Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jagakarsa, Jakarta Selatan, menjadi tujuan dari operasi Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis (25/10/2018) malam. Sejumlah unit kegiatan mahasiswa disasar. Penetapan tujuan ini tak lain karena ada dugaan penyimpangan di area yang harusnya menjadi pendukung kegiatan perkuliahan itu.
Sekitar 150 personel tim gabungan malam itu dikomandoi Komisaris Polisi Vivick Tjangkung selaku Kepala Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan. Tim tersebut terdiri dari kepolisian, TNI, BNN, Satpol PP, dan lainnya. Tim dibagi menjadi tiga kelompok untuk mengefektifkan penyisiran.
Diawali apel persiapan di halaman Polsek Jagakarsa, ketiga tim kemudian menyisir lokasi secara terpisah pada pukul 21.30. Tiba di lokasi masing-masing, petugas langsung bergegas mencari target.
Tim 3 saat itu menyambangi ruangan Himpunan Mahasiswa dari Teknik Informatika dan Teknik Sistem Informasi yang bersebelahan. Petugas menemui 12 mahasiswa yang masih beraktivitas. Beberapa diantaranya sedang membuat pelakat.
Penggeledahan pun dilakukan di dalam dan luar ruangan. Tas dan dompet mahasiswa juga tak luput. Kondisi lingkungan kampus yang minim penerangan membuat petugas harus bekerja ekstra. Walaupun tak ditemui adanya barang mencurigakan, tes urine tetap dilakukan.
Secara terpisah, tim 2 juga menyisir ruangan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Himpunan Mahasiswa Teknik Industri. Disana juga didapati beberapa mahasiswa yang sedang berkumpul. Dua bangunan di belakang UKM juga ikut digeledah.
Penggeledahan itu rupanya membawa hasil. Petugas menemukan sejumlah barang bukti. Selinting ganja ditemukan di dalam kolong kursi besi, tempat mahasiswa biasa berkumpul. Beberapa batang ganja dan barang bukti lain diamankan dari tempat sampah dan lemari pendingin.
Satu botol minuman beralkohol juga turut diamankan petugas. Selain itu, di sejumlah titik tak kasat mata juga ditemukan senjata tajam jenis parang dan samurai yang mulai berkarat.
“Kita jangan mengukur dari hasil barang bukti yang ditemukan. Yang harus diantisipasi adalah di lingkungan universitas ini jangan ada yang menyimpang,” kata Vivick.
Rektor menyebut lokasi penemuan itu sebagai bangunan liar. Mahasiswa mengenalnya sebagai tempat bernaung “Black Post" dan Teater Hitam. Sebuah media kampus dan teater. Diksi hitam dipilih karena melambangkan jas almamater mahasiswa.
Lokasi penemuan tersebut tak jauh dari gedung Rektorat. Hanya berjarak sekitar 10 meter. Lagi-lagi, penerangan yang seadanya membuat area tersebut cenderung senyap dan rawan disalahgunakan.
“Setelah ini akan kami benahi bangunan ini supaya steril dari mahasiswa. Selama ini banyak dari mereka yang memanfaatkan ini sebagai tempat menginap. Ada pembiaran yang sudah lama terjadi,” ungkap Lili Musnelina, Rektor ISTN Jakarta yang menjabat sejak 2 Oktober 2017.
Rektor sebenarnya sudah mencurigai perilaku mahasiswa yang kerap menginap di bangunan itu. Peringatan yang diberikan berkali-kali tak pernah didengar. Bahkan tak sedikit mahasiswa yang memprotes. Penemuan Kamis malam itu pun akhirnya membenarkan kecurigaannya.
Operasi diakhiri sekitar pukul 23.30. Selain barang bukti, petugas juga mengamankan dua mahasiswa yang diduga positif menggunakan ganja. Namun setelah dilakukan uji laboratorium mendalam, seluruhnya dinyatakan negatif.
“Bagaimanapun nama universitas harus dijaga. Pihak universitas juga sepakat. Kita akan kerjasama dengan kampus lain. Ini bukti kami memerangi narkoba di wilayah kampus,” kata Kapolres Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Indra Jafar, Jumat (26/10/2018). (Fajar Ramadhan)