Festival Folklore Nusantara Sambut 90 Tahun Sumpah Pemuda
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menyambut Hari Sumpah Pemuda, Perhimpunan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Negeri menggelar Festival Folklore Nusantara 2018 pada Sabtu (27/10/2018) di auditorium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, di Jakarta Selatan.
Berbagai rangkaian kemeriahan acara berlangsung dari pagi hingga malam dalam festival ini. Salah satu puncaknya adalah final kompetisi paduan suara mahasiswa Festival Folklore Nusantara (FFN) 2018 yang diikuti 12 perguruan tinggi negeri dan swasta yang memperebutkan piala presiden.
Ke-12 kelompok paduan suara mahasiswa tersebut berhasil melalui proses seleksi yang dilakukan dewan juri profesional, antara lain Budi Susanto Yohanes, Aning Katamsi, Jessica Amadea Fedora, Galabby Thahira Pahlevi, dan Roni Sugiarto.
Sebelumnya, tercatat ada 56 kelompok paduan suara mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swasta yang mendaftar guna ikut berkompetisi pada FFN 2018.
Pada rangkaian acara malam hari akan berlangsung penyerahan award sekaligus ajang keakraban FFN 2018 antar-pengurus Himpuni, perwakilan paduan suara mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi, serta undangan.
”Acara ini ajaib. Suara-suara yang berbeda, intonasinya, berbagai macam suara digabungkan, dilatih, dan diaransemen dengan bagus,” ujar Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf saat membuka FFN 2018.
Koordinator Presidium II Himpuni Budi Karya Sumadi mengatakan, FFN 2018 bertujuan memperingati 90 tahun Sumpah Pemuda dan mengajak generasi muda masa kini mengekspresikan rasa cinta Tanah Air melalui panggung seni budaya.
”Diselenggarakannya FFN 2018 agar generasi muda milenial, khususnya mahasiswa, dapat lebih menghargai Tanah Air dengan tetap menjaga budaya yang dimiliki Indonesia melalui cara berkarya kreatif untuk bangsa,” ujarnya.
Banyak aktivitas positif yang dapat dilakukan untuk tetap mengenang makna Sumpah Pemuda dengan menyesuaikan situasi zaman yang kekinian, seperti pelaksanaan FFN 2018.
”FFN 2018 merupakan bentuk contoh memperingati makna Sumpah Pemuda oleh generasi muda dan mahasiswa dalam bentuk acara yang dibuat kekinian,” ucap Budi Karya.
Peduli bencana Sulawesi
Selain kemeriahan aksi kreatif dari kelompok paduan suara mahasiswa, penyelenggaraan FFN 2018 juga melakukan aksi donasi untuk membantu korban bencana alam gempa bumi dan tsunami yang menerjang masyarakat di Sulawesi Tengah, khususnya Palu dan Donggala.
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 menghantam Palu sekaligus menyebabkan tsunami setinggi 1,5 meter di Donggala pada 28 September lalu.
Budi Karya mengungkapkan, seluruh hasil penjualan tiket penyelenggara acara FFN 2018 akan didonasikan untuk korban bencana alam di Palu dan Donggala. (STEFANUS ATO)