JAKARTA, KOMPAS -- Para pekerja proyek Jembatan Penyeberangan Multiguna di Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (26/10/2018), mengeluhkan banyaknya pedagang yang berjualan di bagian bawah area konstruksi. Hal itu menghambat pekerjaan yang diharapkan rampung pada 30 Oktober 2018.
Pedagang berderet dari Jalan Jatibaru Raya hingga menuju persimpangan ke arah Jalan Kebon Jati dan Jalan KS Tubun, Jumat siang. Mereka umumnya berada di sekitar tangga menuju Stasiun Tanah Abang untuk mendapatkan posisi paling dekat dengan warga yang baru turun dari kereta.
Badan jalan dipenuhi pedagang sehingga menghalangi warga dan sejumlah kendaraan yang melintas. Berdasarkan pantauan Kompas, lalu lintas kawasan itu kerap macet saat angkutan kota dan ojek daring sedang menepi.
Rizal (22), salah satu pekerja proyek untuk bagian pengecatan, merasa teranggu oleh aktivitas pedagang di area konstruksi. Selain karena Jalan Jatibaru Raya itu ramai dilalui kendaraan, banyak pedagang mengokupasi sebagian badan jalan.
"Kondisi itu menganggu pekerjaan, terutama karena bagian yang perlu dicat saat ini adalah pagar di tengah jalan," kata Rizal yang menyelesaikan pekerjaannya dengan cat semprot.
Banyaknya pedagang yang menempati sebagian badan jalan juga membuat Edod (38) urung menyelesaikan pemasangan balok baja untuk sanggahan lantai jembatan. Edod mengatakan, pedagang itu ramai-ramai duduk di jalan seakan-akan kawasan pekerjaan konstruksi tidak berbahaya.
Hingga Jumat siang, Edod baru memasang sepasang balok penyangga yang letaknya tidak jauh dari sisi tangga Stasiun Tanah Abang. Sementara itu, masih ada beberapa pasang balok penyangga yang belum dipasang karena ada aktivitas pedagang.
Selain pedagang, ia juga menyoalkan mengapa Jalan Raya Jatibaru dibuka justru di saat pekerjaan belum rampung. Kehadiran para pedagang dan kendaraan sangat mengganggu kelancaran pekerjaan. Padahal, pemasangan balok baja tersebut bisa saja selesai dalam tiga hari penuh bila kawasan jalan raya ditutup.
Pemimpin Proyek JPM Jatibaru dari PD Pembangunan Sarana Jaya, Stefani Handamari, mengatakan, pembukaan Jalan Jatibaru Raya dilakukan pada 15 Oktober 2018. Hal itu direncanakan sebagai momen soft launch bagi sarana JPM yang akan tuntas pada 30 Oktober. Namun, beberapa hari setelah pembukaan, jalan tersebut justru dimanfaatkan sejumlah pedagang untuk berjualan.
Ovi (30), yang sebelumnya bekerja di toko kawasan Blok F Tanah Abang, memanfaatkan adanya kawasan itu untuk berdagang ciput (penutup kepala di dalam jilbab). Ia merasa berdagang di dekat Stasiun Tanah Abang lebih menguntungkan sejak 10 hari terakhir. Padahal, di dekat tempat ia berdagang, terdapat pengerjaan las pada ramp di lantai dua yang cukup membahayakan.
Begitu juga dengan Boim (38) yang berjualan buah, tidak menyadari bahwa wilayahnya berisiko jika terkena material proyek yang jatuh dari lantai atas jembatan. "Saya hanya numpang jualan di sini, kalau ditertibkan Satpol PP ya kami tahu diri saja," tuturnya.
Menanggapi hal itu, Stefani mengatakan telah berkoordinasi dengan petugas Satpol PP untuk mendatangi mereka, Kamis lalu (25/10/2018). "Mereka sudah diimbau, dan kami pun tidak bisa memaksa," jawab Stefani.
Pekerjaan akhirnya difokuskan pada malam hari, walaupun tidak semua pekerja proyek dapat bekerja lembur. Meskipun sulit, ia mengatakan hal itu akan dijadikan sebagai tantangan untuk memenuhi target penyelesaian.
"Kita harapkan pengerjaan ini selesai tepat waktu. Karena menurut perkiraan, kami hanya perlu membereskan pengerjaan ramp serta sejumlah detail arsitektur," kata Stefani.
Selain itu, ia juga berharap pedagang lebih waspada dengan keselamatan diri di wilayah konstruksi. "Jangan sampai nanti ada kecelakaan yang tidak kita inginkan, baru pedagang pada ramai," ujarnya.
Staf Gubernur untuk Percepatan Pembangunan, Her Pramtama, mengatakan, persoalan pedagang itu sulit diselesaikan karena menyangkut mata pencaharian seseorang. Solusi atas masalah itu dibangunnya jembatan penyeberangan multifungsi.
"Perihal transportasi dan ekonomi akan bertemu saat jembatan itu selesai. Jalan raya juga tidak akan terganggu, karena kegiatan berdagang difokuskan pada jembatan," kata Her.
Pengerjaan yang diharapkan tuntas pada 30 Oktober itu direncanakan akan berfungsi pada 1 November dan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta. Namun, Her mengatakan ada kemungkinan peresmian diundur karena menunggu kedatangan Gubernur DKI dari kunjungan kerja di Buenos Aires, Argentina. (ADITYA DIVERANTA)