SIDOARJO, KOMPAS - Tak hanya menjadi produsen pangan terbesar nasional, Provinsi Jatim juga merupakan pemasok daging sapi terbanyak. Populasi sapi di Jatim saat ini menguasai 60 persen dari total populasi di Indonesia. Usaha peternakan sapi perlu terus diperkuat untuk mewujudkan swasembada daging dan mampu menembus pasar ekspor.
Hal itu mengemuka dalam acara pembukaan Kontes Ternak dan Panen Pedet (anak sapi) Jatim 2018 yang berlangsung di kawasan Pasar Induk Agrobisnis Puspo Agro, Desa Jemundo, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (27/10/2018). Rencananya acara yang berlangsung hingga Minggu ini akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita mengatakan perkiraan kebutuhan daging sapi tahun ini sebanyak 664.000 ton. Namun produksi daging dalam negeri baru 67 persennya. Sebanyak 33 persen sisanya dipenuhi dari impor.
“Guna mengurangi ketergantungan impor dan mencapai swasembada daging nasional diperlukan loncatan peningkatan produksi daging dalam negeri,” ujar Ketut.
Loncatan peningkatan produksi daging sapi dalam negeri bisa dilakukan dengan memotivasi peternak meningkatkan produktivitas dan mengembangkan usaha peternakannya. Sebab berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penyediaan daging sapi dalam negeri sebanyak 98 persen berbasis peternakan rakyat. Peternakan ini dikelola oleh rumah tangga peternak.
Ketut mengatakan untuk meningkatkan populasi sapi, pemerintah memiliki program upaya khusus sapi indukan wajib bunting (upsus siwab). Upaya khusus dilakukan melalui inseminasi buatan (IB) yakni dengan menyuntikkan sperma beku pejantan unggul kepada betina indukan dengan harapan mendapatkan keturunan bermutu tinggi.
Upsus Siwap dikembangkan diseluruh daerah utamanya tujuh provinsi sentra produksi sapi nasional yakni Lampung, Jatim, Jateng, Jabar, Bali, NTB, dan NTB. Dari tujuh daerah itu, capaian upsus siwab yang melampui 100 persen dari target adalah Jatim dan Lampung.
Kepala Dinas Peternakan Jatim Wemmi Niamawati mengatakan pada 2018, pihaknya mendapat target IB sebanyak 1,29 juta akseptor atau 43 persen dari total target nasional. Hingga 18 Oktober lalu, realisasi IB mencapai 1,7 juta akseptor atau 125 persen. Dari 1,7 juta akseptor itu tingkat kebuntingannya 76 persen dan telah lahir 722.000 ekor.
“Tahun lalu, Jatim mendapatkan target IB sebanyak 1,36 juta akseptor atau 34 persen dari total target nasional. Realisasinya mencapai 1,69 juta ekor atau 124 persen dan diharapkan terjadi kelahiran minimal 1,05 juta ekor,” ujar Wemmi.
Wemmi mengatakan kontes ternak dan panen pedet yang diselenggarakan setiap tahun selain memotivasi peternak juga diharapkan meningkatkan daya saing melalui peningkatan nilai tambah pada produk yang dihasilkan. Selain itu momentum ini bertujuan meningkatkan investasi dibidang usaha peternakan.
Acara kontes ternak dan panen pedet ini diisi dengan beragam kegiatan, ada kontes ternak yang terbagi dalam delapan kategori kejuaraan antaralain calon indukan sapi Peranakan Ongole (PO), calon pejantan sapi PO, calon indukan sapi Madura, calon pejantan sapi Madura, dan bakalan sapi Kereman.
Kegiatan lainnya adalah panen pedet dimana dipamerkan 2.000 ekor pedet dari Kabupaten Blitar dan tujuh ekor pedet sapi Belgian Blue, jenis sapi potong unggul hasil pengembangan dari Balai Embrio Transfer (BET) Cipelang, Bogor. Selain itu ada empat ekor sapi Jaliteng, kependekan dari Jawa, Bali, dan Banteng.
Sapi Jaliteng merupakan hasil perkawinan sapi Bali dan Banteng Jawa yakni banteng dari Taman Nasional Baluran. Sapi Jaliteng merupakan upaya peningkatan mutu genetik sapi Bali sehingga menghasilkan daging lebih banyak.
“Acara lain yang ditampilkan adalah kontes sapi ekstrem, pameran produk peternakan, dan lelang ternak,” ucap Wemmi.
Sebanyak 300 ekor sapi ikut serta dalam kontes sapi ekstrem. Sapi-sapi ini memiliki berat diatas 1 ton namun usianya masih muda. Sedangkan pada acara lelang ternak diikuti sebanyak 200 ekor sapi berkualitas dan telah banyak memenangi kontes ternak. Seekor sapi berkualitas dengan berat lebih dari 1 ton bisa dijual dengan harga lebih dari Rp 100 juta.