Erdogan: Pembunuhan Khashoggi Direncanakan Amat Teliti
Oleh
·4 menit baca
ANKARA, SELASA Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, pembunuhan biadab terhadap kontributor harian The Washington Post, Jamal Khashoggi, yang dilakukan di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, direncanakan dengan teliti. Erdogan juga minta 18 orang yang ditangkap oleh Pemerintah Arab Saudi agar diadili di pengadilan Turki.
Pernyataan Erdogan itu muncul dalam pertemuan dengan anggota parlemen dari partainya, Selasa (23/10/2018), di Ankara. Namun, Erdogan tak menyebut nama Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman yang dicurigai oleh kalangan internasional sebagai pemberi perintah pembunuhan.
”Intelijen dan badan keamanan memiliki bukti pembunuhan itu direncanakan. Mengatakan itu dilakukan anggota intelijen, tidak akan memuaskan kami dan komunitas internasional,” kata Erdogan merujuk pada pernyataan resmi Riyadh.
Menurut Erdogan, tiga ”pelaksana” tiba di Istanbul sehari sebelum pembunuhan terjadi. Orang-orang itu teridentifikasi datang dari Riyadh. Saat mereka tiba, ada tim dari Konsulat Arab Saudi di Istanbul bergerak ke hutan Belgrad dan Yalova di selatan Istanbul.
Keesokan harinya, pada 2 Oktober, sebanyak 15 orang datang ke konsulat. Langkah pertama mereka adalah mematikan sistem kamera pemantau di sana. Mereka berada di sana selama Khashoggi di konsulat dan baru keluar beberapa jam kemudian.
Kamera pemantau bandara merekam mereka meninggalkan Istanbul secara terpisah, Selasa malam. Salah satu dari orang itu diketahui keluar dari konsulat mengenakan baju yang dipakai Khashoggi pada hari itu.
”Mengapa 15 orang ini bertemu di Istanbul pada hari pembunuhan? Siapa orang-orang ini dan siapa yang memberi perintah?” kata Erdogan yang tak menyinggung soal ”rekaman suara” yang disebut-sebut merekam pembunuhan yang biadab terhadap Khashoggi itu.
Erdogan menanggapi langkah yang dilakukan Arab Saudi dengan menangkap 18 orang dan memecat sejumlah pejabat intelijen. Menurut Erdogan, ke-18 orang itu harus diekstradisi dan diadili di pengadilan Turki. ”Arab Saudi telah mengambil langkah penting dengan mengakui pembunuhan. Saat ini kita berharap mereka mengungkapkan siapa yang bertanggung jawab,” kata Erdogan,
Meski demikian, sejumlah kalangan menilai pidato Erdogan relatif ”lunak” sehingga ada dugaan terjadi kesepakatan di belakang layar. ”Pidato Erdogan yang lunak menunjukkan telah terjadi kesepakatan di antara dua negara,” kata Jana Jabbour, profesor di Science Po, Paris.
Media-media Turki pro-pemerintah juga melaporkan, seorang anggota pasukan Pangeran Mohammed bin Salman menelepon empat kali ke kantor kerajaan dari konsulat di Istanbul pada jam yang sama saat pembunuhan terjadi. ”Semua bukti menunjukkan Khashoggi jadi korban pembunuhan biadab. Menutupi kebiadaban seperti ini melukai hati nurani kita semua,” kata Erdogan.
Sampai saat ini, jenazah Khashoggi belum ditemukan. Polisi Turki menemukan mobil milik konsulat Saudi yang ditinggalkan di tempat parkir bawah tanah di Distrik Sultangazi, Istanbul. Sejumlah karyawan Konsulat Arab Saudi menyatakan, mereka tidak boleh libur pada hari Khashoggi dibunuh. Sebagian saksi juga mengatakan tidak mendengar atau melihat adanya perkelahian seperti yang diklaim Riyadh.
Hari Senin, AS mengirim Direktur Badan Pusat Intelijen AS (CIA) Gina Haspel ke Turki untuk membahas kasus Khashoggi.
Tidak terulang
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud meminta masalah seperti kasus Khashoggi tidak terulang. Raja Salman juga meminta kasus Khashoggi dituntaskan.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan, perintah itu dikeluarkan Raja Salman kepada kejaksaaan agung dan pejabat terkait. ”Kita akan menanti, prosedur dan mekanisme disusun untuk memastikan hal seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi,” ujarnya seusai bertemu Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi, Selasa (23/10), di Jakarta.
Ia mengatakan, Arab Saudi berkomitmen untuk menuntaskan kasus itu. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan mengirimkan tim penyelidik ke Turki. ”Kami menunjukkan komitmen penyelidikan ini (dilakukan) menyeluruh dan tuntas serta kebenaran diungkap. Mereka yang terlibat akan diminta pertanggungjawaban,” tutur Jubeir.
Jubeir mengatakan, penyidik Arab Saudi masih berada di Turki sampai sekarang. Mereka masih terus menggali keterangan tentang apa yang sebenarnya terjadi di dalam konsulat Arab Saudi di Istanbul pada Selasa, 2 Oktober.
Menurut Jubeir, tim penyidik menemukan perbedaan fakta dengan laporan orang-orang yang datang ke Istanbul. Mereka yang terlibat akan dimintai pertanggungjawaban.
Ia juga mengatakan, Riyadh akan terus memantau perkembangan kasus itu dan menyampaikannya kepada publik. Ia pun mengungkapkan bahwa Arab Saudi sudah menangkap 18 orang dan memberhentikan 6 pejabat senior terkait kasus itu. ”Ini baru langkah awal dari perjalanan panjang,” kata Jubeir.
Terkait kasus itu, Menteri Retno mengatakan, Indonesia meminta investigasi transparan dan saksama atas kasus itu. Indonesia juga kembali menyatakan duka cita kepada keluarga Khashoggi. (AP/AFP/REUTERS/RAZ/MYR)