JAKARTA, KOMPAS - Menjelang datangnya musim hujan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meningkatkan persiapan menghadapi potensi banjir. Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta siap mengerahkan 5.000 an pasukan biru dan menempatkan ratusan pompa di titik-titik rawan banjir. Salah satu perhatian serius aparat adalah titik di sekitar lokasi proyek infrastruktur.
Teguh Hendarwan, Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Selasa (23/10/2018), menjelaskan, antisipasi banjir sudah dilakukan sepanjang tahun. Antisipasi dilakukan di waduk, kali-kali, juga tali-tali air yang sedang ada proyek infrastruktur.
Teguh menyebutkan, ada 16 ruas jalan tol,.di antaranya Tol Becakayu, MRT Jakarta, LRT Jakarta, hingga pembangunan atau revitalisasi trotoar. Di titik-titik proyek itu, lanjut Teguh, tali-tali air atau saluran air terpantau aliran air tidak lancar karena tersumbat sisa-sisa material proyek.
"Yang membersihkan tali-tali air atau saluran penghubung itu ya dinas. Para pasukan biru yang ada di kecamatan diperkuat pasukan biru di sudin-sudin," jelas Teguh.
Titik rawan banjir lain adalah di Tol Cawang depan Kantor Badan Narkotika Nasional, terowongan Dukuh Atas, DI Panjaitan, Kebon Nanas, Sudirman - Thamrin, Gatot Subroto, Rasuna Said, dan S. Parman." Di titik-titik itu sering menjadi sorotan," ujar Teguh.
Sememtara untuk antisipasi banjir di daerah aliran sungai, lanjut Teguh, Pemprov DKI dan unsur terkait lain sedang mengeruk Kali Ciliwung di daerah Kampung Melayu, Jakarta Timur dan di Bukit Duri, Jakarta Selatan." Di segmen itu pengerukan dilakukan di area sepanjang 1,8 kilometer," ujar Teguh.
Pengerukan kali juga dilakukan di titik kali Krukut untuk memperbesar kapasitas tampung kali.
Selain aparat daru Dinas SDA, pasukan dari Unit Pelayanan Kebersihan (UPK) Badan Air juga bersiaga di titik-titik yang menjadi penampungan sampah banjir.
Rohmat, Kepala Satuan Pelaksana UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat menjelaskan untuk pintu air Manggarai, sampah yang terhanyut air banjir mulai meningkat dalam dua hari terakhir. Meski hujan masih dalam intensitas rendah ternyata sudah membawa sampah cukup banyak.
Dari Sabtu (20/10/2018) hingga Senin (22/10/2018) sekitar 70an truk hilir mudik mengangkut sampah banjir yang diangkat dari pintu air Manggarai. Lalu di Selasa ini dari pagi hingga pukul 12.00 sebanyak 10 truk sudah mengangkut sampah banjir.
"Sampah didominasi stirofoam juga batang-batang kayu atau pohon. Kami terus bersiaga karena kalau saat puncak hujan, sampah bisa lebih banyak lagi. Rumpun bambu hingga peralatan rumah tangga bisa ikut terhanyut," jelasnya.
"Untuk Kali Ciliwung memang penyaringnya hanya di Manggarai. Dari Depok langsung mengalir kemari," jelas Rohmat.
Dengan begitu, melihat pola hujan dan volume sampah terhanyut dari tahun ke tahun, selain satu alat berat, 10 petugas UPK Badan Air bersiaga di pintu air Manggarai.