Istanbul, Senin--Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan menyatakan siap mengungkap kasus pembunuhan Jamal Khashoggi secara rinci. Sementara sejumlah negara Barat mengecam dan memutuskan akan menghentikan ekspor senjata ke Arab Saudi sebagai bentuk sanksi.
Sampai Senin (22/10/2018) atau 20 hari setelah kejadian, pembunuhan wartawan Washington Post, Khashoggi, masih menyisakan banyak misteri yang belum terjawab.
Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan rencananya pada hari Selasa ini akan mengungkap semuanya secara terinci di hadapan parlemen. Turki sejak beberapa waktu lalu telah menurunkan tim forensik bersama dengan tim dari Arab Saudi. Media Turki melaporkan, Khashoggi bukan hanya dibunuh, tetapi juga disiksa dan jenazahnya dimutilasi sebelum dibawa ke luar konsulat.
Eksekusi menurut media-media Turki dilakukan oleh 15 orang yang khusus diterbangkan dari Riyadh. “Mengapa 15 orang itu datang ke sini? Mengapa 18 orang ditangkap? Semua harus dijelaskan secara rinci,” kata Erdogan.
Penyidik Turki telah meminta keterangan lima staf WN Turki yang bekerja di konsulat.
Mengakui
Arab Saudi yang semula menyangkal soal kematian Khashoggi, pekan lalu akhirnya mengakui bahwa wartawan ini tewas di kantor konsulatnya. Pemerintah menjelaskan, kematian terjadi akibat perkelahian dengan 18 orang dan mereka yang terlibat perkelahian sudah ditangkap.
Belakangan, pada hari Minggu, pemerintah melalui Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengkonfirmasi bahwa Khashoggi dibunuh. Dia menyebut pembunuhan tersebut merupakan sebuah “kesalahan besar”.
Pernyataan ini berbeda dengan keterangan Saudi sebelumnya yang menyatakan Khashoggi tewas di kantor kunsulat Arab Saudi di Istanbul karena berkelahi. Menlu Al-Jubeir dalam keterangannya mengatakan dalam pembunuhan ini Putra Mahkota Mohammad bin Salman tidak mengetahui (adanya pembunuhan itu).
Kecaman
Menanggapi pembunuhan Khashoggi, sejumlah negara melancarkan kecaman. Jerman, Inggris, dan perancis menyatakan perlunya klarifikasi segera tentang apa yang sesungguhnya terjadi. Dalam pernyataannya, Minggu, negara-negara tersebut menyatakan, penyerangan terhadap jurnalis tidak bisa diterima dan menjadi keprihatinan utama mereka.
”Menurut ketiga negara ini, hipotesa yang disampaikan sejauh ini dalam penyelidikan Arab Saudi perlu didukung oleh fakta-fakta yang dianggap kredibel. “Tidak ada yang bisa membenarkan pembunuhan ini dan kami mengecam hal ini dalam istilah yang sekeras mungkin,” demikian pernyataan tiga negara ini.
Kanselir Jerman Angela Merkel kepada wartawa di Berlin mengatakan dukungannya untuk membekukan ekspor senjata ke Saudi. Menteri Ekonomi Peter Almaier, Senin menggarisbawahi ucapan Merkel dan meminta negara-negara Eropa lain bergabung dengan Jerman.
Kanada sudah menyatakan rencana pembatalan penjualan senjata ke Saudi. “Kanada selalu membela hak asasi, termasuk dengan Arab Saudi,”kata PM Justin Trudeau dalam wawancara televisi, Minggu.
Presiden Donald Trump juga membicarakan kemungkinan memberi sanksi kepada Saudi, tetapi dia tidak ingin membatalkan rencana pembelian senjata ke negara tersebut senilai 110 miliar dollar AS. Sebab, demikian alasan Trump, (pembatalan) itu akan merusak manufaktur AS.
Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Presiden Trump melakukan pembicaraan telepon kasus pembunuhan Khashoggi.
Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dan Putra Mahkota Mohammad bin Salman, Senin pagi menelepon anak almarhum Khashoggi, Salah. Kantor berita pemerintah Saudi Press Agency melaporkan, raja dan Putra mahkota menyampaikan rasa duka cita. Salah saat ini tinggal di Saudi. Kabar yang sempat beredar, Salah sudah setahun dicegah bepergian ke luar negeri akibat kritik-kritik yang disampaikan Jamal Khashoggi. (AFP/AP/REUTERS/RET)