SURABAYA, KOMPAS - Sejumlah simbol muncul dalam Rapat Kerja Nasional Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma\'ruf Amin. Simbol itu mulai dari pakaian yang dikenakan capres petahana, hingga pergantian jari tangan untuk kampanye.
Jokowi hadir dalam Rakernas TKN Koalisi Indonesia Kerja (KIK) untuk memberikan pengarahan kepada hampir 1.200 peserta. Jokowi yang mengenakan kaus berkerah warna coklat terlihat kontras di antara ribuan orang berpakaian putih. Adapun, kaus berkerah Jokowi hanya simpel tertulis "#01", yang merupakan nomor urut pasangannya.
Jokowi pun menjawab santai ketika ditanyai wartawan terkait warna bajunya yang beda daripada pakaian para peserta Rakernas TKN KIK.
"Ya, supaya netral kepada semuanya," ujar Jokowi usai menghadiri Rakernas TKN KIK Jokowi-Ma’ruf yang digelar di Hotel Empire Palace, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (28/10/2018).
Hadir pula dalam acara itu para petinggi parpol pengusung, di antaranya Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy, Ketua Umum Hanura Osman Sapta Odang, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natali, Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Diaz Hendroprioyono, dan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo. Seluruh parpol pengusung tersebut memiliki ciri khas warnanya masing-masing.
Selain itu, simbol lain yang muncul dalam Rakernas TKN KIK adalah penggunaan jari jempol untuk merepresentasikan angka satu, sesuai nomor urut pasangan tersebut. Jokowi dan Ma\'ruf memberikan acungan jempol ketika berfoto bersama 1.200 peserta Rakernas TKN KIK.
Diketahui, sebelumnya, baik seluruh relawan, kader dan anggota parpol pengusung, hingga Jokowi-Ma\'ruf sendiri, selalu mengangkat jari telunjuk untuk menunjukkan angka satu.
Sekretaris TKN Jokowi-Ma\'ruf, Hasto Kristiyanto, menjelaskan, jempol itu rule of thumb yang berarti bersifat cepat dalam mengambil keputusan. Jempol juga dapat dimaknai sebagai angka satu untuk Indonesia Maju.
"Ini salam penuh sentuhan persaudaraan, bagaikan elemen utama untuk memenangkan, di mana ada parpol dan ada relawan yang menyatu. Semua berjuang untuk kebaikan," tutur Hasto.
Selain itu, salam jempol itu sekaligus menggambarkan narasi kebaikan, politik santun, politik tanpa kebohongan yang digariskan oleh Jokowi. "Inilah yang terus kami sosialisasikan dan disertai dengan semangat turun ke masyarakat," kata Hasto.