JAKARTA, KOMPAS - Tahun 2019, yang diisi pemilihan presiden dan legislatif serentak, dipastikan tidak akan mengganggu agenda pertemuan, insentif, konvensi, dan eksibisi (MICE) berskala nasional maupun internasional di Indonesia. Kesuksesan penyelenggaraan sejumlah acara bergengsi di 2018 menjadi tolok ukur.
Deputi Bidang Pengembagan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Rizki Handayani mengatakan, kegiatan MICE akan tetap berjalan selama kondisi ekonomi dan keamanan di Indonesia kondusif. "Situasi politik tidak akan berpengaruh selama tidak ada huru hara," ujarnya saat dihubungi Kompas, Senin (22/10/2018).
Ia menilai, masyarakat internasional masih melihat Indonesia sebagai negara yang kondusif dari segi ekonomi maupun keamanan. Hal itu antara lain dibuktikan dengan suksesnya Rapat Tahunan Dana Moneter Internasional dan Grup Bank Dunia (IMF-WBG) 2018 di Bali, serta Asian Games Jakarta - Palembang dan Asian Para Games 2018.
Dari perspektif bisnis, Indonesia masih menjadi target pasar yang strategis untuk penyelenggaraan eksibisi besar. Indonesia masih menarik untuk menjadi tempat pameran bisnis ke bisnis, seperti di bidang komoditi, infrastruktur, dan transportasi.
Kementerian Pariwisata juga telah menyiapkan seratus event pariwisata di berbagai daerah dalam kalender pariwisata 2019. Sejumlah agenda pariwisata internasional akan diadakan tahun depan, seperti Inacraft ke-21 di Jakarta, Jember Fashion Carnaval, hingga Pekan Kesenian Bali.
"Sejauh ini tidak ada rencana pembatalan acara yang dikaitkan dengan agenda Pilpres atau Pileg," kata Rizki.
Presiden Direktur Indonesia International Expo (IIE) Ryan Adrian, selaku manajemen Indonesia Convention Exhibiton (ICE) di BSD, Tangerang, juga menilai tahun politik tidak akan berpengaruh pada acara-acara bertema MICE.
Di 2019, ICE BSD akan kembali mengadakan sejumlah acara tahunan. Beberapa di antaranya, Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), IndoBuildTech, Bridestory Market, Indonesia International Pet Expo, dan Pekan Raya Indonesia.
"Tahun politik biasanya berpengaruh ke penyelenggaraan acara selain MICE, seperti acara konser hiburan. Promotor biasanya akan menyiapkan konser di waktu sebelum atau setelah periode tersebut," dia menuturkan.
Terkait penyelenggaraan MICE, pihaknya tetap membuka ruang untuk beragam acara. "Tempat kami terbuka baik untuk pemerintah, partai politik, atau komunitas apapun. Kami menyediakan bangunan komersil untuk mendukung MICE. Kami tidak akan mencampuri konten acaranya," jelas Ryan.
Bagaimana pun, potensi huru-hara selama tahun politik tetap akan diantisipasi. Menurut Ryan, pengawasan konten acara untuk menghindari kampanye hitam dan sebagainya akan dilakukan.
Penyelenggaraan MICE, termasuk acara hiburan besar, juga harus mendapat izin dari kepolisian untuk memastikan kelancaran acara yang mengundang keramaian. (ERIKA KURNIA)