Dugaan Penculikan Siswa SD, Semua Pihak Diminta Waspada
Oleh
neli triana
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Upaya penculikan terhadap dua siswa SD Negeri 04 Ulujami, Jakarta Selatan, terjadi dua kali dalam kurun waktu satu minggu. Pihak sekolah mengimbau orangtua mengantar dan menjemput anaknya di sekolah untuk mengantisipasi kejadian serupa.
”Setelah menerima laporan soal upaya penculikan, kami langsung mengedarkan surat imbauan kepada orangtua siswa untuk mengantar-jemput anaknya. Kita harus tetap waspada dan hati-hati,” kata Kepala SDN 04 Ulujami Saeful Bahri, Jumat (26/10/2018).
Upaya penculikan pertama kali terjadi pada Senin (22/10/2018). Saat itu, PA (8), siswa kelas III SDN 04 Ulujami, hendak pergi ke rumah temannya di Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Ia berjalan kaki sendirian setelah jam sekolah usai pukul 15.00.
Dalam perjalanan, ia dipanggil dan diajak menaiki mobil oleh seorang laki-laki dewasa. PA menolak, tetapi tangannya ditarik oleh laki-laki itu. Upaya penculikan gagal karena seorang perempuan penjual bubur sumsum melihat kejadian tersebut. Lokasi upaya penculikan berada di sebuah lapangan tak jauh dari sekolah. Terduga penculik juga sempat memberi permen kepada PA.
Menurut penggambaran PA, laki-laki itu memiliki perawakan gemuk dan pendek. Terduga penculik mengenakan kaus berwarna abu-abu dan berambut hitam. Ia mengaku takut saat upaya penculikan berlangsung.
”Saat jam pulang sekolah, ada banyak sekali orang. Belum lagi di sekitar sini ada sekolah lain. Kami tidak bisa tahu semua orang satu per satu. Itu jadi kendala kami,” ujar Saeful.
Setelah laporan upaya penculikan diterima pihak SDN 04 Ulujami, orangtua diimbau mengantar dan menjemput anaknya di sekolah melalui surat edaran. Surat ini dikeluarkan pada Selasa (23/10/2018). Surat ini memperoleh respons positif dari orangtua siswa. Walaupun begitu, upaya penculikan masih terjadi.
DN (11), siswa kelas V SDN 04 Ulujami, menjadi korban kedua. Kejadian berlangsung setelah surat edaran dikeluarkan.
Saat jam istirahat sekolah, DN berjalan kaki pulang ke rumahnya yang berada tidak jauh dari sekolah untuk mengambil buku gambar. Saat di perjalanan kembali ke sekolah, ia dihampiri laki-laki dewasa. Laki-laki itu, menurut DN, mengenakan kaus putih dan mengendarai sepeda motor Honda Beat berwarna putih.
”Awalnya aku dikasih kunci motor. Lalu, aku dikasih lihat handphone-nya. Terus, aku diajak main game sama orang itu. Aku enggak mau, jadi langsung lari ke sekolah,” ujar DN.
Kedua siswa tersebut kemudian menceritakan peristiwa itu kepada pihak sekolah dan keluarga. Kini, keduanya rutin diantar dan dijemput keluarga masing-masing di sekolah.
Khawatir
Upaya penculikan yang terjadi meresahkan orangtua siswa. Hal ini pun turut meresahkan orangtua siswa SDN 07 Ulujami yang berada satu gedung dengan SDN 04 Ulujami.
Evi (31), orangtua siswa kelas V SDN 07 Ulujami, mengatakan, dirinya rutin mengantar dan menjemput anaknya karena khawatir. Belum lagi, anaknya pernah dihampiri orang tak dikenal saat pulang sekolah seorang diri.
”Anak saya pernah diajak naik motor sama orang tidak dikenal saat pulang sekolah. Saya jadi enggak tenang. Sebagai ibu, saya khawatir,” ucap Evi.
Hal serupa dikatakan Santi (35), orangtua siswa kelas III SDN 07 Ulujami. Semula, anaknya selalu pergi dan pulang sekolah seorang diri dengan berjalan kaki. Kini, Santi selalu mengantar dan menjemput anaknya karena khawatir dengan bahaya penculikan. Terlebih, kejadian serupa pernah menimpa PA, siswa SDN 04 Ulujami, yang merupakan keponakannya.
Gigit, tendang, teriak, atau lari
Kekhawatiran akan bahaya penculikan juga dirasakan guru. Atun (53), guru SDN 04 Ulujami, mengajarkan kepada murid untuk menghindari penculikan. Hal ini juga rutin disampaikan kepala sekolah kepada siswa di sekolah.
”Saya ajarkan kepada anak-anak, kalau tangan mereka ditarik oleh orang tidak dikenal, gigit saja tangannya. Lalu, tendang kemaluannya kalau itu laki-laki. Saya juga minta anak-anak untuk teriak sekencang-kencangnya atau lari kalau ada kejadian seperti itu,” tutur Atun.
Menurut dia dan sejumlah orangtua siswa, tidak pernah ada kejadian seperti ini sebelumnya. Mereka mengatakan tidak tahu pemicu maraknya upaya penculikan di kawasan tersebut.
Saat ditemui terpisah, Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Indra Jafar mengatakan, penjagaan terhadap anak-anak harus melibatkan semua pihak, termasuk pihak sekolah, orangtua, dan masyarakat sekitar.
”Divisi Pembinaan Masyarakat akan terus menyebarkan imbauan kepada masyarakat secara masif untuk menjaga anak-anak. Tidak ada cara lain selain adanya keterlibatan khususnya dari orangtua,” kata Indra. (SEKAR GANDHAWANGI)