal dan ditinggalkan. Oleh sebab itu, kolaborasi antara dunia pendidikan dan teknologi hendaknya berjalan selaras sehingga semakin menelurkan karya dan prestasi. (MELATI MEWANGI)